Sukses


Bisa Apa Arema FC di Putaran Kedua BRI Liga 1? Ini Prediksi Sang Mantan Kapten

Bola.com, Malang - Arema FC dapat ujian paling berat jelang putaran kedua BRI Liga 1 2022/2023. Tim berjulukan Singo Edan ini masih merasakan efek dari Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.

Bukan saja karena trauma meninggalnya 135 korban jiwa dalam tragedi tersebut. Namun, Singo Edan juga kesulitan menemukan homebase untuk putaran kedua.

Arema FC dijatuhi sanksi tidak boleh bermain di Stadion Kanjuruhan sampai akhir musim. Laga kandang mereka juga digelar tanpa penonton.

Ketika mendaftarkan Stadion Sultan Agung, Bantul sebagai markas di putaran kedua, suporter setempat melakukan penolakan.

Mereka sudah mengajukan keberatan kepada pihak Kepolisian jika Arema FC bermarkas di Bantul. Arema FC dianggap tidak punya hati nurani karena dianggap membiarkan suporternya berjuang sendiri mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan.

Itu baru satu persoalan yang dihadapi. Masih ada sederet permasalah di tim. Seperti permainan yang belum konsisten hingga sulitnya mendatangkan pemain baru di bursa transfer. Dengan kondisi ini, bisa apa Arema FC di putaran kedua BRI Liga 1 musim ini?

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Apa Kata Sang Mantan Kapten?

Mantan kapten Arema FC, I Putu Gede Swisantoso memberikan pandangannya. Dia mengakui jika Arema dalam kondisi yang sangat sulit. Efek Tregadi Kanjuruhan berdampak kepada semua hal.

“Situasinya Arema sekarang dapat ujian paling berat karena tragedi itu. Bertanding tidak di hadapan Aremania, dan persoalan teknis lainnya," ujar Putu Gede.

"Namun, sebenarnya Arema punya materi pemain yang bagus. Jika berhasil mengatasi semua persoalannya, Arema FC bisa dapat hasil yang lebih bagus dari putaran pertama,” kata mantan pelatih PSS Sleman ini.

Artinya, Singo Edan bisa finis minimal masuk enam besar, karena di paruh musim, Arema FC ada di urutan ketujuh dengan 26 poin.

Namun, Putu Gede memberikan masukan agar Singo Edan menyelesaikan satu per satu persoalannya, terutama dari segi teknis.

Berikut persoalan yang harusnya segera diselesaikan Arema FC:

3 dari 6 halaman

Memperbaiki Kualitas Pemain Asing

Permainan pemain asing Arema FC pada musim ini dianggap menurun. Adilson Maringa yang musim lalu tangguh di bawah mistar kini rentan kebobolan. Sudah 16 gol bersarang di gawangnya dari 15 pertandingan.

Bek Sergio Silva memang jadi pemain yang tak tergantikan. Namun, gawang Arema yang rentan kebobolan juga imbas dari kurang rapatnya sektor pertahanan.

Sementara Renshi Yamaguchi kini jadi kolektor kartu kuning paling banyak. Gelandang asal Jepang itu sudah mendapatkan 6 kartu kuning.

Sedangkan striker Abel Camara baru tampil dalam 8 pertandingan dan mencetak 4 gol. Dia lebih banyak berkutat dengan cedera.

Padahal kehadiran pemain asing di tim sangat krusial. Mereka dikontrak mahal plus beragam fasilitas melebihi pemain lokal dengan tujuan bisa mengangkat performa tim.

“Musim lalu, pemain asing Arema FC tampil bagus, karena tidak ada yang tahu kualitas mereka seperti apa. Musim ini, cara bermainnya sudah bisa diantisipasi lawan," ujar Putu Gede.

"Jadi, solusinya pemain asing harus ditingkatkan kualitasnya, karena sebagian besar dikontrak dua musim. Sulit untuk diganti,” jelasnya.

4 dari 6 halaman

Memperbaiki Soliditas Tim dan Karakter Sepak Bola Malang

Karakter sepak bola Malangan. Itu yang selalu dijanjikan setiap pelatih yang menangani Arema FC, termasuk Javier Roca yang kini memimpin Singo Edan.

Karakter Malangan bisa diartikan sebagai permainan yang agresif, keras, dan kondisi tim yang solid. Saat BRI Liga 1 berlanjut setelah Tragedi Kanjuruhan, Putu Gede melihat karakter sepak bola Malang agak terlihat, tapi belum konsisten.

"Permainan tim ini saya pikir belum konsisten. Sempat menang beruntun, tapi kalah lagi. Belum konsisten," jelasnya.

Sementara untuk soliditas tim, Putu Gede melihat saat ini Arema FC tidak terlalu bagus. Situasi itu diamatinya dari gestur pemain dalam pertandingan.

"Ada beberapa momen ketika rekannya salah, gestur pemain memperlihatkan kalau tim ini kurang solid," ujar Putu Gede.

Mantan kapten Arema FC itu memang tidak menjelaskan seperti apa gestur yang dimaksud, tetapi disinyalir antarpemain belum terlihat chemistry. Jika tim sudah solid, kerja sama pemain di lapangan akan lebih bagus.

Putu Gede memang tidak tahu kondisi tim saat ini. Apakah antara pemain ada jarak atau kurang kekeluargaan. Namun, ia melihat hal ini harus diperbaiki.

"Hal seperti ini pasti berdampak di lapangan. Roca pasti paham dengan hal itu," lanjutnya.

5 dari 6 halaman

Peran Manajer Baru

Masuknya manajer baru, Wiebie Dwi Andriyas, menjadi hal positif di Arema FC. Ia akan membawa situasi yang lebih baik ke depannya.

“Ada harapan dengan masuknya Pak Wiebie di manajemen. Hasilnya positif. Semoga soliditas tim juga lebih baik nantinya,” jelasnya.

Putu Gede mengenal betul sosok Wiebie, karena para legenda Arema FC sering berkumpul untuk bermain sepak bola bersama dengan Wiebie. Para legenda Arema FC juga rencananya memberi semangat langsung sebelum tim menjalani putaran kedua.

“Saya tahu rencana itu, tetapi saya tidak bisa datang karena masih menjalani kursus AFC Pro,” tegasnya.

6 dari 6 halaman

Posisi Arema FC di BRI Liga 1 saat Ini

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer