Bola.com, Malang - Manajemen Arema FC akan melakukan pembenahan di jajaran direksi akan membentuk tim pemulihan tata kelola klub pasca Tragedi Kanjuruhan (1/10/2022).
Arema FC akan membentuk tim untuk mempersiapkan siapa saja yang pas untuk duduk di jabatan yang vakum. Seperti CEO, Presiden Klub, dan General Manager.
Baca Juga
Advertisement
Posisi-posisi itu merupakan jabatan strategis yang biasanya diduduki orang penting di Arema. Bisa dikatakan bahwa saat ini Arema sedang mencari bos baru, hanya saja prosesnya kali ini perbeda.
Pembentukan tim pemulihan yang membuat prosesnya lebih terbuka. Berbeda dari sebelumnya, ketika direksi langsung menunjuk langsung setelah pertemuan internal.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Cara Sebelumnya
Sebelumnya, Arema punya cara dalam membentuk struktur di manajemen mereka. Seperti yang terjadi saat pengusaha muda, Gilang Widya Pramana ditunjuk jadi Presiden Arema tahun 2021 lalu.
Waktu itu, pemegang saham mayoritas perusahaan pengelola Arema, PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI) yang memberikan mandat kepada Gilang. Yakni Iwan Budianto yang kini masih jadi Wakil Ketua Umum PSSI.
Advertisement
Lebih Terbuka
Namun Arema kali ini lebih terbuka dalam proses pemulihan tata kelola klub karena dalam situasi yang tidak normal. Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang membuat membuat Arema terkena dampak besar.
Mereka menggelontorkan dana besar untuk memberikan santunan atau bantuan kepada korban. Ditambah lagi salah satu sumber pemasukan mereka akan hilang hingga akhir musim, yakni pemasukan tiket karena tim Singo Edan terusir dari Stadion Kanjuruhan.
“Seperti kami sampaikan sebelumnya, kami ingin proses pemulihan ini berjalan objektif dan profesional,” kata Komisaris PT AABBI, Tatang Dwi Arifianto.
Serba Salah
Meski demikian, ada kekhawatiran jika Arema melakukan pemulihan manajemen secara internal. Hal yang dapat dikhawatirkan adalah beberapa pihak yang merasa kurang puas, terutama dari kalangan suporter, Aremania.
Manajemen Arema sendiri saat ini bisa dibilang serba salah ketika menginformasikan update klub di media sosial. Mulai mengizinkan tim berlatih kembali hingga membentuk tim pemulihan yang sempat menimbulkan pro dan kontra.
Di media sosial, akun fans base Aremania menyuarakan jika manajemen harusnya berkolaborasi saat melakukan gerakan usut tuntas. Karena suporter saat ini masih berduka atas hilangnya 135 nyawa. Bahkan ketika dilakukan autopsi dua jenazah Aremanita di Pemakaman Umum Desa Sukolilo, Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11/2022) tidak ada perwakilan dari Arema yang datang.
Manajemen Arema sendiri sejak awal fokus membantu pemulihan para korban yang terimbas langsung Tragedi Kanjuruhan. Mereka memberikan bantuan berupa santunan, trauma healing hingga pendampingan hukum. Selain itu, manajemen Arema juga fokus memulihkan tim dan tata kelola klub.
Advertisement