Bola.com, Malang - Tak hanya memberikan santunan tunai untuk keluarga korban Tragedi Kanjuruhan, manajemen Arema FC juga memberikan bantuan pendidikan hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk anak dari korban jiwa yang meninggal dunia.
Bantuan ini diberikan klub berjulukan Singo Edan melalui Crisis Center Arema.
Baca Juga
Advertisement
"Data yang kami terima, dari 135 korban meninggal, ada kurang lebih 11 korban yang meninggalkan anak yang masih usia sekolah. Ini yang harus menjadi perhatian khusus," ujar Koordinator Crisis Center Arema, Ruben Fahru Ulum.
"Ini menjadi latar belakang bahwa Crisis Center Arema merasa perlu memberikan bantuan pendidikan," lanjutnya.
Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sudah Mulai Disalurkan
Distribusi bantuan pendidikan sudah disalurkan sejak Selasa (25/10/2022), mulai dari mendatangi kediaman almarhum Iwan Junaedi atau yang karib disapa Sam Nawi di Singosari, Kabupaten Malang. Sam Nawi meninggalkan tiga orang anak yang masih berada di usia sekolah.
Selain langsung berkomunikasi dengan pihak keluarga, Crisis Center Arema juga melakukan komunikasi dengan pihak seolah. Tentunya untuk koordinasi mengenai biaya pendidikan yang dibutuhkan oleh anak-anak almarhum.
Hal ini juga berlaku untuk korban meninggal yang lainnya. Jadi tinggal menunggu waktu untuk penyaluran biaya pendidikan kepada 10 korban lainnya.
Â
Advertisement
Menerima Masukan dari Aremania
Sebenarnya tim Crisis Center Arema menerima masukan dari berbagai pihak, termasuk Aremania. Mereka menyerap keinginan para suporter dan pihak lain yang memberikan masukan.
Sesuai dengan arahan Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, manajemen Singo Edan ingin mengerahkan semua lini untuk bisa membantu.
Â
Memberikan Pendampingan Psikologis
Selain memberikan bantuan secara materi, Crisis Center Arema yang bermarkas di kantor manajemen Singo Edan yang bekerja sama dengan tim psikolog untuk memberikan trauma healing.
Tentunya ini diberikan kepada suporter yang mengalami trauma akibat Tragedi Kanjuruhan. Jadi ada psikolog yang memberikan pendampingan kepada korban.
Selain itu, ada juga bantuan hukum yang diberikan. Tujuannya melindungi para Aremania dari intimidasi pihak manapun saat ingin mengusut kasus Tragedi Kanjuruhan.
Advertisement