Bola.com, Malang - Arema FC tak hanya bertanggung jawab kepada Aremania yang jadi korban Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022 lalu. Tapi juga untuk suporter yang terkena imbas dari kejadian itu.
Salah satu buktinya kepada seorang Aremania asal Probolinggo, M. Rusdi. Remaja ini sejak Tragedi Kanjuruhan belum pulang ke rumah yang jaraknya kurang lebih tiga jam perjalanan darat.
Advertisement
Selama 12 hari dia berada di sekitar Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Remaja 17 tahun ini mengalami trauma karena tiga temannya dari Probolinggo jadi korban meninggal dunia dalam tragedi itu.
Rusdi juga tak berani pulang lantaran dihantui rasa takut dan bersalah kepada keluarga teman-temannya yang jadi korban Tragedi Kanjuruhan. Alasan lainnya, dia merupakan yatim piatu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sempat Viral
Asisten pelatih Arema FC, Kuncoro didampingi dua pemain yaitu Jayus Hariono dan Ahmad Alfarizi menemui Rusdi di sebuah warung yang berada di depan Stadion Kanjuruhan, Kamis (13/10/2022).
"Baru dua hari ini saya dengar tentang anak ini. Karena viral di Tiktok. Setelah ditemukan teman-teman (pedagang dan petugas Stadion Kanjuruhan) di sekitar stadion, dia sempat hilang lagi. Akhirnya sejak semalam diikuti dan kami bisa bertemu tadi," kata Kuncoro.
Advertisement
Berikan Santunan
Tiga perwakilan Arema FC ini memberikan santunan sekaligus dukungan moral untuk mengurangi traumanya.
"Intinya, saya pernah merasakan kehilangan anak. Merasakan juga tidak punya orang tua. Karena kondisi itu kami terpanggil untuk menemuinya,” lanjutnya.
Akan Dimasukkan ke Ponpes
Rusdi terlihat semringah dengan kehadiran dua pemain dan asisten pelatih Arema itu. Dia tak banyak bicara.
Karena dia kurang mengerti bahasa Jawa. Dia lebih paham dengan bahasa Madura dan bahasa Indonesia. Tapi senyumnya jadi tanda jika suasana hatinya lebih baik.
“Ada rencana memasukkannya ke pondok pesantren di Gondanglegi, Kabupaten Malang (Rejo Darul Mustofa). Pondok Pesantren itu sangat peduli dengan Aremania,” imbuhnya.
Advertisement
Pakai Baju Kapten Arema
Saat bertemu perwakilan tim Arema, Rusdi terlihat lebih rapi. Karena dia membersihkan badannya lebih dulu dan mengenakan pakaian pemberian Aremania dan pemain Arema. Baju yang dipakainya adalah jersey pemberian kapten Arema, Alfarizi.
“Kemarin saya tanya kepada teman-teman yang bertemu Aremania ini. Saya tanya kebutuhannya apa saja,” kata Alfarizi.
Beri Semangat
Selain pakaian, dia juga dapat sepatu, sandal hingga tas dari sang kapten. Alfarizi dan Jayus sempat berbincang sejenak dengan Rusdi. Mereka memberi semangat agar Rusdi bisa kembali menjalani kegiatan normal.
“Senang bisa bertemu pemain Arema. Terimakasih dikasih sepatu, baju, celana, tas, sandal,” ujar Rusdi.
Sebenarnya dia sempat berniat pulang ke Probolinggo setelah Tragedi Kanjuruhan. Dia sudah tiba di terminal Arjosari, Kota Malang. Namun rasa takut membuatnya kembali ke Stadion Kanjuruhan.
“Saya berangkat bersama dengan teman-teman melihat Arema. Tapi semua teman saya sudah tidak ada. Jadi tidak berani pulang ke Probolinggo. Selama di sini, tidurnya dibawah patung (monumen Singa),” terangnya.
Advertisement