Bola.com, Semarang - Kelanjutan Liga 1 2022/2023 segera terwujud. Menurut rilis resmi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB), pihak Kepolisian akhirnya mengeluarkan izin untuk dilanjutkannya kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia tersebut.
Seperti diketahui, Mabes Polri telah mengeluarkan Peraturan Polri (Perpol) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pengamanan Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga.
Baca Juga
Advertisement
Dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa perizinan penyelenggaraan kegiatan olahraga dikeluarkan dari pihak keamanan di level daerah kemudian ke pusat.
Dalam kaitannya dengan kelanjutan putaran pertama Liga 1 2022/2023, pada Jumat malam (2/12), PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah mendapatkan surat rekomendasi dari pihak kepolisian.
Sebelumnya diinformasikan bahwa lanjutan kompetisi Liga 1 2022/2023 akan dilaksanakan dengan sistem bubble, digelar di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tepatnya di Kabupaten Bantul (Stadion Sultan Agung), Sleman (Stadion Maguwoharjo), Magelang (Stadion M. Soebroto), Solo (Stadion Manahan) dan Semarang (Stadion Jatidiri).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Merugikan Tim
Terkait sistem bubble atau gelembung yang bakal diterapkan dalam lanjutan kompetisi mengundang perhatian dari pihak PSIS Semarang. Asisten pelatih tim berjulukan Mahesa Jenar, Achmad Resal ikut angkat bicara. Dia menilai skema tersebut sangat merugikan bagi kontestan klub. Terlebih, nantinya pertandingan akan digelar tanpa penonton.
Skema gelembung sebetulnya sudah pernah diterapkan dalam kompetisi musim lalu. Bedanya, saat itu kasus lonjakan COVID-19 masih sangat tinggi, sehingga tidak memungkinkan untuk menggelar pertandingan dengan jumlah massa yang banyak di stadion.
"Kalau bagi kami sih sangat dirugikan apalagi kami punya suporter yang sangat fanatik. Itu kan juga motivasi tambahan bagi para pemain dan menurut kami sangat enggak fair," keluhnya.
Advertisement
Stay atau Pergi Pulang?
Jika benar kompetisi dilanjutkan, sejatinya Laskar Mahesa Jenar cukup diuntungkan lantaran jarak Semarang-Sleman tidak terlalu jauh. Sehingga hal itu memungkinkan bagi PSIS untuk 'pulang-pergi' dan menggelar latihan di sana.
"Tapi kalau soal itu belum kami koordinasikan dengan manajemen mau PP atau bagaimana karena tergantung jadwal resminya. Saat inin kami enggak bisa bicara kalau jadwal resminya belum turun karena kami harus perhitungkan masa recovery pemain," beber Achmad Resal.
Berharap Dihadiri Penonton
Yang pasti, Achmad Resal berharap kompetisi bisa segera berlanjut dan dihadiri penonton. Menurutnya sepak bola adalah hiburan semua kalangan masyarakat. Selain itu, dengan adanya penonton otomatis dapat membantu membangkitkan perekonomian di setiap daerah.
"Kami berharap segera kembali sepak bola kita dan dihadiri banyak penonton karena ini juga kan memunculkan ekonomi di daerah tersebut. Kita semua kan tahu sepak bola ini olahraga yang paling digemari di Indonesia," tutur pelatih berusia 29 tahun itu.
Achmad Resal berujar, hadirnya penonton di stadion memberikan dapak positif kepada pemain. Plus aura di stadion juga akan sangat berbeda jika para pendukung klub datang ke stadion.
"Apalagi kami punya bassis suporter yang sangat fanatik, jadi itu salah satu keuntungan buat kami kalau dihadiri penonton. Diluar maupun dikandang kami kan selalu didukung, jadi akan menjadi motivasi tambahan buat pemain kami," pungkasnya.
Harapan yang sama dilontarkan General Manager (GM) PSIS Semarang Wahyu Liluk Winarto. Wahyu Liluk sangat berharap, kompetisi yang sudah vakum selama dua bulan ini bisa segera teralisasi sesuai rencana.
"Harapan kami segera kompetisi bergulir. Kasihan klub karena sudah dua bulan tanpa pertandingan. Bukan kasihan klub saja tapi semua lah pemain dan yang berkepentingan di sepak bola," harap Wahyu Liluk.
Advertisement