Bola.com, Mechelen - Sekitar tujuh tahun lalu, Sandy Walsh terkejut namanya digaungkan media-media di Indonesia. Waktu itu, ia baru saja membawa RKC Genk lolos ke babak 32 besar Liga Europa.
Sandy Walsh lahir pada 14 Maret 1995 di Brussel, Belgia dari ibu Swiss berpaspor Belanda dan ayah Inggris yang keturunan Irlandia.
Baca Juga
Sandy Walsh Cerita ke Media Belgia: Saya Makin Sering Dihubungi Pemain Keturunan yang Ingin Membela Timnas Indonesia
Rekap Hasil Pemain Timnas Indonesia di Liga Eropa: Pekan yang Suram, Mayoritas Masih Sulit Menit Bermain
Nama Membawa Rezeki, Sandy Walsh Jadi Bintang Iklan Es Krim, Jualan Ngontel Diserbu Anak-anak
Advertisement
Kakek dan nenek Sandy Walsh dari ibunya berasal dari Indonesia, sementara nenek dari ayahnya berdarah Irlandia.
Sandy Walsh adalah warga negara Belanda dan pernah membela Timnas Belanda U-15, U-16, U-17, U-18, U-19, dan U-20 sebelum dinaturalisasi Timnas Indonesia pada November 2022.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kisah Sandy Walsh
"Tujuh tahun lalu, saya di RKC Genk dan berada di perempat final Liga Europa. Itu menakjubkan," ujar Sandy Walsh membuka kisahnya kepada channel YouTube ELEVEN BELGIUM.
"Saya masuk berita olahraga. Saya ditulis sebagai pesepak bola Belgia atau Belanda keturunan Indonesia yang berpartisipasi di perempat final Liga Europa."
Sandy Walsh bermain sembilan kali untuk RKC Geng mulai dari babak kualifikasi hingga penyisihan sebelum RKC Genk digugurkan Celta Vigo dengan agregat 3-4 pada delapan besar Liga Europa.
Dua tahun berselang, Sandy Walsh dihubungi oleh pelatih Timnas Indonesia saat itu, Simon McMenemy melalui Instagram. Bek berusia 27 tahun ini lalu terbang ke Jakarta.
Advertisement
Dihubungi Simon McMenemy
"Saya bertemu dengan coach Simon dan PSSI. Mereka ingin merekrut saya. Di situlah relasi dimulai. Saya dapat menemukan budaya Indonesia," imbuh Sandy Walsh.
"Jika saya sudah menerima paspor Indonesia sejak beberapa tahun lalu, saya pasti sudah memiliki banyak caps bersama Timnas Indonesia," paparnya.
Sandy Walsh menceritakan apa yang terjadi selanjutnya. Ketika ia tengah melengkapi dokumen pendukung naturalisasinya, Simon dipecat PSSI.
Simon mesti bertanggung jawab atas hancur leburnya pencapaian Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia pada September-November 2019.
Putus Kontak
"Saya telah bertemu dengan pelatih dan Ketua PSSI. Ada yang salah. Saya mengumpulkan dokumen yang diperlukan. Tetapi, tidak ada yang membantu saya," imbuh Sandy Walsh.
"Mereka memecat pelatih Timnas Indonesia. Jadi, kontak saya langsung hilang. Banyak orang di dalam federasi direposisi. Mereka menyambut ketua yang baru. Kontak langsung saya sudah tidak ada lagi."
"Tiga sampai empat tahun yang lalu saya beroikir mungkin mereka memang tidak menginginkan saya. Saya berpikir ini bisa menjadi akhir dari cerita yang berpotensi indah," ungkapnya.
Kiprah Sandy Walsh bersama RCK Genk berakhir pada 2017 karena ia hijrah ke Zulte Waregem. Pada pertengahan 2020, kontraknya habis bersama klub tersebut.
Advertisement
Sempat Frustrasi
Selama kurang lebih empat bulan, Sandy Walsh menjadi penggangguran. Dia belum mendapatkan klub. Sempat merasa frustrasi, KV Mechelen tiba-tiba datang menyodorkan kontrak.
"Tiga setengah tahun yang lalu, karier saya sedikit menurun. Saya tanpa klub selama empat bulan. Itu sulit. Saya tidak punya lagi kontak langsung di Indonesia," ujar Sandy Walsh.
"Jika saya tanpa klub di Belgia, mereka mungkin tidak menginginkan saya di sana. Saya tidak ingin orang-orang Indonesia tahu bahwa saya tanpa klub. Itu tidak akan membantu keadaan."
"Itu sulit secara mental. Waktu itu pandemi COVID-19. Bursa transfer dibuka cukup lama. Saya menunggu hingga hari terakhir. Agen saya lalu menelepon 'jika kita tidak punya apa-apa, ini akan menjadi sangat sulit'," ucapnya.
Ziarah ke Makam Kakek
Sandy Walsh merasa masih punya kualitas untuk bersaing Belgian Pro League atau kasta teratas Liga Belgia. Dia tidak ingin turun kasta ke Challenger Pro League, kompetisi divisi kedua.
"Saya mungkin bicara tentang divisi teratas, tapi divisi kedua juga sulit. Saya merasa tidak dihargai. Apa kesalahan yang telah aku perbuat? Saya berharga di kompetisi ini. Status saya seharusnya tidak menjadi masalah bagi sebagian besar klub," imbuh Sandy Walsh.
"Ada saat-saat di mana saya berpikir bahwa saya telah selesai. Periode tanpa klub itu adalah yang paling sulit. Saya berada di titik terendah saya. Saya harus berlatih sendiri selama empat bulan," ungkapnya.
Ketika Sandy Walsh telah berpikir untuk pensiun dini, ibu dan saudara perempuan menguatkannya. Mereka bersama-sama berziarah ke makam kakeknya. Ibunya bercerita bahwa sang putra sedang mengalami masa sulit.
Advertisement
Keinginan Sandy Walsh Terbayar Lunas
Beberapa waktu berselang, proposal kontrak dari KV Mechelen berada di meja Sandy Walsh. Asisten Shin Tae-yong yang menjadi pelatih Timnas Indonesia juga menghubunginya.
"Asisten itu bertanya apakah saya masih tertarik bermain untuk Timnas Indonesia. Saya jawab ya pada tujuh tahun lalu. Mereka meminta saya untuk mengirimkan dokumen yang diperlukan,"
"Akhirnya mereka memiliki semua dokumen yang diperlukan. Di situlah benar-benar dimulai, tiga tahun lalu. Saya tidak akan pernah melupakan momen itu. Saya menyangikan lagu kebangsaan dengan mata tertutup."
"Untungnya saya hafal. Saya melihat kembali beberapa momen bersama keluarga saya di Indonesia. Saya merasa bangga bisa berbagi dengan mereka. Itu adalah momen spesial. Saya sudah menunggu begitu lama, tujuh tahun, untuk momen itu," ujar Sandy Walsh.
Sumber: Eleven Belgium