Sukses


Pelatih Persebaya Berusaha Penuhi Target Tembus 3 Besar BRI Liga 1 Meski Tanpa Degradasi

Bola.com, Jakarta - Keputusan BRI Liga 1 2022/2023 yang digelar tanpa degradasi memunculkan banyak reaksi dari berbagai pihak. Ada yang merasa situasi persaingan kompetisi akan berkurang tanpa adanya degradasi.

Keputusan ini dibuat karena ada beberapa faktor. Salah satunya kasus Tragedi Kanjuruhan yang membuat berbagai pihak memiliki trauma. Sebagian klub Liga 2 diklaim menolak melanjutkan kompetisi.

Pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso, juga merasa bahwa kompetisi tanpa degradasi akan memengaruhi gairah dalam berkompetisi. Namun, dia bertekad tetap akan berjuang keras membawa Persebaya meraih prestasi meski timnya dipastikan tak akan turun kasta musim ini.

Di sisi lain, Aji Santoso diberi target tinggi oleh manajemen Persebaya untuk musim ini. Hal itu bertolak pada pengalaman musim lalu, saat Persebaya menjalani musim yang fantastis meski tidak juara.

Mereka menduduki peringkat kelima klasemen akhir Liga 1 2021/2022. Situasinya hampir sama dengan musim ini, mengandalkan pemain muda yang minim pengalaman.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Naikkan Target

Manajemen Persebaya kini menaikkan target kepada Aji Santoso untuk musim depan dengan mampu menembus posisi yang menembus kompetisi Asia. Selama dua musim, pelatih berusia 51 tahun itu juga diberi beban mencetak tim juara.

Aji Santoso menegaskan bahwa dia akan tetap berusaha memenuhi target yang diberikan oleh manajemen klub tersebut.

“Saya akan berusaha maksimal untuk memenuhi target yang diberikan manajemen meskipun tidak ada degradasi. Kami tidak leha-leha, kami tetap berjuang,” kata pelatih asli Malang itu.

 

3 dari 5 halaman

Gairah Berbeda

Musim ini jadi kali pertama Liga 1 digelar tanpa degradasi sejak dimulai eranya pada 2017. Pada pandemi 2020 dan 2021, sempat muncul wacana ini. Namun, keputusan tanpa degradasi waktu itu dibatalkan.

Sistem kompetisi ini akan mengingatkan publik pada ISC A 2016, setelah PSSI menerima sanksi dari FIFA. Saat itu, ada upaya transformasi dari Indonesia Super League yang akhirnya melahirkan kompetisi yang berganti nama menjadi Liga 1 mulai 2017.

“Biarpun tidak ada degradasi, saya bersama tim akan mengejar prestasi maksimal, tetap berjuang. Bisa dikatakan kami harus tetap serius, dipakai untuk musim depan. Ada pemain asing baru, itu perlu adaptasi,” ujar pelatih berusia 52 tahun itu.

“Memang gairahnya adanya degradasi dan tidak itu ada bedanya. Tetapi, ada degradasi atau tidak ada degradasi, kami tetap fokus. Biarpun tidak ada degradasi, kalau kami main tidak serius kalah juga,” ucapnya.

 

4 dari 5 halaman

Performa Merosot

Peluang Persebaya untuk menembus papan atas masih sangat terbuka lebar. Tim berjulukan Bajul Ijo itu kini menduduki papan tengah, tepatnya peringkat ke-10 klasemen sementara dengan mengoleksi 22 angka.

Mereka mendapatkan enam kemenangan, empat seri, dan tujuh kekalahan dalam 17 pertandingan musim ini.

Makanya, tim asal Kota Pahlawan itu dalam upaya untuk memperbaiki performa di Liga 1 musim ini. Pencapaian Persebaya di putaran pertama Liga 1 musim ini menurun drastis dibanding dengan musim lalu.

Musim lalu, Persebaya mampu peringkat keempat klasemen sementara dengan 33 poin dalam 17 pertandingan. Artinya, ada selisih mencapai 11 poin dibanding musim ini.

Urusan produktivitas gol juga merosot tajam. Persebaya musim lalu mampu mencetak 32 gol dalam 17 pertandingan. Itu bahkan jadi angka memasukkan paling besar selama putaran pertama Liga 1 musim lalu.

Bandingkan saja dengan musim ini yang hanya mencetak 19 gol, atau selisih mencetak 13 gol. Ketajaman para pemain Persebaya memang dipertanyakan karena mulai kesulitan membobol gawang lawan.

5 dari 5 halaman

Posisi Persebaya Saat Ini

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer