Bola.com, Jakarta - Iwan Setiawan adalah pelatih yang cukup lama dikenal sebagai sosok yang karib dengan kontroversi. Gerak-gerik dan pernyataannya kerap membuat publik sepak bola Tanah Air geram dibuatnya.
Pelatih berusia 54 tahun itu memang kerap memicu konflik dalam setiap klub yang ditanganinya. Gaya melatih Iwan Setiawan yang tegas dan blak-blakan membuat banyak pihak akhirnya kerap kesal dengan kehadirannya.
Baca Juga
Siaran Langsung Big Match BRI Liga 1 Persebaya vs Persija Matchweek 11 Pekan Ini di Vidio
Pasang Surut Karier Marselino Ferdinan: Tumbuh di Persebaya, Berkelana ke Eropa, hingga Beri Kontribusi Besar untuk Timnas Indonesia
Kisah Aji Santoso Debutkan Dua Star Boy Rizki Ridho dan Marselino di Persebaya: Kini Jaga Asa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026
Advertisement
Satu di antaranya terjadi ketika menangani Persebaya Surabaya pada 2017. Klub berjulukan Green Force itu dalam misi penting untuk kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah menerma pengampunan dari PSSI.
Namun, yang terjadi sungguh di luar dugaan. Baru awal musim, Iwan Setiawan sudah berkonfrontasi dengan bonek, suporter Persebaya Surabaya. Hingga akhirnya, bonek menuntutnya untuk segera angkat kaki dari klub Kota Pahlawan itu.
Acungan jari tengah yang diarahkan Iwan Setiawan kepada bonek di tribune selepas pertandingan kontra Martapura FC, menjadi dosa yang tidak termaafkan. Ia pun lengser dari posisinya sebelum sempat membawa Persebaya promosi ke Liga 1.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Apa yang Terjadi?
Iwan Setiawan mendapatkan tekanan kuat selepas kegagalan merebut kemenangan dalam laga perdana. Menghadapi Madiun Putra FC di depan pendukungnya sendiri, Persebaya hanya sanggup bermain imbang 1-1.
Tekanan pun makin meningkat di laga selanjutnya, apalagi manajemen telah menargetkannya untuk langsung promosi ke Liga 1. Namun, yang terjadi di laga itu, sejatinya bukan sepenuhnya kesalahan pelatih asal Medan tersebut.
Dalam laga tersebut, terlihat jelas sosok misterius yang meminta wasit keempat mengatur waktu tambahan lebih panjang. Ini dilakukan agar Martapura memiliki lebih banyak waktu untuk memenangkan laga setelah tertinggal lebih dahulu.
Namun, yang terjadi selanjutnya benar-benar tak terkendali. Bonek yang jengah dengan prestasi timnya dalam dua laga terakhir, meminta Iwan untuk menanggalkan kursi pelatih Persebaya yang disambut acungan jari tengah oleh Iwan.
Â
Advertisement
Klarifikasi Iwan Setiawan
Pria yang kini melatih klub Liga 3, PS Siak, itu akhirnya angkat bicara. Seperti dilansir dari Youtube Sport77, Iwan Setiawan memberikan klarifikasi terkait hal tersebut. Ia mengaku tak pernah memiliki masalah dengan Bonek.
"Saat masuk kompetisi, media dan suporter Persebaya sudah hujat saya. Saya tidak tahu apa masalahnya. Namun, yang saya tahu, saya dianggap saya tidak mengakomodir putra daerah (dari klub internal Persebaya)," bukanya.
"Baru laga pertama draw, saya sudah dihujat. Bahkan salah satu pimpinan suporter (dirigen) turun ke bawah, kami bahkan sudah mau baku pukul. Ada apa? padahal masih draw, tidak kalah. Akhirnya laga kedua memuncak," jelas Iwan.
Â
Dipicu Oknum Bonek
Seperti yang diketahui, Persebaya dikerjai habis-habisan saat bermain di Kalimantan. Indikasi pertandingan telah diatur sedemikian rupa agar Martapura menang terbukti dengan video yang sempat viral tersebut.
"Bonek marah sama wasit, tapi lucunya dia marah sama saya. Karena di medianya, dia sudah tulis Iwan out, padahal masih satu match. Jadi perlu saya klarifikasi sebetulnya konflik itu bukan dengan bonek tetapi oknum petingginya Bonek," tegas Iwan Setiawan.
"Saya tahu orangnnya karena berdiri di depan mobil saya. Saya tahu orang itu kalau ngomong depan saya baik-baik, tapi dia itu orang di belakang layar yang jadi provokator. Saya marah sama dia dan bilang kita berkelahi di Surabaya. Sampai akhirnya viral saya kasih jari tengah."
"Padahal itu bukan Bonek, tapi oknum. Akhirnya digoreng sama media mereka seolah-olah saya enggak respek sama Bonek. Saya tahu betul orang-orang itu siapa, tapi enggak usah disebutin. Cuma yang jelas petinggi bonek. Itu luar biasa konfliknya," kenang Iwan.
Advertisement