Bola.com, Jakarta - Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, menjadi sosok yang paling disorot akibat tragedi Kanjuruhan. Bahkan, pria yang akrab disapa Iwan Bule itu menjadi viral gara-gara ucapan 'hadirin yang berbahagia' saat berpidato di Stadion Kanjuruhan.
Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022, pasca-pertandingan Liga 1 antara Arema FC versus Persebaya Surabaya. Tragedi di Stadion Kanjuruhan tersebut merenggut 135 nyawa dan ratusan lainnya terluka.
Advertisement
Sehari setelah tragedi, Mochamad Iriawan datang ke Stadion Kanjuruhan. Saat itu, bersama Menpora Zainudin Amali, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, dan beberapa pejabat lain.
Iwan Bule bergantian memberikan pidato dan keterangan soal tragedi Kanjuruhan. Pada pembukaan pidatonya, Iriawan mengucapkan kata 'hadirin sekalian yang berbahagia'.
Nah, kata tersebut dinilai tidak tepat karena muncul di tengah rasa duka yang kuat pasca-musibah di Stadion Kanjuruhan tersebut.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tekanan Psikologis
Menurut Iwan Bule, sapaan karib Iriawan, tidak ada kesengajaan darinya dari ucapan 'hadirin berbahagia' itu. Dia menyadari bahwa situasinya sedang berduka, namun sulit mengontrol diri saat berpidato.
"Situasi yang membuat saya nervous. Melihat keadaan begitu luar biasa mengagetkan saya," kata Iwan Bule di podcast Deddy Corbuzier.
Menurut Mochamad Iriawan, dirinya langsung datang ke Malang begitu tahu terjadi masalah di Kanjuruhan. Bahkan, dia mengklaim belum tidur. Kondisi itulah yang membuat ada banyak beban di kepalanya.
"Tekanan di kepala saya, psikologis yang luar biasa. Saya tidak sengaja juga. Tidak mungkin saja sengaja juga," sambung Iwan Bule.
Â
Advertisement
Akui Salah Ucap
Iwan Bule tahu pidatonya membuat geger publik sepak bola Indonesia. Akan tetapi, ada dua hal yang membuatnya ketika itu memilih diam. Pertama, saat itu dirinya salah ucap. Kedua, hanya fokus pada korban.
"Saya lebih mementingkan korban. Ke rumah korban. Waktu itu saya pikir ya sudah, setiap orang pasti bisa salah kata. Tidak mungkin saya sengaja," kata Iwan Bule.
"Menurut saya suatu kewajaran orang dalam situasi kalut seperti itu mungkin keseleo lidah," katanya.
Â
Tak Ada Tekanan
Mochamad Iriawan juga membantah adanya tekanan dari internal terkait rencana menggulirkan Kongres Luar Biasa (KLB) pada 18 Maret 2023. Menurut Iriawan, pengguliran KLB PSSI dilakukan untuk kepentingan yang lebih besar yakni kompetisi.
Sesuai statuta PSSI, pengajuan rencana KLB harus disetujui 2/3 voters. Namun, saat ini diketahui hanya dua voters yang mendukung dilakukannya KLB, yakni Persebaya Surabaya dan Persis Solo.
Meski demikian, Mochamad Iriawan menyebut, pengajuan KLB sudah bisa dilakukan karena didukung minimal 50 persen dari Komite Eksekutif (Exco). Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu menyebut, harus melakukan KLB untuk menghindari perpecahan di antara para votters.
"Saya rasa tekanan tidak ada. Akan tetapi, kami menangkap kepentingan yang lebih besar yaitu kompetisi supaya bisa bergulir," jelas Iriawan saat melakukan kunjungan ke SCTV Tower, Jakarta, Selasa (1/11/2022).
Sumber: Podcast Deddy Corbuzier
Disadur dari: Bola.net (Asad Arifin/Published: 02/11/2022)
Advertisement