Bola.com, Malang - Arema FC berencana memulai aktivitas kembali pada pekan depan.
Informasi terbaru, Rabu (19/10/2022) Ahmad Alfarizi dkk. akan berlatih kembali dan didampingi psikolog. Arema masih punya trauma dengan tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang pada 1 Oktober lalu.
Baca Juga
Advertisement
Kini pekerjaan berat ada pada pelatih Arema FC, Javier Rocha. Dia harus membuat pemain bisa menghilangkan trauma dan bisa bermain normal seperti sebelumnya.
“Tujuan pertama saya, jangan sampai ada pemain yang mundur dari kompetisi tahun ini. Saya berharap semua bisa kuat dalam sesi latihan awal. Saya harus lakukan pendekatan, bicara untuk bisa meyakinkan mereka tetap berjalan sebagai pemain bola. Jadikan ini titik nol untuk melangkah ke depan,” kata Rocha.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mental
Tidak mudah memang posisi pemain Arema FC saat ini. Mereka dihantui rasa bersalah dan melihat langsung Aremania yang kehilangan nyawa saat tragedi itu.
Bahkan saat berkunjung ke rumah duka, ada beberapa pemain yang tidak sanggup lagi mengikuti agenda tersebut. Itu bisa saja ada pemain yang memilih mundur dari Arema.
“Ada pemain yang tidak kuat, kami tidak paksa karena nanti kondisi hati atau mentalnya semakin hancur,” sambung mantan pelatih Persik Kediri tersebut.
Advertisement
Situasi di Mes
Kondisi mes Arema di Griya Shanta Eksekutif jadi saksi kondisi pemain. Mes itu terlihat lebih sepi dari biasanya.
Canda tawa yang biasanya menghiasi mes tersebut sudah hilang. Banyak pemain melamun dan memilih untuk menyendiri. Beberapa hari terakhir situasinya lebih sepi. Makin banyak yang meminta waktu untuk pulang kampung demi refresh sejenak bersama keluarga.
Hilang Keceriaan
Dari pengamatan manajemen, semua pemain Arema kehilangan keceriaan. Baik lokal maupun asing. Karena itu manajemen memagari pemain agar tidak melayani interview dengan awak media terkait kronologis Tragedi Kanjuruhan. Karena itu bisa membuat trauma pemain lebih sulit hilang.
“Semua pemain merasakan duka yang mendalam. Termasuk pemain asing. Mereka tak pernah membayangkan dalam situasi seperti ini,” kata Media Officer Arema, Sudarmaji.
Advertisement
Fokus Tangani Korban Luka
Manajemen pun belum bisa berpikir tentang Arema kedepan seperti apa. Sampai saat ini mereka masih fokus penanganan korban. Tapi saat tim memutuskan berlatih kembali, manajemen juga siap memberi dukungan.
“Saat ini kami masih fokus dengan korban. Ada pendampingan psikolog bagi korban untuk trauma healing. Selain itu, sudah ada 4 rumah sakit yang bisa jadi rujukan untuk menangani korban yang mengalami masalah dengan mata,” sambungnya.
Lumayan banyak korban yang matanya masih merah karena efek gas air mata. Padahal tragedi itu sudah berjalan 13 hari.