Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia memiliki karakter permainan yang khas sejak dahulu. Ketika menyerang, Tim Merah-Putih kerap mengandalkan kecepatan dan skill para pemain sayap.
Hal itu terbukti dari banyaknya pemain sayap cepat yang kemudian menjadi legenda di Timnas Indonesia. Persaingan di posisi itu pun sangat ketat.
Baca Juga
Advertisement
Setiap tahunnya, selalu muncul pemain sayap baru yang bisa diandalkan di skuad Timnas Indonesia. Terkini, kita mungkin mengenal sosok Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, atau Saddil Ramdani.
Aksi para sayap ofensif itu pun terekam betul di ajang Piala AFF. Mereka mampu tampil impresif meski masih belum bisa memberikan gelar juara untuk Timnas Indonesia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ortizan Solossa - Elie Aiboy
Timnas Indonesia menampilkan permainan menarik pada Piala AFF 2004. Kedatangan Peter Withe membawa angin segar ke skuad Timnas kala itu.
Withe berani memanggil para pemain baru dan mengombinasikannnya dengan pemain langganan Timnas Indonesia. Formasi 4-4-2 atau terkadang 3-5-2 menjadi favorit Withe saat itu.
Di posisi sayap, ada duo Papua, Elie Aiboy dan Ortizan Solossa. Keduanya tampil tak kenal lelah di sepanjang laga ketika diturunkan bersama.
Sayangnya, penampilan apik keduanya di sepanjang turnamen berakhir antiklimaks. Timnas Indonesia kalah 2-5 dari Singapura di babak final.
Advertisement
Okto Maniani - Muhammad Ridwan
Pemainan atraktif mampu ditampilkan Timnas Indonesia pada Piala AFF 2010. Okto Maniani dan Muhammad Ridwan menjadi motor utama serangan.
Keduanya salin bergantian menekan pertahanan lawan dari kedua sisi sayap. Ridwan, bersama Cristian Gonzales bahkan menjadi pencetak gol terbanyak Indonesia pada ajang itu dengan tiga gol.
Peran Okto tak kalah menarik. Pemain asal Papua itu mencetak satu gol. Okto memiliki skill dan kecepatan yang luar biasa.
Banyak pihak yang berharap Okto menjadi legenda Timnas Indonesia di masa depan. Meski pada akhirnya Okto tak mampu memenuhi ekspektasi itu.
Andik Vermansah - Rizky Pora
Timnas Indonesia tampil seadanya pada Piala AFF 2016. Saat itu Alfred Riedl hanya bisa memanggil dua pemain dari setiap kontestan Indonesia Soccer Championship (ISC).
Menariknya, Timnas Indonesia mampu menembus babak final kala itu. Meski kemudian Garuda tetap kalah dari Thailand.
Penampilan beberapa pemain Timnas Indonesia pun layak dikenang. Misalnya penampilan duo sayap andalan Rizky Pora dan Andik Vermansah.
Pora memiliki karakter menarik. Selain sebagai winger, ia juga bisa bermain sebagai bek sayap atau gelandang sayap.
Keduanya berkontribusi mencetak satu gol untuk skuad Garuda pada Piala AFF 2016. Cederanya Andik pada babak final cukup mengurangi kekuatan Timnas Indonesia. Permainan skuad Garuda tak maksimal pada leg kedua babak final.
Advertisement
Witan Sulaeman - Egy Maulana Vikri
Witen dan Egy menjadi perwakilan generasi baru Timnas Indonesia. Keduanya sudah mampu menjadi andalan di Timnas Indonesia senior ketika usia keduanya masih 20 tahun.
Witan dan Egy menjalani debut pada Piala AFF 2020. Penampilan keduanya tak bisa dianggap sebagai angin lalu.
Witan Sulaeman mampu mencetak dua gol saat itu. Sementara itu Egy Maulana pun memiliki catatan gol yang sama.
Witan dan Egy memiliki karakter mirip. Keduanya bisa bermain di posisi sayap, tetapi tidak canggung untuk ditempatkan di tengah.
Tak lama lagi, Timnas Indonesia akan berlaga di Piala AFF 2022. Kontribusi keduanya akan kembali dibutuhkan skuad Garuda untuk meraih hasil maksimal.