Bola.com, Jakarta - Kasus Tragedi Kanjuruhan terus bergulir. Kamis (13/10/2022), Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyampaikan hasil investigasi sementara terkait tragedi itu.
Dalam kesempatan itu, LPSK menyororoti pengamanan di pinggir lapangan yang mengakibatkan penonton pertama masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan. Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu menyebut petugas keamanan tidak berada pada posisi yang seharusnya pada kejadian yang berlangsung 1 Oktober 2022 itu.
Baca Juga
Bursa Transfer Paruh Musim BRI Liga 1 2024 / 2025 Bakal Panas: Siapa Lagi yang Merapat Selain Eks Bek Lazio?
Jay Idzes Berikan Jersey Venezia untuk 2 Pemain Timnas Indonesia: Bagus Mana Witan atau Marselino?
Shin Tae-yong Mulai Dipertanyakan, Ini 3 Pelatih Belanda yang Menganggur, Cocok Latih Timnas Indonesia?
Advertisement
Edwin awalnya menyinggung rencana pengamanan sesaat setelah wasi meniup peluit akhir pertandingam. Dia menyebut pasukan yang ada di ring 1 seharusnya mengelilingi lapangan menghadap penonton pada situasi tersebut.
"Rencana pengamanan sudah diatur cara bertindak, jadi kita lihat di angka 4 itu yang kami kutip dalam rencana pengamanan," katanya dalam sesi konferensi pers virtual yang dihadiri Bola.com.
"Penonton masuk lapangan setelah bubar itu ada cara bertindak, pasukan di ring 1 mengelilingi lapangan menghadap penonton," sambungnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tinggalkan Posisi
Edwin mengatakan, berdasarkan penelusuran yang dilakukan LPSK, yang terjadi di ring 1 dekat tribun timur Stadion Kanjuruhan justru berbeda. Pasukan pengamanan yang berisi steward dan aparat keamanan lainnya terlihat telah meninggalkan posisinya. Menurut Edwin pasukan tersebut justru terkonsentrasi di dekat tribune 7.
"Kita lihat setelah pluit panjang pasukan kemudian di ring 1 khususnya di bagian tribune timur tampak terlihat sudah meninggalkan posisi penjagaannya," jelasnya.
"Termasuk juga steward juga sudah tidak lagi menghadap penonton sepenuhnya, kemudian steward berkumpul, terkonsentrasi," sambung Edwin.
Menurut Edwin, kondisi itu justru membuka peluang kepada penonton untuk masuk ke lapangan dari arah tribun 8 dan 9. Dalam banyak video yang beredar di media sosial, memang ada penonton yang masuk ke lapangan setelah laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu.
"Itu yang kemudian sepertinya membuka ruang dan peluang buat penonton yang kemudian kita lihat masuk ke lapangan dari arah tribun 8 atau 9, kalau kita lihat di gambar ini, terlihat pada dinding biru dan 9 itu sudah tidak ada penjagaan lagi," jelasnya.
"Itu penjagaan dalam stadion ini disebutkan penjagaan ring 1, itu sudah tidak ada penjagaan lagi," imbuh Edwin.
Advertisement
Telusuri Terus!
Edwin berharap penyidik kepolisian menelusuri semua pihak keamanan yang harusnya berada pada posisinya masing-masing saat kejadian tersebut. Dia menekankan seharusnya steward tak boleh meninggalkan posisi sebelum penonton keluar sepenuhnya dari stadion.
Hal itu krusial menurut Edwin. Para petugas keamaanan yang tidak berada di posisinya ketika situasi akan mengarah pada situasi genting tentu dipertanyakan.
"Kebenarannya tentu penyidik yang akan mengetahui siapa saja yang berada di situ, kemudian mengapa mereka meninggalkan penjagaannya sebelum penonton sepenuhnya selesai keluar dari Stadion Kanjuruhan," kata dia.
Terima Puluhan Laporan
Sementara itu Wakil Ketua LPSK yang lain Maneger Nasution, menyebut pihaknya setelah Tragedi Kanjuruhan langsung menerjunkan tim ke Malang.Sejauh ini, sudah puluhan laporan yang diterima oleh LPSK terkait kejadian tersebut.
"Permohonan untuk dijadikan terlindung yang masuk ke LPSK sampai kamis 13 oktober 2022 ada total 20 permohonan," katanya.
Dari 20 laporan tersebut, Maneger menyebut terdapat 14 laki-laki. Sementara sisanya adalah laporan dari saksi korban perempuan.
"Dari 20 itu 14 di antaranya laki-laki, sisanya perempuan. Ada tiga pelajar, jadi masih anak-anak, selebihnya dalam usia dewasa. Dari 20 ini yang sudah di BAP sebagai saksi ada dua orang," jelasnya.
Advertisement