Bola.com, Malang - PSSI sudah mengambil keputusan tidak melanjutkan Liga 2 dan Liga 2 untuk musim 2022/2023. Satu di antara beberapa pertimbangan yang diambil PSSI disebutkan ada keinginan dari klub peserta dan efek Tragedi Kanjuruhan.
Namun, keputusan ini masih menuai protes, terutama dari para pesepak bola yang berkarier di Liga 2. Selain itu, para suporter juga kecewa dan menyuarakan pendapatnya.
Baca Juga
Advertisement
Arema FC menjadi pihak yang cukup disudutkan, karena Tragedi Kanjuruhan menjadi satu di antara faktornya.
Klub Liga 2 dan Liga 3 kini harus memiliki sarana dan prasarana untuk memenuhi standar tinggi untuk menggelar pertandingan di kompetisi Indonesia. Tujuannya untuk meminimalkan terjadinya tragedi di lapangan sepak bola.
Sementara di sisi lain, Arema FC yang terkait secara langsung dengan Tragedi Kanjuruhan masih aktif berlaga karena BRI Liga 1 berlanjut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Meminta Maaf dan Tidak Tinggal Diam Soal Proses Hukum
Manajemen Arema FC peka dengan situasi ini. Mereka meminta maaf kepada pihak yang terimbas Tragedi Kanjuruhan, termasuk dihentikannya Liga 2 dan Liga 3 musim ini.
"Arema FC tidak pernah berhenti untuk meminta maaf, kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terkena imbas dari musibah yang terjadi di Kanjuruhan, "ujar Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi, Tatang Dwi Arifianto.
"Namun, Arema FC tidak memiliki kewenangan secara langsung terkait keputusan berlanjut atau tidaknya sebuah kompetisi," lanjutnya.
Manajemen Arema FC menjelaskan mereka tidak tinggal diam dengan proses hukum dari Tragedi Kanjuruhan. Tatang menyebut pihaknya terus berjuang untuk mendapatkan keadilan dan proses hukum berjalan obyektif.
"Atas nama klub, kami terus berjuang untuk juga mendapatkan keadilan," tegasnya.
Advertisement
Sudah Ditolak di 4 Stadion
Arema FC mendapatkan sanksi dari Tragedi Kanjuruhan. Kini mereka sulit mendapatkan homebase setelah tidak bisa menggelar pertandingan di Stadion Kanjuruhan.
Sudah ada empat pengelola stadion yang akhirnya menolak permohonan Arema FC, yaitu di Bali, Magelang, Bantul, dan Semarang. Suporter setempat menolak kehadiran Singo Edan.
Mereka menganggap Arema tidak memiliki empati karena fokus berkompetisi ketimbang berjuang mengawal proses hukum Tragedi Kanjuruhan bersama Aremania.
Namun, manajemen Arema FC merasa sudah berjuang dengan memberikan kesaksian ketika menjalani pemeriksaan pihak kepolisian.
Hampir semua manajemen memenuhi panggilan penyidik di Polda Jatim, mulai dari mantan Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, hingga para staf di kantor manajemen.
Persaingan di BRI Liga 1 saat Ini
Advertisement