Bola.com, Yogyakarta - Pemotongan gaji akhirnya diterapkan kontestan Liga 2, PSIM Yogyakarta, dan berlaku sejak November 2022. Pemain, tim pelatih, maupun ofisial mendapat pemangkasan gaji sebesar 25 persen.
Chief Executive Officer (CEO) PSIM Yogyakarta, Bima Sinung Widagdo, mengatakan kebijakan itu terpaksa diambil lantaran sampai saat ini kelanjutan Liga 2 masih belum ada kejelasan.
Baca Juga
Advertisement
Bima Sinung berujar, mandeknya kompetisi selama tiga bulan membikin klub merugi dan berdampak pada operasional tim. Dalam kurun waktu itu mereka harus tetap membayar gaji para pemainnya. Di sisi lain, pemasukan klub seret lantaran tidak ada pertandingan.
"Ada pemotongan di November-Desember 2022 sebesar 25 persen. Itu tidak mudah kami sampaikan ke pemain, tetapi memang kondisinya seperti ini serba sulit," ujar Bima Sinung Widagdo kepada Bola.com Rabu (4/1/2023).
"Respons pemain pasti berat ya, kami juga memahami ini profesi mereka dan mereka punya tanggungan keluarga. Kita juga mencoba memberi pengertian PSIM Yogyakarta juga tidak kalah beratnya, klub bisa enggak langgeng kalau kondisi seperti ini terus. Kami harus cari cara bertahan dalam menyikapi keadaan ini," sambungnya.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pemain Legawa
Soal pemangkasan gaji, kapten PSIM Yogyakarta, Aditya Putra Dewa, memaklumi langkah yang diambil manajemen. Pemain asal Makassar itu legawa karena memang situasi saat ini cukup pelik bagi seluruh kontestan klub Liga 2.
"Mungkin ini dampak dari belum adanya kejelasan kompetisi Liga 2. Manajemen dan pemain sudah melakukan pembicaraan dan mungkin ini adalah keputusan terbaik untuk tim dan pemain," kata Dewa saat dihubungi Bola.com.
Â
Advertisement
Kelanjutan Liga 2 Tak Jelas
Sebelumnya, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi menyatakan siap kembali menggulirkan Liga 2 2022/2023 pada 14 Januari 2023. Namun, sampai saat ini belum ada kejelasan terkait kelanjutan kompetisi kasta kedua Liga Indonesia itu.
"Sekarang yang sedang dilakukan adalah verifikasi stadion, jadi prosesnya baru itu. Itu proses formal seperti itu yang berjalan pada awal Januari," papar Bima Sinung.
"Verifikasi ini untuk menganalisa apakah stadion home dari setiap klub memenuhi syarat untuk menggelar pertandingan, kedua penyelenggaraan pertandingan ini bisa dihadiri oleh penonton atau tidak nanti," lanjutnya.
Â
Beberapa Klub Menolak Liga Dilanjutkan
Lebih lanjut, mantan CEO Sulut United itu menuturkan sejauh ini PT LIB sudah beberapa kali menggelar manajer meeting bersama perwakilan klub. Nah, dalam rapat tersebut, kata Bima, ada sejumlah klub yang menolak untuk melanjutkan kompetisi. Alasannya?
"Dengan alasan masing-masing. Saya tidak tahu apakah biaya atau apa, mungkin biaya ya banyak klub yang seperti itu. Yang menolak ada berapa klub, saya susah menghitung berapa tetapi cukup banyak," beber Bima Sinung.
"Kami mengejar kepastian mau bagaimana segera diputuskan. Kalau kita ngomongin sepak bola ideal, ya kompetisi harus bergulir lah. Masa iya sih kompetisi bisa dihentikan oleh klub-klub tertentu saja, itu kan menurut saya enggak masuk akal," tandasnya.
Advertisement