Bola.com, Jakarta - Insiden terjadi di kantor manajemen Arema FC Jalan Mayjend Pandjaitan 42, Kota Malang, Minggu (29/1/2023) siang WIB. Puluhan suporter yang mengatasnamakan Arek Malang berujung ricuh.
Kaca di official store Arema FC yang ada di samping kantor manajemen hancur. Kerusakan terjadi akibat adanya pelemparan batu dan benda-benda keras oleh peserta aksi.
Baca Juga
Rapor Penggawa Timnas Indonesia di Pekan Ke-11 BRI Liga 1: Sayuri Bersaudara Menggila, Egy Sukses Jadi Pahlawan
Termasuk Pemain Berlabel Kiper Timnas Indonesia, Ini Daftar Lengkap Penerima Kartu Merah di BRI Liga 1 2024 / 2025
Termasuk Evandro Brandao, Parade Gol yang Menyayat Hati di Menit Akhir Laga Sepanjang BRI Liga 1 2024 / 2025
Advertisement
Aksi Arek Malang ini terjadi lantaran mereka tidak puas dengan Arema FC dan manajemennya. Mereka ingin tim berjuluk Singo Edan ini mundur dari kompetisi pasca Tragedi Kanjuruhan.
Tuntutan tersebut dianggap sebagai solusi dan bentuk simpati terhadap 135 korban jiwa dari tragedi pada 1 Oktober 2022.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Korban Luka
Selain kaca yang hancur, ada juga korban luka yang dilarikan ke rumah sakit.
Baik dari Arek Malang maupun petugas keamanan kantor Arema FC. Karena ada gesekan antara mereka. Manajemen Arema menyesali insiden ini.
Advertisement
Terbuka untuk Berdialog
Kantor Arema FC selama ini tidak hanya sebagai tempat untuk menjalankan operasional. Tetapi juga sebagai tempat untuk melakukan koordinasi dengan banyak pihak.
“Manajemen selalu terbuka untuk berdialog. Kantor selalu membuka diri, bahkan kami juga menerima keluh kesah Aremania. Beberapa waktu lalu Arema FC juga membuka Crisis Center, kami terbuka untuk berdialog. Bukan dengan cara perusakan rumah kami,” kata Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi (PT AABBI), Tatang Dwi Arifianto.
Tahan Diri
Menurut Tatang, Arema FC sudah berusaha menahan diri dari provokasi yang dilakukan. Seperti halnya saat bus Arema FC diserang oleh oknum usai melakoni pertandingan tandang melawan PSS Sleman.
“Sebelumnya rombongan bus juga diserang oleh oknum tertentu, kami berusaha untuk menahan diri agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.
Advertisement
Serahkan ke Polisi
Menyikapi terjadinya perusakan tersebut, Arema FC menyerahkan sepenuhnya pengusutan kepada pihak kepolisian. Setelah kejadian, polisi sudah melakukan pemeriksaan dengan mengelingi tempat kejadian perkara dengan police line.
“Bagi oknum pelaku yang melakukan pengrusakan dan anarkisme, agar tidak timbul fitnah untuk bisa diungkap. Anarkisme dan pengrusakan bukan karakternya Arema,” tegas Tatang.
Manajemen Arema berpesan bahwa aspirasi seharusnya dilakukan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat. “Mari kepada semua pihak, hal-hal terkait Arema kita tempuh bersama melalui jalur musyawarah, berdialog untuk mencapai mufakat,” tegasnya.
Yuk Lihat Peringkat Arema di BRI Liga 1
Advertisement