Bola.com, Jakarta - Mengawal Timnas Indonesia dalam laga tandang alias awayday memang bukan pengalaman pertama buat saya. Namun, pengalaman kali ini bisa dikatakan sebagai yang paling berkesan, karena pergi pulang satu pesawat dengan para pemain.
Semua bermula ketika ada undangan dari PSSI yang ingin mengajak awak media untuk turut dalam rombongan Timnas Indonesia bertandang ke Malaysia.
Baca Juga
Advertisement
Undangan itu kemudian diberikan kepada saya yang akhirnya menjadi perwakilan Bola.com dalam rombongan Tim Garuda dan PSSI. Sampai H-1 keberangkatan yakni Jumat (23/12/2022), tak ada tiket yang sampai kepada saya.
Kejadian itu pun membuat saya khawatir karena sama sekali belum memiliki tiket dan minim informasi. Namun, ternyata Timnas Indonesia menggunakan pesawat sewaan sehingga nantinya akan langsung dberikan boarding pass saja.
Tentu saja ini menjadi kesempatan yang langka mengingat Timnas Indonesia jarang menyewa satu pesawat khusus untuk laga tandang.
Rombongan akhirnya diharuskan berkumpul di Saphire Lounge Terminal 1B Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Tempat yang biasanya digunakan oleh penumpang VVIP dengan pesawat carteran dan private jet.
Di sini kami tidak perlu mengantre proses check in, bagasi, hingga pemeriksaan imigrasi. Sehingga hanya duduk manis menunggu boarding.
“Ketatnya jadwal pertandingan karena hanya dua hari istirahat. Kemudian untuk memudahkan mereka berkumpul bersama-sama dalam satu pesawat,” kata Mochamad Iriawan
Setelah semuanya berkumpul, rombongan Timnas Indonesia bergerak menuju tempat pesawat yang akan digunakan. Ternyata PSSI menyewa satu pesawat dari sebuah maskapai swasta nasional.
Berhubung ini merupakan pesawat sewaan, maka kami dibebaskan untuk duduk dimana saja tanpa harus sesuai dengan nomor kursi yang ada pada boarding pass. Sehingga satu orang bisa selonjoran yang menghabiskan satu baris terdiri dari tiga kursi.
Berita Video, Alasan Ketum PSSI Soal Timnas Indonesia Sewa Pesawat untuk Laga Tandang Piala AFF 2022 di Malaysia
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Nuansa Hangat
Tepat pukul 17.45 WIB, pesawat sewaan yang membawa rombongan Timnas Indonesia bertolak dari Bandara Soekarno Hatta menuju Kuala Lumpur, Malaysia. Pada awal-awal penerbangan, saya coba melihat keadaan sekitar pesawat.
Ternyata semua pemain memilih untuk menghabiskan waktu masing-masing. Ada yang mengobrol, ada juga yang memilih diam sembari menatap keluar lewat jendela pesawat, tidur, hingga menonton film dari perangkat elektroniknya.
Marc Klok memilih untuk tidur selonjoran, kemudian Ilija Spasojevic asyik memainkan smartphone-nya, hingga Jordi Amat memilih untuk menonton lagi pertandingan Timnas Indonesia melawan Kamboja.
Suasana kemudian kembali riuh setelah proses pembagian makanan. Para pemain terlihat antusias menyantap makanan yang diberikan oleh kru pesawat.
Setelah itu, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, yang awalnya duduk di Business class menghampiri satu per satu pemain. Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu memang punya kedekatan dengan para pemain.
Iriawan kemudian bergabung dengan Jordi Amat dan Spasojevic yang duduk berdekatan. Dia ikut nimbrung pembicaraan dan terlihat asyik berinteraksi.
Tak terasa, pesawat yang membawa rombongan Timnas Indonesia sudah mendarat di Kuala Lumpur International Airport. Penerbangan Jakarta-Kuala Lumpur hanya menghabiskan waktu 1 jam 50 menit.
Namun, pelayanan yang diterima di KLIA berbeda dengan di Bandara Soekarno-Hatta. Semua rombongan harus mengantre proses imigrasi hingga bagasi. Bahkan, mereka harus menunggu hampir satu jam untuk bisa membawa barang bawaan keluar bandara.
Advertisement
Diplomasi Nasi Kebuli
Pada hari kedua di Malaysia, agenda Timnas Indonesia adalah konferensi pers jelang laga melawan Brunei Darussalam hingga latihan resmi menjajal KLFA Stadium. Semuanya berjalan dengan lancar dan tanpa kendala.
Pelatih Shin Tae-yong terlihat lebih tenang dan percaya diri saat berhadapan dengan media. Adapun pelatih Brunei Darussalam, Mario Rivera, terlihat tegang.
Pada sore harinya, Timnas Indonesia mengikuti sesi latihan yang terbuka selama 15 menit untuk media. Para pemain terlihat melakukan latihan fisik untuk pemanasan. Setelah itu, tak ada informasi yang bisa digali mengingat memasuki latihan strategi.
Setelah latihan selesai, para awak media diajak untuk makan malam bersama di stadion. PSSI ternyata menerima jamuan makan malam dari petinggi Persatuan Bola Sepak Brunei Darussalam (FABD).
Mochamad Iriawan ditemni oleh Deputi Presiden Sepak Bola Brunei (FADB), Haji Salleh Bostaman Haji Zainal Abidin menyantap nasi kebuli. Keduanya juga terlihat berdiskusi soal sepak bola antarkedua negara.
"Sembari menikmati nasi kebuli, saya dan orang nomor dua di FABD ini berbicara tentang banyak hal. Terkait perkembangan kedua federasi beberapa tahun belakangan ini, antara PSSI maupun FABD, dan lain-lain," kata Mochamad iriawan.
