Bola.com, Malang - Proses autopsi dua korban Tragedi Kanjuruhan di Pemakaman Umum Desa Sukolilo, Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11/2022) berjalan mengharukan.
Prosesi autopsi dengan cara ekshumasi (identifikasi ditempat) berjalan sesuai rencana. Dimulai pukul 08.00 dengan penggalian makam lebih dulu. Yakni makam Natasya Debi Ramadhani (16) dan Nayla Debi Anggraeni (13).
Advertisement
Di area makam sudah dipasang police line sejak sehari sebelumnya. Area makam yang digali juga ditutup kain berwarna biru. Hanya yang bertugas dan keluarga korban yang jadi saksi ada di dalam.
Namun hampir satu jam berjalan, ayah korban, Devi Athok tak kuasa menahan sedih. Dia keluar dari tenda dan menangis sekitar pukul 09.15. Devi sempat ditenangkan lebih dulu oleh kerabat dan rekan Aremania di sebuah tenda terbuka yang ada di depan pemakaman umum.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Kuasa Menahan Kesedihan
Namun dia tak kuasa menahan kesedihan dan kondisinya semakin lemas.
"Ayo kuat, ini demi proses mencari keadilan," ucap salah satu Aremania yang ada di belakang Devi.
Karena kondisi ayah korban yang belum kuat hatinya, petugas medis, Kepolisian, hingga Aremania membawanya ke ambulans Poliklinik Polres Malang yang jaraknya sekitar 15 meter dari tenda. Dia ditenangkan lebih dulu di ambulans tersebut.
Sementara proses autopsi terus berlanjut. Tim dokter, Kepolisian, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dan elemen lain yang terlibat sebagai saksi tetap ada di lokasi menjalankan tugasnya masing-masing.
Advertisement
Dikawal
Sekitar pukul 10.00 WIB, Devi sudah lebih tenang dan keluar dari ambulan menuju tenda terbuka didepan makam. Dia bertemu denga para tokoh Aremania dan pihak-pihak lain yang mengawal proses autopsi.
"Tadi lihat batu nisannya saja sudah teringat kembali," kata Devi kepada rekan di sampingnya.
Informasi yang diterima bola.com, proses autopsi dengan cara ekshumasi memakan waktu yang cukup lama. Bisa seharian atau 12 jam.
Ada kemungkinan tim dokter yang melakukan identifikasi membawa sampel untuk pemeriksaan lebih lanjut. Estimasinya, hasil analisis baru keluar sampai 2 minggu ke depan.
Banyak Pesan dari Aremania
Saat proses autopsi berjalan, kondisi sekitar makam terlihat banyak Aremania yang mengawal. Sebelumnya, memang ada undangan terbuka yang dibagikan di grup Aremania.
Saat datang ke pemakaman Desa Sukolilo, Wajak, Kabupaten Malang, mereka datang dengan membawa berbagai pesan tulisan di spanduk.Didepan maka sudah diikat spanduk hitam bertuliskan 'usut tuntas'.
Di sampingnya ada tulisan 'kenapa kamu tembakkan kepada kami'. Maksudnya, tak lain karena gas air mata yang ditembakkan Kepolisian kepada Aremania di tribune yang mengakibatkan 135 korban jiwa.
Di depan makam, ada juga Aremania yang membentangkan tulisan dengan hastag #utamakankejujuran. Di bawahnya mereka menuliskan pesan 'transparansi hasil autopsi'. Aremania berharap hasilnya nanti tidak ada sesuatu yang janggal.
Advertisement