Bola.com, Yogyakarta - Kegagalan yang dialami Timnas Indonesia di Piala AFF 2022 sejatinya sudah bisa tergambar dari strategi Shin Tae-yong dalam mengelola energi para pemainnya.
Satu di antara penyebab kekalahan Timnas Indonesia dari Vietnam pada leg kedua semifinal Piala AFF 2022 ini tak lepas dari tingkat kebugaran dan stamina para pemain yang jauh dari kata ideal.
Baca Juga
Kepada Media Italia, Erick Thohir Berjanji Akan Terus Menaturalisasi Pemain Sambil Pembinaan Pemain Muda
Termasuk Timnas Indonesia, Ini Negara yang Sekarang Ada di Daftar Lolos ke Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Menuju Piala AFF 2024, Timnas Indonesia TC di Bali pada 26 November hingga 5 Desember 2024: 4 Hari Jelang Laga Pertama Tandang ke Myanmar
Advertisement
Pada leg kedua yang berlangsung di Stadion My Dinh, Hanoi, Senin (9/1/2023), performa skuad Merah-Putih memang tampak seolah kehabisan bensin untuk meladeni tim tuan rumah.
Setidaknya ada sejumlah faktor yang bisa menjelaskan permasalahan ini. Utamanya berkaitan dengan akumulasi kelelahan akibat strategi Shin Tae-yong dalam merotasi pemain Timnas Indonesia yang patut dipertanyakan.
Asisten pelatih Persis Solo, Rasiman, memberikan analisisnya terkait persoalan ini. Menurut pelatih yang tengah menempuh kursus kepelatihan lisensi AFC Pro ini, ada aspek sports science yang kurang dimaksimalkan Timnas Indonesia di Piala AFF 2022.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Strategi Janggal sebelum Semifinal
Masalah kebugaran yang dialami Timnas Indonesia di Piala AFF 2022 ini sebetulnya sudah bisa dilacak sejak pertandingan melawan Filipina pada duel pamungkas di Grup A.
Rasiman mengatakan keputusan Shin Tae-yong untuk tetap menurunkan skuad utamanya, alih-alih merotasi kompetisi pemainnya pada laga kontra Filipina, patut dipertanyakan.
Sebetulnya, aspek ini sudah sempat disampaikan Rasiman saat berbincang dengan Bola.com satu hari sebelum laga leg kedua semifinal Piala AFF 2022 antara Indonesia kontra Vietnam. Analisisnya pun akhirnya terbukti di atas lapangan.
"Dari kemarin sudah saya bahas tentang ambisi Timnas Indonesia untuk memenangkan dengan sebanyak-banyaknya gol ketika menghadapi Filipina dengan tidak merotasi pemain," ujar Rasiman ketika dihubungi Bola.com, Senin (9/1/2023).
"Inilah yang terjadi sekarang. Ada tiga pertandingan beruntun dalam delapan hari. Saya merasa dari segi energi tidak maksimal. Terbukti, Egy Maulana Vikri dan Rachmat Irianto cedera," lanjutnya.
Menurutnya, ambisi Shin Tae-yong untuk meraih kemenangan telak atas Filipina demi merebut staatus sebagai juara klasemen akhir Grup A Piala AFF 2022 memang menghasilkan masalah.
Nyaris seluruh pemain yang turun pada laga kontra Filipina adalah pemain yang biasa mengisi daftar sebelas pemain pertama. Hanya Rizky Ridho yang berbeda karena Jordi Amat mendapatkan larangan akumulasi kartu.
Advertisement
Akumulasi Kelelahan
Imbas dari keputusan Shin Tae-yong untuk menurunkan komposisi tim terbaiknya itu tentu bakal merembet kepada level kebugaran para pemain yang nyaris tanpa rotasi.
Apalagi ada tiga pertandingan krusial dalam delapan hari yang harus dijalani skuad Garuda. Momen ini bermula dari laga kontra Filipina dan dua laga kontra Vietnam pada semifinal.
Menurut pelatih asal Banjarnegara itu, hal ini disebut sebagai accumulated fatigue alias akumulasi kelelahan yang dialami para pemain karena proses pemulihan yang tidak maksimal.
"Faktor akumulasi kelelahan ini sudah bisa terlihat sejak laga kontra Filipina. Timnas Indonesia memutuskan tidak ada rotasi sama sekali setelah bermain melawan Thailand," ujarnya.
"Ada empat pertandingan sulit digelar berturut-turut kalau kita tarik ke belakang, yakni melawan Thailand, Filipina, dan dua laga kontra Vietnam di semifinal. Sementara Thailand melawan Indonesia saja merotasi beberapa pemain karena pelatihnya memahami kondisinya."
"At the end of the day, it's all about energy. Kalau level energi tidak maksimal, sebagus-bagusnya pemain kalau sudah kelelahan mau bagaimana?" lanjutnya.
Strategi dan Tata Kelola Energi
Pelatih berusia 49 tahun itu memang akhirnya lebih banyak menyoroti aspek sport science yang terlihat kurang maksimal di skuad Merah-Putih pada turnamen ini.
Menurut Rasiman, tugas Shin Tae-yong sebagai arsitek Timnas Indonesia bukan hanya soal melatih saja, melainkan mengelola sebuah tim.
Satu aspek tata kelolanya berkaitan dengan sisi fisiologis seorang pemain. Ada periode tertentu di mana pemain akan merasa keletihan. Pada titik ini, strategi untuk recovery menjadi krusial.
"Kalau dalam turnamen seperti ini tidak memperhitungkan faktor-faktor kelelahan, periode fatigue, ya itu menjadi tanda tanya besar," ujarnya.
"Sekarang teknologi sudah sedemikian maju. Setiap pelatih bisa mendapatkan informasi yang komprehensif tentang recovery, kondisi fisik pemain, masa pemulihannya berapa lama, dan apa yang harus dilakukan dengan pendekatan yang sesuai dengan fisiologis tubuh manusia," lanjutnya.
Advertisement