Bola.com, Malang - Nama M. Rusdi sempat jadi perbincangan dalam Tragedi Kanjuruhan (1/10/2022). Selama 13 hari dia tak mau pulang dari Stadion Kanjuruhan.
Rumahnya ada di Probolinggo yang jaraknya 3 jam perjalanan darat. Dia mengaku kehilangan tiga temannya yang jadi korban meninggal dunia sehingga Rusdi enggan pulang karena merasa bersalah dengan keluarga temannya.
Advertisement
Rusdi mengaku sebagai yatim piatu sehingga tidak ada yang mencarinya. Tapi ternyata, dia membuat cerita palsu di balik Tragedi Kanjuruhan. Setelah kisahnya viral dan banyak Aremania yang menaruh simpati.
Namun, ada informasi jika Rusdi punya kelakuan buruk di daerahnya. Itu disampaikan Koordinator Aremania Korwil Probolinggo, Torik Nursatrio.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mencuri HP, Kotak Amal, Ayam, Burung
Torik Nursatrio mengungkap alasan mengapa Rusdi tak pulang.
“Dia tidak pulang karena sebelumnya mencuri handphone, kotak amal, ayam, burung. Di desanya, orang ini sikapnya kurang bagus. Jadi dia ke Malang untuk memanfaatkan momen saja. Namun kemarin dia sudah dibawa pulang ke Probolinggo,” katanya.
Tentu cerita Rusdi ini membuat Aremania kecewa. Apalagi, perwakilan tim Arema sempat menemuinya, yakni asisten pelatih Arema, Kuncoro dan dua pemain Ahmad Alfarizi dan Jayus Hariono.
Advertisement
Diberi Santunan
Selain memberi santunan, Rusdi mendapatkan jersey, celana, sepatu, sandal dan tas dari Alfarizi.
Kini perwakilan tim Arema tersebut mengetahui jika Rusdi mengarang sebuah cerita dari Tragedi Kanjuruhan.
“Saya kemarin malam dapat kabar itu dari teman-teman yang beberapa hari terakhir menemaninya. Ternyata seperti itu ceritanya,” kata Kuncoro dengan nada datar.
Bawa Ijazah TK
Rusdi pertama ditemukan oleh pedangan di sekitar Stadion Kanjuruhan. Awalnya dia sosok yang pendiam. Jadi, dia sempat dianggap seperti remaja yang sedang berkirim doa di Stadion Kanjuruhan. Tapi beberapa hari selanjutnya dia mulai bercerita jika dia menonton Arema bersama tiga temannya.
Setelah tiga temannya meninggal dunia, kini Rusdi sebatang kara di Malang. Di Probolinggo sendiri memang ada 3 Aremania yang jadi korban. Namun tidak ada yang berasal dari daerah Rusdi. Yang agak mencurigakan, didalam tas yang dibawa, Rusdi membawa ijazah TK. Hal yang tak biasa.
Tapi pedangan dan petugas kebersihan di Stadion Kanjuruhan tak menaruh curiga sebelumnya. Baru setelah ada informasi dari Aremania Probolinggo, mereka menyadari kejanggalan tersebut.
Advertisement