Bola.com, Jakarta - Persib Bandung belum pernah sekalipun berhasil meraih gelar juara di bawah asuhan pelatih asing. Meski begitu, Persib tak pernah kapok memakai jasa arsitek dari luar Indonesia, terutama pelatih Eropa.
Luis Milla merupakan pelatih asing ke-12 yang dipercaya duduk di kursi pelatih Tim Maung Bandung. Pria asal Spanyol itu diharapkan mampu membawa Persib Bandung menorehkan prestasi.
Baca Juga
Cerita Bayu Eka Sari: Berawal dari Nonton Timnas Indonesia dan Kecopetan di Pakansari, hingga Jadi Asisten Luis Milla
Eks Asisten Luis Milla Kritik Pihak yang Ingin Shin Tae-yong Out: Tahunya Cuma Hasil, Padahal Timnas Indonesia Makin Maju
Luis Milla Komentari Real Madrid tanpa Kross, Cedera Carvajal, dan Performa Mbappe
Advertisement
Pasalnya, ke-11 pelatih asing sebelumnya yang menangani Persib gagal merengkuh titel juara. Dari beberapa pelatih asing itu, Bola.com coba menyajikan tiga jejak pelatih Persib asal Eropa.
Termasuk salah satunya Luis Milla yang perlahan mampu mendongkrak performa Persib Bandung.
Â
Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Arcan Iurie (Moldova)
Arcan Iurie merupakan pelatih asing Persib Bandung pada Liga Indonesia musim 2006. Saat itu manajemen sangat kepincut sosok Arcan Iurie yang cukup sukses saat awal kariernya bersama Persija Jakarta.
Namun, kepiawaian Arcan Iurie dalam meracik tim Persija tidak semulus saat menangani Tim Maung Bandung. Pelatih kelahiran 15 November 1964 itu gagal membawa Persib juara.
Kegagalan itu membuat Iurie sempat mengundurkan diri dari Persib Bandung. Namun, keinginan Iurie mundur ditolak manajemen yang saat itu manajernya dijabati oleh Yossie Irianto.
Arcan Iurie pun tetap menjadi pelatih Persib pada pada Liga Indonesia 2007. Tahun ini, Iurie nyaris membawa Persib juara setelah menjadi juara paruh musim.
Sayangnya pada paruh kedua, Persib di bawah polesan Iurie justru melorot. Hal itu disebabkan karena ada perubahan kekuatan, di mana bek asal Kamerun, Nyeck Nyobe justru malah dipinjamkan dan sebagai gantinya, Iurie mendatangkan Leo Chitescu asal Romania.
Kedatangan Chitescu ternyata tidak membuat Persib semakin kuat, sebaliknya Persib gagal juara setelah juara paruh musim.
Advertisement
2. Robert Rene Alberts (Belanda)
Pada 2019, Persib Bandung pernah ditangani pelatih asal Belanda, Robert Rene Alberts. Perekrutan Robert untuk menggantikan pelatih asal Montenegro, Miljan Radovic.
Terlebih, prestasi Robert Albert sebelumnya bersama Arema Indonesia dan PSM Makassar cukup menjanjikan untuk membawa Persib juara. Robert membawa Arema juara pada musim 2009/2010.
Kemudian pelatih berusia 67 tahun itu juga pernah membawa PSM Makassar pada posisi empat besar. Tak heran, manajemen Persib pun kepincut untuk mendatangkan sang meneer hingga disodori kontrak panjang yakni empat tahun.
Pada tahun pertama (2019) dengan kekuatan yang ada, Robert Albert mampu membawa Persib finis di posisi lima besar. Pada Liga 1 2020, Maung Bandung makin solid, di mana dalam tiga pertandingan mampu memimpin klasemen sementara Liga 1 2020/2021.
Akan tetapi, badai COVID-19 melanda Tanah Air sehingga peluang Persib untuk juara gagal terwujud.
Namun, saat mengawali Liga 1 2022/2023, langkah Maung Bandung tidak berjalan mulus. Dalam tiga laga, Persib tidak pernah menang. Hasil itu membuat desakan Robert Alberts untuk meletakan jabatannya sebagai pelatih semakin kencang.
Tagar Rene Out semakin ramai disuarakan di media sosial hingga ribuan Bobotoh melakukan aksi demo ke Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung untuk mendepak Robert Alberts.
Di tengah persiapan melakoni laga lanjutan Liga 1 2022/2023, Robert Alberts pun resmi diberhentikan manajemen dan mendatangkan Luis Milla.
3. Luis Milla (Spanyol)
Luis Milla memang belum pernah berpengalaman menangani klub di Indonesia. Pelatih asal Spanyol itu pernah di Indonesia sebagai pelatih timnas pada 2017-2018.
Namun, di negara sendirinya, Spanyol, Milla cukup kenyang dalam meracik sebuah klub dan timnas Spanyol seperti U-19, U-20, U-21, dan U-23. Selain itu ia juga pernah menangani tim Al Jazira (2013), Lugo (2015-2016), dan Zaragoza (2016).
Kemudian pada 2017-2018, Milla dipercaya menangani Timnas Indonesia untuk menggantikan Alfred Riedl. Namun, Milla gagal membawa prestasi untuk Tim Garuda.
Setelah lepas dari Timnas Indonesia, Milla pun lebih banyak berkecimpung sebagai pengamat dan komentator di Spanyol tanpa menangani sebuah klub.
Tahun 2022, Luis Milla pun dipercaya sebagai arsitek Maung Bandung dengan durasi kontrak selama dua tahun dengan opsi perpanjangan satu tahun.
Kedatangan Luis Milla untuk menggantikan Robert Alberts yang diberhentikan manajemen setelah mendapat desakan hebat dari para Bobotoh untuk mundur.
Datangnya Milla cukup membawa perubahan bagi Tim Maung Bandung, di mana dalam tiga kali mendampingi, Milla mampu memetik poin sempurna secara beruntun.
Mampukah Milla menjadi pelatih asing yang membawa Persib juara sekaligus menorehkan sejarah? Layak untuk dinantikan.
Jika mampu tentu saja, Milla akan menjadi sosok pelatih asing pertama yang membawa Maung Bandung juara di kompetisi kasta tertinggi Indonesia.
Advertisement