Bola.com, Denpasar - Timnas Indonesia harus angkat kaki di Piala AFF 2022.
Skuad Garuda mengubur mimpi untuk merengkuh gelar juara untuk pertama kali setelah di leg kedua Piala AFF 2022 yang berlangsung di Stadion My Dinh, Hanoi, tumbang dua gol tanpa balas menghadapi Vietnam.
Baca Juga
Cedera Lutut Bareng Timnas Indonesia, Kevin Diks Kasih Update: Semakin Baik!
Kepada Media Italia, Erick Thohir Berjanji Akan Terus Menaturalisasi Pemain Sambil Pembinaan Pemain Muda
Termasuk Timnas Indonesia, Ini Negara yang Sekarang Ada di Daftar Lolos ke Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Advertisement
Kegagalan ini pun semakin menyudutkan posisi Shin Tae-yong di kursi kepelatihan Timnas Indonesia. Untuk saat ini, posisinya memang masih aman. Tapi tidak tahu kedepannya. Apakah masih dipertahankan hingga Piala Asia 2023 berakhir atau terdepak Sebelum Piala Dunia U-20.
Sejak fase grup, penampilan Timnas Indonesia kurang greget bahkan bisa dibilang jauh dari kata sempurna. Kritikan terus datang untuk Marc Klok dkk.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kesalahan Taktik
Apakah ini salah dari Shin Tae-yong?
Bisa. Terlebih banyak pemilihan pemain yang mendapat kritikan. Seperti mengapa memasukkan M. Rafli ke dalam skuad Piala AFF. Padahal bersama Arema FC di BRI Liga 1 2022/2023, penampilan penyerang berusia 24 tahun tersebut masih underperform
Dalam tujuh pertandingan, sebiji gol dan assist belum dibukukannya. Tapi tetap saja STY memasukkannya ke skuad Timnas Indonesia.
Masalah lain juga muncul saat menghadapi Vietnam. Banyak yang bertanya-tanya mengapa mantan Pelatih Timnas Korea Selatan ini berani memainkan tiga bek tengah sekaligus. Padahal skema ini masih sedikit kurang cocok dengan Timnas Indonesia.
Advertisement
Ulasan Pengamat
Hal ini diungkapkan oleh mantan penyerang Arema dan Persikota Tangerang, I Komang Mariawan.
“Dari melawan Vietnam di semifinal leg kedua saja dilihat. Di belakang masih kurang padu. Biasanya saya perhatikan, Timnas Indonesia hampir selalu bermain dengan empat pemain belakang. Sekarang formasi berubah menjadi 5-4-1,” terangnya.
Bek tengah yang dipakai STY saat menghadapi Vietnam adalah Fachrudin Aryanto, Jordi Amat, dan Rizky Ridho. Bagi Mariawan, dia melihat ada chemistry yang kurang di lini belakang. Termasuk beberapa pemain yang berada dibawah performa terbaiknya.
“Chemistry di belakang saya perhatikan kok masih kurang ya. Tapi ya ini keputusan dari STY dalam menentukan komposisi terbaik di skuadnya. STY sebagai pelatih yang lebih paham,” jelasnya.
“Di leg kedua lawan Vietnam, ada beberapa momen dimana pemain belakang justru saling menunggu. Contohnya gol cepat Vietnam. Indonesia kebobolan karena pemain belakang saling menunggu. Kalau jeli, pasti maksimal di awal babak kedua, sudah harus melakukan pergantian strategi seperti memainkan empat bek sejajar,” tambahnya.
Performa Pemain
Komang Mariawan mengkritisi pemain Timnas Indonesia yang sering melakukan pelanggaran yang tidak perlu. Menurutnya, skuad asuhan Park Hang-seo sukses memancing emosi pemain Timnas Indonesia.
“Lihat saja, Vietnam mencari-cari emosi pemain Indonesia. Para pemain harusnya bisa berpikir lebih jernih sehingga tidak mudah terpancing emosi lawan,” jelasnya.
Satu lagi kritik yang diberikan Mariawan adalah di lini depan. Sebagai mantan penyerang di masanya, Komang Mariawan sampai geregetan dengan cara bermain dan skema STY.
Advertisement
Pertanyakan Strategi STY
Sudah tertinggal satu gol, tapi Shin Tae-yong enggan untuk merombak strategi. Baginya ada beberapa pemain yang sedikit dibawah performa terbaik. Misalnya Asnawi Mangkualam Bahar dan Dendy Sulistyawan.
“Kalau jeli, Dendy harusnya bisa diganti di awal-awal babak kedua. Saya lihat dia sudah sedikit kelelahan sejak leg pertama. Bisa seharusnya memainkan Spaso atau Sananta lebih cepat. Sudah tertinggal, bagaimana caranya harus mencetak gol. Ini baru ada pergantian penyerang di menit ke-75. Jelas sudah terlambat," katanya.
Mariawan juga sedikit berkomentar mengenai performa Asnawi. “Banyak kesalahan yang dilakukan. Seharusnya dia bisa lebih baik lagi performanya. Asnawi main di luar negeri, seharusnya kepercayaan dirinya bisa lebih tinggi juga.