Bola.com, Jakarta - Sepekan lalu Kota Malang terguncang dan berduka. Minggu pagi yang biasanya tenang dan damai, terkoyak oleh tragedi Kanjuruhan di Stadion Kanjuruhan, yang berujung 131 orang meninggal dunia.
Tragedi Kanjuruhan tersebut terjadi setelah pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022), yang rampung sekitar pukul 22.30 WIB. Setelah itu kerusuhan pecah di dalam dan luar stadion, yang membuat banyak suporter meninggal dunia.
Advertisement
"Sepanjang Minggu (2/10/2022) di jalanan Kabupaten dan Kota Malang berseliweran ambulans, seharian, terutama pagi hari. Di mana-mana ada ambulans, mengangkut korban-korban dari Stadion Kanjuruhan," tutur Cipto, sopir dari mobil yang dinaiki awak-awak Bola.com, Jumat (7/10/2022).
"Setelah itu, di kampung-kampung ada layatan, untuk memakamkan keluarga mereka yang menjadi korban peristiwa di Kanjuruhan. Rasanya masih tidak percaya kalau mengingat itu," sambung Pak Cipto, yang menyebut hari tersebut benar-benar muram dan bergelayut duka.
Kurun waktu sepekan tidak mudah memudarkan duka warga Malang. Suasana duka masih bergelayut pekat di Malang. Warga bukan hanya berduka, tetapi juga menuntut keadilan. Mereka mendesak tragedi Kanjuruhan harus diusut tuntas.
Warga Malang mengekspresikan rada duka dan tuntutannya salah satunya melalui spanduk-spanduk dan poster yang dipasang di sudut-sudut Kota Malang.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pesan Duka Cita dan Tuntutan Warga Malang
Ratusan atau mungkin lebih spanduk dan poster terpasang di jalan-jalan utama, hingga gang-gang menuju kompleks perkampungan, menyuarakan tuntutan mereka.
Poster dan spanduk banyak terpasang di Bundaran Panglima Sudirman, Jalan Kolonel Sugiyono, depan Kantor Walikota Malang, hingga di sepanjang jalan menuju Stadion Kanjuruhan.
"Air mata ibu mencari keadilan," begitu tulisan yang tercantum di salah satu spanduk.
"Duka Arema Duka Kita."
"Usut tuntas tragedi Kanjuruhan."
"Gas air mata Vs mata ibu."
"Sepak Bola Membuat trauma."
Advertisement
Melangitkan Doa
Lambang duka cita semakin banyak bertebaran ketika memasuki kawasan Stadion Kanjuruhan. Ratusan karangan bunga dari masyarakat umum, komunitas suporter, hingga instansi menyesaki kawasan stadion.
Ribuan orang juga silih berganti datang ke Stadion Kanjuruhan untuk melangitkan doa-doa di berbagai sudut Stadion Kanjuruhan. Warga yang datang meletakkan bunga sembari berdoa di pintu-pintu Stadion Kanjuruhan.
Tidak sedikit yang terlihat menitikkan air mata. Duka itu masih mencengkeram erat, dan entah kapan akan memudar.
Direktur LIB Jadi Tersangka
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita bereaksi setelah ditetapkan menjadi tersangka tragedi Kanjuruhan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kamis (6/10/2022).
Sedikitnya 131 orang tewas dan 300-an luka-luka akibat kerusuhan suporter Arema FC, Aremania dan tindakan represif aparat sesudah partai kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada 1 Oktober 2022.
BACA JUGA:Tragedi Kanjuruhan di Liga 1: Trauma Psikologis Pemain Arema FC Sulit Disembuhkan“Kami akan menghormati proses hukum yang berlaku dan akan mengikuti tahap-tahap proses yang akan dilalui berikutnya," ujar Akhmad Hadian Lukita dinukil dari laman Liga Indonesia Baru.
"Kami juga berharap peristiwa kemarin menjadi pelajaran berharga bagi semuanya,” ucap Akhmad Hadian Lukita.
Advertisement
Enam Tersangka
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menetapkan enam tersangka tragedi Kanjuruhan, satu di antanya Akhmad Hadian Lukita, pada Kamis (6/10/2022).
Selain Akhmad Hadian Lukita, lima tersangka lainnya ialah panitia pelaksana (panpel) pertandingan Arema FC, Abdul Haris hingga security officer Arema FC, Suko Sutrisno.
Selain itu, tiga tersangka lainnya berasal dari aparat keamanan yaitu Kabagops Polres Malang Wahyu S, anggota Brimob Polda Jatim inisial H, dan Kasat Samapta Polres Malang inisial BSA.