Bola.com, Jakarta - Hingga Senin (16/1/2023) petang WIB, ada tiga nama yang dipastikan bertarung memperebutkan posisi sebagai ketua umum PSSI. Mereka adalah La Nyalla Mahmud Mattalitti, Erick Thohir, dan Doni Setiabudi.
La Nyalla menjadi orang pertama yang mengembalikan berkas pendaftaran di kantor PSSI yang terletak di GBK Arena. La Nyalla menyerahkan berkas pada Jumat (13/1/2023).
Baca Juga
Kepada Media Italia, Erick Thohir Berjanji Akan Terus Menaturalisasi Pemain Sambil Pembinaan Pemain Muda
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Advertisement
Kemudian disusul Erick Thohir dua hari kemudian. Erick ditemani puluhan pendukung setianya pada saat menyerahkan dokumen pendafatran di GBK Arena.
Lalu muncul sosok underdog, Doni Setiabudi. CEO Bandung Premier League itu menyerahkan dokumen pendaftaran ketua umum PSSI pada Senin (16/2/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Duopoli Erick Vs La Nyalla
Jika melihat rekam jejak dan peta dukungan, Erick Thohir dan La Nyalla memang lebih difavoritkan ketimbang Doni Setiabudi.
La Nyalla pernah menjabat sebagai ketua dan wakil ketua umum PSSI. Ia juga pernah menjadi ketua umum Asosiasi Provinsi PSSI Jawa Timur.
Bisa dikatakan La Nyalla adalah orang lama di sepak bola nasional. Pun demikian dengan Erick Thohir.
Kiprah Erick bahkan tak hanya di kancah sepak bola nasional saja. Ia pernah menjadi Presiden Inter Milan.
Advertisement
Tak Hanya Sepak Bola
Kiprah Erick Thohir di dunia olahraga tak hanya terbatas di sepak bola. Ia juga sempat memiliki beberapa klub basket.
Sebut saja klub basket NBA, Philadelphia 76ers. Juga klub basket lokal, Satria Muda. Sejak awal 2000-an, tepatnya 2004, Erick Thohir pernah didapuk sebagai Ketua Persatuan Basket Nasional Indonesia (PERBASI) periode 2004-2006.
Setelah itu, Erick terpilih menjadi satu di antara 26 anggota central board member asosiasi federasi basket tingkat internasional (FIBA).
Pada 2015, Erick juga sempat masuk sebagai board member, anggota asosiasi federasi basket tingkat Asia.Sejak 2006 hingga 2019 Erick Thohir sudah aktif sebagai Ketua asosiasi basket Asia Tenggara (SEABA).
Erick mendapatkan jabatan baru sebagai menteri BUMN pada 2019. Posisi itu masih ia pegang sampai saat ini.
Pengalaman Organisasi
Sementara itu, kiprah La Nyalla juga tak hanya di dunia sepak bola saja. La Nyalla Mattalitti saat ini tercatat masih memiliki jabatan di pemerintahan Indonesia.
Pria kelahiran 1969 ini masih menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) periode 2019-2024.
Sebelum mengisi posisi tersebut, pria ini dikenal sebagai seorang pengusaha. La Nyalla Mattalitti tercatat pernah memiliki perusahaan konstruksi dengan nama PT. Airlanggatama Nusantarasakti.
La Nyalla pernah Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Keterlibatan aktifnya dalam dunia bisnis juga membuat ia pernah terpilih sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Jawa Timur serta Ketua DPD Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional (Gapeknas) Jawa Timur.
Namun kiprahnya di PSSI penuh gejolak kontroversi. Ia pertama terlibat dalam kepengurusan PSSI sebagai anggota Exco PSSI pada kongres pemilihan 2011.
Advertisement
Konflik Dualisme
Di era kepengurusan Djohar Arifin, La Nyalla terlibat dalam rentetan konflik. Ia melakukan pemberontakan di PSSI, dengan mendirikan federasi tandingan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI). Ia menelurkan kompetisi tandingan, Indonesia Super League melawan kompetisi resmi PSSI Indonesia Super League.
Lewat periode panjang kepengurusan Djohar islah dengan La Nyalla. Sang pengusaha kemudian didapuk jadi Wakil Ketua Umum PSSI pada Kongres 2013.
Pada 2015 ia kemudian naik kelas jadi Ketua Umum PSSI. Namun, kepengurusannya tak berjalan lama. Ia terlibat konflik dengan Menpora, Imam Nahrawi yang berujung sanksi pembekuan PSSI oleh FIFA.
La Nyalla sempat masuk bui tersandung dugaan kasus korupsi Kadin Jatim, namun belakangan ia dinyatakan tak bersalah. Walau begitu ia tak lagi balik ke PSSI. Federasi memilih sosok Edy Rahmayadi sebagai nakhoda.