Bola.com, Jakarta - Tanda-tanda kebangkitan sepak bola Indonesia sejatinya bisa dilihat dalam beberapa tahun terakhir. Penggawa Timnas Indonesia saat ini, mayoritas merupakan jebolan tim kelompok umur Indonesia U-20.
Sukses Garuda Nusantara menembus putaran final Piala Asia U-20 merupakan awal mula prestasi tersebut. Mereka berhasil menembus tiga dari empat pentas tertinggi sepak bola Asia tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Timnas Indonesia U-20 mulai rutinitas menembus Asia pada 2014 lalu. Evan Dimas dkk berhasil melewati hadangan Korea Selatan di babak kualifikasi untuk melangkah ke putaran final. Walau sayangnya, mereka akhirnya berhasil sebagai juru kunci.
Sementara itu, edisi 2016 merupakan satu-satunya pengecualian. Ketidakhadiran mereka di Bahrain kala itu, lebih karena pembekuan FIFA yang membuat Indonesia ditangguhkan dari semua semua laga internasional.
Setelah kemalangan tersebut, Indonesia kembali melangkah ke Asia di edisi 2018. Walaupun mereka berada di peringkat ketiga grup selama babak kualifikasi, Egy Maulana Vikri dkk tetap lolos lantaran status tuan rumah.
Bermain di depan pendukungnya sendiri, skuad arahan Indra Sjafri tersebut bermain luar biasa terutama saat takluk 6-5 dari Qatar di babak grup. Namun, langkah hebat mereka terhenti di perempat-final setelah ditaklukkan Jepang.
Dari dua edisi yang dilalui skuad Timnas Indonesia, ada beberapa nama yang terbilang tampil cemerlang baik selama kualifikasi maupun saat putaran final. Bahkan bila dikumpulkan bakal membentuk starter yang cukup kuat.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kiper Tangguh
Ravi Murdianto terbilang tampil luar biasa saat mendapatkan panggilan negara. Setelah mempersembahkan Piala AFF U-19 pada 2013 silam, ia juga ikut mengantar Indonesia U-20 menembus putaran final Piala Asia U-20 2014.
Walaupun ada Awan Setho, gawang Indonesia U-20 tetap dipercayakan kepadanya. Pemain asal Grobogan tersebut menjawab tantangan tersebut dengan penampilan yang terbilang cemerlang.
Tetapi sayangnya, kariernya saat ini seperti timbul tenggelam. Setelah memperkuat tim-tim Liga 1 macam Mitra Kukar, Madura United dan Persikabo 1973, kini ia terdampar di kasta kedua bersama Persikab Kabupaten Bandung.
Advertisement
Pertahanan Kukuh
Asnawi Mangkualam Bahar sudah jelas mengunci satu tempat di pos pertahanan. Ia menjadi sumber kekuatan Indonesia U-20 pada edisi 2018 yang tampil luar biasa di depan pendukungnya sendiri.
Di sektor bek sayap kiri, nama Firza Andika jadi yang paling layak diapungkan. Kecepatannya dalam melakukan overlap serta kemampuannya melepaskan umpan-umpan silang membantu Indonesia U-20 menembus perempat-final pada 2018.
Sementara duo bek tengah diberikan kepada dua jebolan kompetisi internal Persebaya Surabaya yakni Hansamu Yama Pranata dan Rachmat Irianto. Dua pemain beda generasi ini merupakan tulang tunggung pertahanan Timnas Indonesia U-20.
Gelandang Brilian
Indonesia memiliki sosok Evan Dimas pada Piala Asia U-20 2014. Pemain asal Surabaya itu disebut-sebut sebagai bakat terbesar Asia Tenggara kala itu setelah meraup banyak kesuksesan di usia muda.
Untuk menemaninya di lapangan tengah, ada dua pemain yang menjadi andalan di edisi 2018. M. Luthfi Kamal dan Todd Ferre merupakan tulang punggung permainan kala itu.
Bahkan nama terakhir membuat salah satu momen terhebat dalam sejarah turnamen. Pemain yang kini membela PSS Sleman itu bangkit dari bangku cadangan untuk mencetak hat-trick dan satu assist dalam kekalahan tragis 6-5 atas Qatar.
Advertisement
Ujung Tombak Tajam
Dua pemain beda generasi lainnya yang saat ini menghuni Timnas Indonesia adalah Saddil Ramdani dan Witan Sulaeman. Keduanya menjadi pemain paling diandalkan saat mengarungi Piala Asia U-20.
Karier keduanya juga terus menanjak sejak keberhasilan mereka membawa Indonesia U-20 bersaing di Asia. Witan saat ini tengah menimba ilmu bersama klub asal Slowakia, AS Trencin, sementara Saddil jadi andalan Sabah FC di Malaysia.
Sementara ujung tombak tim ini tentu diberikan kepada Dimas Drajad. Kebintangan pemain asal Gresik itu sudah dimulai di tim kelompok umur sebelum akhirnya moncer bersama skuad Garuda di bawah tangan dingin pelatih Shin Tae-yong.