Bola.com, Madura - Presiden klub Madura United, Achsanul Qosasi, meminta publik sepakbola tanah air menghormati pilihan pengurus PSSI yang enggan mundur seusai Tragedi Kanjuruhan. Ia juga tidak setuju digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) yang jadi rekomendasi dari pemerintah.
Insiden yang terjadi selepas laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya pada 1 Oktober lalu, seolah menjadi tempat pembantai masal. Sebanyak 134 nyawa harus melayang dalam peristiwa paling memilukan sepanjang sejarah sepak bola Indonesia.
Advertisement
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk langsung oleh Presiden telah mengeluarkan rekomendasi. Salah satunya, meminta seluruh kepengurusan PSSI untuk mundur sebagai tanggung jawab moral.
Tetapi rekomendasi tersebut diabaikan begitu saja oleh pejabat teras PSSI. Mereka berdalih bahwa mundur adalah sebuah pengkhianatan terhadap reformasi sepak bola tanah air.
"Saya tidak marah sama PSSI. Sama sekali artinya tidak punya kepentingan personal pada kepengurusan PSSI dibawah nahkoda Iwan Bule (sapaan akrab Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan)," ujarnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kecewa Dengan FIFA
Satu hal yang disesalkan pria asal Sumenep tersebut adalah Fun Football yang dilakukan PSSI bersama FIFA. Federasi sepak bola tertinggi tanah air ini mengklaim agenda tersebut merupakan ajakan Gianni Infantino selaku Presiden FIFA.
"Saya bereaksi terhadap FIFA ketika Presiden Gianni Infantino dan rombongan 'mengajak' PSSI bermain fun football, seperti yg dijelaskan Sekjen PSSI, Yunus Nusi," jelasnya
"Ini soal rasa, rasa empati, ketika duka masih menyungkup Malang dan sepak bola Indonesia," tegas pria yang akrab disapa AQ tersebut.
Advertisement
Saran Untuk FIFA
Pria yang menjabat sebagai wakil ketua BPK Republik Indonesia itu memberikan saran konkret kepada FIFA. Menurutnya, induk federasi sepak bola tertinggi di dunia itu bisa lebih bijak menanggapi situasi yang terjadi.
"Justru simpati lebih mengalir bila FIFA bikin seminar, atau Forum Group Discussion (FGD) dengan para praktisi, Asprov (Asosiasi Provinsi), Wasit, Suporter dan sebagainya," ujarnya.
"Artinya ada banyak opsi kegiatan yang bisa dilakukan sebagai agenda kunjungan FIFA yang lebih bisa menunjukan keramahtamahan dan kesiapan sepak bola kita tanpa harus mencederai empati," ketus AQ.
"Keberhasilan mendatangkan Presiden FIFA itu adalah luar biasa. Tinggal PSSI harus memanfaatkan agenda yang pas."
Tak Setuju KLB
Pria yang menjabat sebagai Bendahara PSSI di era Nurdin Halid ini juga mengaku tak setuju dengan desakan publik untuk menggelar Kongres Luar Biasa. Menurutnya, hal tersebut hanya memperkeruh suasana.
"Saya sebagai penggemar sepak bola tidak setuju KLB, karena akan merancang permusuhan dan ini tidak baik bagi sesama penggemar sepak bola," tegasnya.
"Artinya rekomendasi TGIPF sudah benar, jika kepengurusan merasa bertanggungjawab secara moral maka alurnya kepengurusan mundur untuk kemudian ada tim transisi yang bersama-sama dengan voter menyelenggarakan KLB untuk transformasi organisasi," jelasnya.
Advertisement
Sepak Bola Harus Tetap Berjalan
AQ meminta agar pecinta sepak bola tanah air untuk tetap tenang dan tak terprovokasi dengan aksi suporter yang menuntut pengurus PSSI untuk mundur.
"Jika himbauan mundur tak bisa dilakukan (karena dianggap tak bertanggung jawab), ya sudah, lanjut saja," ungkapnya.
"Sikap Pengurus PSSI itu harus kita hormati, karena itu adalah pilihan. Maju terus sepak bola kita," tandasnya.
Posisi Madura United di Liga 1 2022/2023
Advertisement