Bola.com, Denpasar - Bali United serius mengembangkan bisnis mereka di tengah ketidakpastian kompetisi setelah Tragedi Kanjuruhan.
Pada 2021, PT Bali Bintang Sejahtera, Tbk (BOLA) sebagai entitas induk klub sepak bola Bali United mencatatkan pendapatan sebesar Rp198,6 miliar. Tahun ini, BOLA mencoba untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi.
Baca Juga
Klasemen BRI Liga 1 2024 / 2025 usai Laga Pekan ke-11: Dewa United Kalahkan Bali United! Persebaya dan Persib Posisi 1-2
Link Live Streaming BRI Liga 1: Dewa United Vs Bali United
Duel Pelatih Dewa Unitd vs Bali United di BRI Liga 1: Pertarungan Sepak Bola Pragmatis Ala Teco dengan Kedisiplinan Jan Olde Riekerink
Advertisement
Saat public expose yang berbarengan dengan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Juli lalu, disebutkan BOLA memiliki target pendapatan yang meningkat 86,30 persen dari tahun lalu atau sebsar Rp370 miliar. Tapi target tersebut ditetapkan sebelum Liga 1 2022/2023 bergulir.
Sekarang setelah bergulir hingga pekan kesebelas dan akhirnya dihentikan sementara akibat tragedi Kanjuruhan, apa langkah selanjutnya dari Bali United?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Situasi Saat Ini
Kala itu peningkatan target pendapatan lebih dari 80 persen karena musim ini suporter sudah diperbolehkan untuk hadir langsung ke stadion.
Berbeda dengan musim lalu di mana Liga 1 masih menerapkan sistem bubble berseri. Penghentian Liga 1 juga tidak sekadar dua atau tiga minggu, tetapi bisa hingga akhir November.
Waktu tersebut didapat setelah FIFA membentukan Tim Task Force Satgas Transformasi bersama PSSI untuk merespon kejadian di Kanjuruhan.
Di samping itu berbagai action plan sudah disusun untuk mencegah insiden tersebut terjadi kembali.
Advertisement
Bisnis Lain
Menurut CEO Bali United yang juga sebagai Direktur Utama PT Bali Bintang Sejahtera, Tbk Yabes tanuri, hingga sekarang pihaknya masih belum mengubah target pendapatan yang coba didapat oleh BOLA tahun ini.
"Ini namanya worst scenario. Tapi kami sebagai perusahaan akan melakukan diversifikasi untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi," bebernya.
Masalahnya sekarang sudah memasuki kuartal keempat dan hanya tersisa lebih dari dua bulan lagi sebelum memasuki 2023.
Â
Belum Revisi
Tapi Yabes tetap menegaskan bawa pihaknya belum memiliki revisi apapun terkait target pendapatan perusahaan dan klub.
"Kami berusaha untuk tidak melakukan revisi target. Sekarang kami perlu wait and see saja, sambil menunggu berbagai keputusan. Termasuk berapa lama kompetisi akan dihentikan sementara. Kami masih berusaha on track," ucapnya.
Dari laporan keuangan konsolidasi interim PT Bali Bintang Sejahtera, Tbk dan entitas anak untuk perode enam bulan yang berakhir per 30 Juni 2022 menunjukkan bahwa BOLA mencatatkan pendapatan sebesar Rp174,893 miliar dengan laba bersih sebesar Rp26,109 miliar.
Artinya pendapatan yang diperoleh Bali United dalam enam bulan hingga Juni, masih belum mendekati angka 50 persen dari total target pendapatan tahun ini.
Advertisement