Bola.com, Yogyakarta - Mantan striker Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, mengungkapkan pengalamannya melihat praktik jual beli suara pada Kongres Luar Biasa (KLB) 2017.
Pengalaman itu dialami Kurniawan Dwi Yulianto karena pada saat itu turut mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI setelah diusung oleh PS Kwarta Medan.
Baca Juga
Advertisement
Kurniawan menceritakan kisah ini ketika menjalani sesi wawancara dengan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, dalam siniar bertajuk SPEAK UP.
"Pada 2017, saya sempat mencalonkan diri sebagai calon ketua umum PSSI. Saat itu saya tergerak untuk mencalonkan. Namun, saya sudah merasa bahwa akan kalah," ujar Kurniawan Dwi Yulianto dalam kanal Youtube Abraham Samad SPEAK UP, Senin (16/1/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ingin Buka Jalan bagi Pelaku Sepak Bola
Lelaki kelahiran Magelang, Jawa Tengah, ini mengatakan ambisinya untuk maju sebagai calon ketua umum PSSI bertujuan untuk membuka jalan bagi rekan-rekannya yang lain.
Menurutnya, para pelaku sepak bola yang sudah menekuni dunia manajerial dan tata kelola organisasi, harus berani untuk masuk bursa pemilihan petinggi federasi.
"Yang saya inginkan sebetulnya hanya untuk membuka pandangan para senior-senior yang paham organisasi, silakan masuk PSSI," ujar Kurniawan Dwi Yulianto.
"Menurut saya, para pesepak bola yang paham organisasi dan mengerti manajemen, seharusnya ada di dalam federasi," lanjutnya.
Advertisement
Praktik Jual Beli Suara
Satu pengalaman yang membuat Kurniawan Dwi Yulianto merasa kaget adalah ketika banyak sekali orang yang berusaha menghubunginya ketika mengetahui dirinya maju sebagai calon Ketua Umum PSSI.
Beberapa di antaranya bahkan mencoba mengajukan penawaran kepada Kurniawan dengan menjanjikan sejumlah suara dengan imbalan uang.
"Lalu apa yang terjadi? Terus terang saya kaget sekali. Pada 2017 itu, saya ditelpon beberapa orang. Beberapa orang yang bahkan saya tidak kenal," ujar Kurniawan.
"Mereka mengatakan, 'Kurniawan, di belakang kamu ada siapa? Saya bisa mendapatkan sekian suara untuk kamu. Satu suara harganya sekian'. Saat itu saya bilang, 'Saya ini sudah pasti kalah. Modal saya hanya kebaikan saja'."
"Itu berdasarkan pengalaman saya pribadi. Kalau soal calon lainnya, saya tidak tahu. Namun, ada orang yang menawarkan ke saya," lanjutnya.
Ditodong Suara saat Kongres
Selain itu, lelaki yang karib disapa Kurus ini juga kembali dibuat kaget ketika mengikuti Kongres Luar Biasa PSSI pada 2017. Saat hendak ke kamar mandi, ia ditodong seseorang.
Mantan pelatih Sabah FC ini mendapatkan permintaan suara dengan imbalan. Menurut Kurniawan Dwi Yulianto, hal itu cukup mengagetkan.
Satu yang mengejutkan, karena Kurniawan yang juga merupakan calon Ketua Umum PSSI justru diminta mencarikan suara untuk kandidat lainnya dengan pertimbangan Kurniawan dinilai dekat dengan sejumlah voters yang berasal dari Pulau Jawa.
"Bahkan ketika Kongres Luar Biasa 2017, saya sedang ke toilet, ada yang meminta suara dari saya. Dia bilang, 'Kurus, bisa tidak mendapatkan sekian suara? Nanti satu suara, kami berani bayar sekian'," kisah Kurniawan.
"Dia bilang waktu itu satu suara tidak sampai ratusan juta. Itu pada 2017, tapi saya enggak tahu. Mungkin dia itu seperti calo, saya juga tidak tahu. Makanya, mengapa saya berani bicara, karena saya mengalaminya," lanjutnya.
Advertisement
Pilih Kandidat Sesuai Program
Mantan striker Timnas Indonesia era 1995 hingga 2005 itu pun mengingatkan pemilik suara untuk benar-benar memilih calon ketua umum PSSI yaang benar-benar kompeten.
Nama yang nantinya akan terpilih berada di tangan voters. Sehingga, orang yang memimpin federasi sebagai induk sepak bola Indonesia harus diberikan kepada pihak yang benar-benar memiliki kualifikasi dan kompetensi.
"Saya ingin voters ini memilih calon yang memiliki program yang jelas dan punya kepedulian untuk membenahi sepak bola Indonesia," ucap Kurniawan Dwi Yulianto.
"Kalau voters memilih ketua umum PSSI yang salah, ya itu menjadi dosa mereka juga. Jangan sampai mereka salah pilih, lalu misalnya tidak jalan, mereka diam-diam saja."
“Kan yang menjadi korban sepak bola Indonesia. Untuk saat ini, siapa yang akan menjadi Ketua Umum PSSI ada di tangan voters. Apakah mereka tidak berdosa nih kalau misalnya salah pilih?”
Sumber: Youtube Abraham Samad SPEAK UP