Bola.com, Bali - Bali United telah tujuh musim mengarungi kompetisi sepak bola level profesional.
Berdiri sejak tahun 2015 lalu, skuad Serdadu Tridatu malang melintang menghiasi pertandingan di kancah nasional maupun internasional.
Baca Juga
Advertisement
Hasilnya pada era Liga 1, Bali United sudah merasakan gelar juara sebanyak dua kali yaitu musim 2019 dan 2021.
Namun tahukah Anda, tim kebanggaan Pulau Bali ini juga pernah merasakan kekalahan sangat telak pada era Liga 1.
Yuk scroll ke bawah untuk mengenang pada pertandingan apa mereka harus kalah dengan skor besar.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kalah 0-6 dari Borneo FC
Sebagai sebuah tim, Bali United juga pernah merasakan kekalahan telak. Pertandingan Liga 1 2019 menghadapi Borneo FC pada 18 Oktober 2019 lalu menjadi salah satunya.
Pertandingan tandang ke Stadion Segiri, Samarinda pada saat itu menjadi mimpi buruk bagi Ilija Spasojevic dan kolega. Pasalnya, Bali United harus mengakui keunggulan telak sang tuan rumah dengan skor akhir 0-6.
Setengah lusin gol Borneo FC ke gawang Bali United yang dikawal Wawan Hendrawan diciptakan oleh Lerby Eliandry (34’), Renan da Silva (55’, 75’), Terens Puhiri (60’, 89’), dan Rifal Lastori (85’).
Advertisement
Menerima Hasil Baik Maupun Buruk
Apapun hasil akhir yang didapatkan di atas lapangan baik menang, imbang, maupun kalah sejatinya adalah hal yang biasa.
Namun, yang membedakannya adalah bagaimana menyikapinya dan berusaha untuk terus menjadi yang terbaik setiap pekannya.
Sikap kedewasaan dalam menerima apapun hasil akhir pertandingan itulah yang selalu menjadi poin penting yang selalu coba ditanamkan oleh Coach Teco, baik untuk timnya maupun suporter secara umum.
Komentar Coach Teco
"Seluruh suporter di Indonesia harus tahu situasi di sepak bola harus menerima jika kalah maupun menang. Hanya ada tiga hasil menang, kalah, dan seri," kata Coach Teco mengutip situs Baliutd.com.
"Namun, terkadang di Indonesia terlalu fanatik sehingga tidak menerima ketika tim kalah."
"Dari kekalahan tersebut tim bisa mengambil evaluasi untuk belajar dari kegagalan agar sukses di pertandingan berikutnya,” lanjutnya.
Tentunya diharapkan sikap kedewasaan menerima hasil buruk ini bisa dimiliki oleh semua kelompok suporter tim di Indonesia.
Advertisement