Sementara itu, Haji Salleh Bostaman Haji Zainal Abidin menyambut antusias jamuan makan malam bersama Mochamad Iriawan. Menurut dia, ini menjadi momen kekeluargaan mengingat Indonesia dan Brunei satu rumpun.
"Di lapangan kita musuh, akan tetapi di luar kita bersaudara, kita serumpun," tegas Haji Salleh Bostaman Haji Zainal Abidin.
Menggetarkan Kuala Lumpur
Pada malam harinya, kami mendapatkan undangan lagi dari Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, untuk menuju Jalan Alor Food Street. Menurut informasi, Iriawan berada di sana bersama para suporter Timnas Indonesia yang ada di Malaysia.
Semuanya mendapatkan jamuan makan malam yang memang terkenal beragam di Jalan Alor Food Street. Mochamad Iriawan terlihat asyik berdiskusi dengan para suporter sembari menikmati suasana malam di Malaysia.
Suasana kemudian mendadak riuh setelah Iriawan ingin menyumbang lagu yang kebetulan ada live music. Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu menyumbang lagu ditemani musisi jalanan dan menyanyikan lagu Ku Tak Bisa dari band tersohor Indonesia, Slank.
Saat menyanyi, Iwan Bule menyita perhatian dari pada pengunjung pasar malam ternama Malaysia itu. Suasana semakin meriah saat dia mengajak masyarakat Malaysia untuk bernyanyi bersama pada bagian reff lagu.
Iwan Bule kemudian mendapatkan tepuk tangan meriah dari para pengunjung. Ya, tak perlu dimungkiri memang orang nomor 1 di PSSI itu gemar menyanyi.
Advertisement
Pesta Gol dan Durian
Pada hari pertandingan, saya berangkat ke KLFA Stadium tiga jam sebelum kick-off. Pemandangan pertama yang terlihat membuat saya takjub.
Dalam hati tak percaya saya berada di Malaysia karena semua pedagang di pinggir KLFA Stadium menjual pernak-pernik seputar Timnas Indonesia. Nuansa yang biasanya saya rasakan ketika berada di Indonesia.
Saya kemudian dibuat takjub dengan banyaknya suporter Timnas Indonesia yang datang. Suasana semacam ini ternyata sudah biasa ketika Timnas Indonesia bertandang ke Malaysia.
Maklum, letak geografis antara Indonesia dan Malaysia tak berjauhan. Selain itu, banyak pula masyarakat Tanah Air yang bekerja dan menetap di Malaysia.
Ketika itu diketahui sebanyak 5.439 suporter datang untuk mendukung Timnas Indonesia. Kedatangan mereka tak sia-sia karena Timnas Indonesia berhasil meraih kemenangan 7-0 atas Brunei Darussalam.
Pada malam harinya, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, kembali mengajak awak media untuk bertemu. Kali ini kami juga kebagian pesta, namun pesta memakan durian yang berada di DKing SS2 Durian.
Seperti diketahui, Malaysia dikenal dengan surga durian. Satu di antara jenis durian yang tersohor adalah Musang King. Durian yang harganya cukup mahal bila dibeli di Indonesia.
Saya dan teman-teman media lainnya tentu tak mau melewatkan kesempatan ini. Kami semua berpesta memakan durian Musang King pada malam terakhir di Malaysia.
Drama Kesasar hingga Antre Imigrasi
Timnas Indonesia membawa pulang pengalaman yang kurang menyenangkan dari Malaysia. Pasukan Shin Tae-yong itu sempat kesasar hingga bersabar mengantre pemeriksaan imigrasi.
Pesawat sewaan yang membawa Timnas Indonesia, seharusnya bertolak dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA) pada pukul 14.00 waktu setempat. Namun, penerbangan harus tertunda selama hampir 45 menit, karena rombongan Tim Garuda tak kunjung datang.
Usut punya usut, ternyata rombongan pelatih dan pemain sempat dibuat tersasar dalam perjalanan ke bandara. Penyebabnya karena sopir bus yang ditumpangi berinisiatif menghindari kemacetan.
Sayangnya, inisiatif itu justru memberikan masalah buat Timnas Indonesia. Drama tersasar itu diketahui menghabiskan waktu selama 1 jam 30 menit.
Masalah kemudian belum selesai. Begitu tiba di Bandara KLIA, Timnas Indonesia harus mengantre pemeriksaan imigrasi, karena menggunakan jalur yang sama dengan penumpang umum.
Keterlambatan rombongan Timnas Indonesia sempat membuat kru pesawat tegang. Maklum, pesawat yang datang dari Medan sudah lama terparkir di bandara.
Raut khawatir dari pilot terlihat yang turun dan keluar masuk ruang tunggu bandara. Namun, kekhawatiran para kru pesawat akhirnya reda.
Satu per satu pemain mulai nampak dari kejauhan dan memasuki ruang ganti. Pesawat sewaan Timnas Indonesia akhirnya bertolak dari KLIA pada pukul 14.45 waktu lokal.
Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, terlihat geram dengan drama salah alamat yang dialami bus Timnas Indonesia. Meski demikian, pria yang akrab disapa Iwan Bule itu masih mampu menebar senyuman di pesawat.
"Bus sempat nyasar tadi, padahal sudah mendapatkan pengawalan polisi. Enggak bener itu," ucap Iwan Bule sembari tersenyum.
Rombongan Timnas Indonesia kemudian mendarat dengan selamat pada pukul 16.30 WIB. Para pemain langsung bertolak ke Lapangan A Kompleks Gelora Bung Karno untuk latihan persiapan melawan Thailand (29/12/2022).
Advertisement