Bola.com, Malang - Tragedi Kanjuruhan hampir berlalu tiga pekan. Pada Jumat (21/10/2022) kabar duka kembali terdengar.
Ada satu korban yang menghembuskan nafas terakhir di RSSA Kota Malang pukul 06.45. Remaja 17 tahun, Ravano Dwi Afriansyah, warga Sumberpucung, Kabupaten Malang.
Advertisement
Di RSSA, dia ditangani selama 18 hari. Sebelumnya dia dirawat di RS Hasta Husada, Kepanjen, Kabupaten Malang. Sejak pertama masuk kondisinya sudah tidak stabil sehingga dia dirawat di ruang ICU dan tak pernah lepas dari ventilator.
“Dia mengalami luka di bagian kepala dan tulang dada,” kata Kepala Bidang Pelayanan Medis RSSA, dr Wayan Agung.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Efek Gas Air Mata
Kini total ada 134 orang yang jadi korban Tragedi Kanjuruhan (1/10/2022). Seperti diketahui, tragedi itu bermula dari kekalahan Arema dari rivalnya Persebaya Surabaya 2-3 dan membuat Aremania turun ke lapangan.
Namun pihak keamanan merespons dengan penembakan gas air mata ke dalam tribune penonton. Banyak yang panik dalam kondisi terkena efek gas air mata. Tidak sedikit korban mengalami luka dalam karena terinjak saat berebut ke pintu keluar.
Advertisement
Masih Tangani 4 Korban
Perlu diketahui, saat ini masih ada 4 korban Tragedi Kanjuruhan yang ditangani RSSA. Dua di antaranya menjalani perawatan di ruang reguler. Sedangkan satu korban ada di unit perawatan intensif dan satu lagi di fasilitas hight care unit (HCU). Jadi, masih ada satu korban yang sampai saat ini kondisinya tidak stabil.
Beberapa waktu lalu, ada dua korban yang meninggal di RSSA setelah menjalani perawatan cukup lama, yakni Helen Pricella dan Andi Setiawan. Keduanya sempat dirawat dalam hitungan minggu. Tapi kondisinya tak stabil karena multi trauma yang dialami.