Sukses


Rekam Jejak La Nyalla Mattalitti di Sepak Bola Nasional: Bentuk KPSI, Jadi Ketua Umum, dan Kini Kembali Incar Kursi Nomor 1 di PSSI

Bola.com, Jakarta - Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang rencananya digelar pada 16 Februari 2023 mendatang diprediksi bakal berjalan panas. Agenda untuk pemilihan Ketua Umum dan Exco PSSI itu terpaksa dimajukan.

Keputusan itu sesuai arahan Presiden FIFA, Gianni Infantino, untuk transformasi sepak bola Indonesia atas rekomendasi Tim Pencari Fakta Independen yang menelisik Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022 lalu.

Kenapa KLB PSSI akan panas? Sejak era Nurdin Halid naik takhta, pemilihan Ketua Umum PSSI selalu berlangsung sengit dan penuh intrik. Apalagi, sebulan jelang KLB 2023, beberapa tokoh sepak bola nasional mulai mengelus-elus jagoannya.

Ada dua nama populer yang memanaskan bursa calon Ketum PSSI. Mereka adalah La Nyalla Mattalitti dan Erick Thohir, dan keduanya saat ini memiliki power di pemerintahan.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Punya Jabatan di Pemerintahan

La Nyalla Mattalitti (LNM) adalah Ketua DPD RI, sedangkan Erick Thohir (ET) menjabat Menteri BUMN. ET pernah bikin heboh ketika mengakuisisi saham Inter Milan, dan duduk di kursi presiden klub raksasa asal Italia tersebut.

La Nyalla terlihat sangat serius pada kontestasi Ketum PSSI kali ini. Hal tersebut dibuktikan dengan pendaftaran dirinya secara resmi dalam pencalonan di Kantor PSSI, GBK Arena, Jakarta, Jumat (13/1/2023), pukul 13.30 WIB.

LNM datang dengan para pendukungnya, satu di antaranya adalah Presiden Klub Persiba Balikpapan, Gede Widiade. La Nyalla mengaku baru mendapat dua suara, yakni Pengprov PSSI Jawa Timur dan Persela Lamongan.

"Saya dari voter hanya dua, dari Jawa Timur sama Persela. Tetapi ingat, soal dukungan itu hanya untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI. Mencalonkan, bukan dukungan itu berarti bahwa itu sudah mendapatkan pilihan dari voter," kata La Nyalla.

 

3 dari 5 halaman

Bukan Orang Baru

La Nyalla Mattalitti bukan orang baru di PSSI. Pria kelahiran 10 Mei 1959 itu terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2015-2019. Namun kemudian, PSSI dibekukan Menpora ketika itu, Imam Nahrawi, dan akhirnya berujung sanksi FIFA.

Kepemimpinan La Nyalla sebagai Ketua Umum PSSI berakhir pada Agustus 2016 lewat KLB. Nama La Nyalla kemudian sempat menjadi kandidat Ketua Umum PSSI pada Kongres 2019, tetapi kemudian dimenangi Mochamad Iriawan.

"Saat itu saya mau mencalonkan diri sebagai ketua PSSI pada Kongres 2019, tapi karena sudah ada calon ketua Iwan Bule, saya anggap cukup kredibel pada saat itu, akhirnya saya tidak maju," ujar La Nyalla.

"Saya masih punya utang, punya utang untuk menyelesaikan tugas-tugas saya yang dibawa oleh voters yang meminta saya menjadi ketua umum, 94 suara ini," ujarnya.

"Akhirnya saya tidak dalam tahanan, saya bisa bebas murni, dan tidak terbukti apa yang dituduhkan kepada saya dan akhirnya saya jadi ketua DPD RI," lanjutnya.

 

4 dari 5 halaman

Bentuk KPSI

Awal mula sepak terjang pria bernama lengkap La Nyalla Mahmud Mattalitti itu adalah ketika sepak bola Indonesia sedang karut marut.

Terjadi breakaway league alias dualisme kompetisi antara Liga Primer Indonesia (LPI) bikinan PSSI Johar Arifin dan Indonesia Super League (ISL).

Mayoritas klub yang telah lama berkiprah di ISL menolak berkompetisi di bawah LPI. Liga yang harus tetap berjalan membuat Ketua PSSI, Johar Arifin, membentuk klub dadakan yang sebelumnya belum pernah berkompetisi di Indonesia.

Langkah PSSI itu lah yang ditentang dan membulatkan tekad klub-klub eks ISL memutar kompetisi tandingan.

"Saya masih ingat sekali perjuangan PSSI mulai dari 2012 sampai 2015, yang mulai dari PSSI asli dan anggotanya palsu. Kemudian saya membuat KPSI (Komite Penyelamatan Sepak Bola Indonesia) yang organisasinya palsu, tetapi anggotanya asli," ucap La Nyalla.

"Setelah pertemuan beberapa kali IPL dan ISL tetap jalan dan Alhamdulillah terjadi kongres luar biasa penggabungan antara IPL dan ISL. Di situ akhirnya pak Djohar Arifin sebagai Ketum dan saya sebagai Waketum yang membidangi Badan Tim Nasional (BTN)," jelas LNM.

 

5 dari 5 halaman

Tujuan Dibentuk KPSI

Pada dualisme yang sempat terjadi di PSSI lebih dari 10 tahun lalu, sempat muncul KPSI yang merupakan komite yang didirikan dengan tujuan untuk mengembalikan prestasi dan sistem kompetisi Indonesia.

KPSI menilai PSSI pada waktu itu gagal sebagai Federasi Sepak Bola. La Nyalla juga turut menyebut soal pembekuan PSSI oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

"Pada saat saya dilantik oleh FIFA, saat itu saya juga mendapatkan surat pembekuan dari Menpora Imam Nahrawi," papar La Nyalla.

Lantas, bisakah La Nyalla Mattalitti kembali terpilih sebagai Ketua Umum PSSI dan membawa perubahan di sepak bola nasional? Kita tunggu hasil KLB PSSI pada 16 Februari 2023. 

Video Populer

Foto Populer