Bola.com, Jakarta - Persebaya Surabaya telah lama dikenal sebagai penghasil pemain hebat di setiap generasi. Mulai dari era Abdul Kadir pada 1960-an, Bejo Sugiantoro (1990-an), hingga terkini sosok Marselino Ferdinan.
Produktivitas klub yang dijuluki Green Force tersebut dalam mengembangkan bakat-bakat muda tak lepas dari keberadaan klub internal Persebaya Surabaya. Secara rutin, mereka menggelar kompetisi di segala jenjang level usia.
Baca Juga
Marselino Ferdinan Punya Pelatih Baru di Oxford United Setelah Pemecatan Des Buckingham: Mantan Pemain Everton dan Leicester City
Statistik Seram Timnas Indonesia: 3 Kartu Merah dalam 5 Laga Terakhir
Foto: Frustrasinya Marselino Ferdinan saat Timnas Indonesia Ditaklukkan Filipina dan Tersingkir dari Piala AFF 2024
Advertisement
Dengan pembinaan yang masif seperti itu, tak heran bila klub yang berdiri sejak 1927 tersebut selalu bisa menemukan bibit pesepak bola berbakat. Beberapa nama besar yang saat ini malang melintang juga sejatinya jebolan klub internal Persebaya.
Walau begitu, tak semua pemain pada akhirnya bisa mentas di dunia sepak bola profesional. Apalagi mendapatkan kesempatan berkarier di luar negeri seperti yang tengah dialami Marselino Ferdinan.
Bola.com coba merangkum beberapa jebolan klub internal Persebaya Surabaya yang berkesempatan menimba ilmu di mancanegara. Siapa saja mereka? Berikut ulasan selengkapnya.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Anang Ma'ruf - Bejo Sugiantoro (PSSI Primavera)
Anang Ma'ruf dan 'Bejo' Sugiantoro merupakan dua nama pertama asal Persebaya Surabaya yang berkesempatan menimba karier di luar negeri. Keduanya masuk program PSSI Primavera yang diterbangkan ke Italia pada era 1990-an.
Proyek yang didanai oleh pengusaha Nirwan Bakrie itu bekerja sama dengan Sampdoria, klub elite Italia saat itu. Dari sanalah, tim muda Indonesia bisa bertanding di kompetisi Primavera musim 1993/1994.
Sayangnya, program ambisius tersebut tak disertai sukses Indonesia pada Piala Asia U-19 1994 dan Kualifikasi Olimpiade Atlanta 1996. Program ini lantas diteruskan oleh generasi selanjutnya yang diberi nama PSSI Baretti.
Meski begitu, para pemain yang mengikuti program ini mayoritas memiliki karier panjang dan luar biasa di sepak bola Indonesia. Keduanya pun juga bergelimang trofi sebelum memutuskan melanjutkan karier sebagai pelatih.
Â
Advertisement
Andik Vermansah
Momen pembekuan Persebaya Surabaya pada 2013 menjadi titik awal karier Andik Vermansah di luar negeri. Ketika itu, si 'Messi Indonesia' ini memilih merantau ke Malaysia ketimbang harus bermain untuk klub lain.
Walau mengaku sempat menyesal lantaran menolak tawaran dari Jepang dan Amerika Serikat, ia menikmati perjalanannya di Negeri Jiran sekitar lima tahun. Setelahnya, ia kembali ke Indonesia dengan bergabung ke Madura United dan terakhir di Bhayangkara FC.
Â
Evan Dimas
Pemain asal Surabaya lainnya yang berkiprah di luar negeri adalah Evan Dimas. Berbeda dengan seniornya, ia tak sempat merasakan berseragam Persebaya dalam karier profesionalnya.
Jebolan klub Internal Mitra Surabaya itu mengikuti jejak Andik memperkuat Selangor FA tepat setelah membawa Bhayangkara FC juara Liga 1 2017. Namun, kiprahnya di Malaysia hanya semusim.
Ia kemudian kembali ke Tanah Air dengan memperkuat sejumlah tim yakni Barito Putera, Persija Jakarta, dan Bhayangkara FC untuk kali kedua. Terkini, ia justru membela Arema FC yang notabene klub rival dai Persebaya.
Â
Advertisement
Marselino Ferdinan
Pemain jebolan klub Internal Persebaya selanjutnya yang bakal berkarier di luar negeri adalah Marselino Ferdinan. Pemain berusia 18 tahun itu telah mendapatkan lampu hijau untuk berkiprah di mancanegara.
Tak tanggung-tanggung, ia akan langsung loncat ke Benua Eropa dengan Belgia dilaporkan menjadi destinasi ideal untuknya. Walau begitu, belum diketahui klub mana yang akan meminangnya pada jendela transfer musim dingin ini.
Walau masih abu-abu, banyak yang kemudian mengaitkannya dengan klub kasta kedua Belgia, K Beerschot VA. Klub yang berpeluang promosi ke kasta tertinggi itu sendiri telah menerima pendekatan dari pengusaha Indonesia untuk mengambil alih tim.
Adik kandung dari Oktafianus Fernando itu memang tampil menggebrak sejak memulai debutnya musim lalu. Pemain termuda dalam sejarah kompetisi Liga 1 itu bahkan berhasil menggondol titel pemain muda terbaik Liga 1 2022/2023, meski gagal membawa Persebaya juara.
Kiprahnya di Timnas Indonesia juga tak perlu diragukan lagi. Pelatih Shin Tae-yong terus mengajaknya bersafari di semua kelompok usia untuk mematangkan permainannya di masa depan. Terdekat, ia bakal jadi andalan di Piala Dunia U-20 2023 yang berlangsung di Indonesia.