Bola.com, Denpasar - Tagar Teco Out menggema setelah Bali United hanya meraih 2 poin dari 3 pertandingan BRI Liga 1 2022/2023.
Tagar #TecoOut terus menggema ketika akun Instagram resmi Bali United mengunggah konten. Selain tagar #TecoOut, suporter di dunia mayar menyayangkan Serdadu Tridatu yang bermain semakin monoton dan terlihat dalam 3 pertandingan terakhir menghadapi Persija Jakarta, PSM Makassar, dan RANS Nusantara FC.
Baca Juga
Advertisement
Teco sadar betul kritikan lebih banyak datang untuk dia dan Bali United daripada pujian.
“Saya tahu banyak kritikan daripada pujian di media sosial. Terus mungkin ada komentar-komentar dari akun palsu. Saya tidak mau melihatnya dan terlalu fokus dengan komentar tersebut. Bagi saya hal tersebut bisa mengganggu,” kata Teco ketika ditemui usai sesi latihan di Lapangan Gelora Trisakti Legian, pada Selasa sore (31/1/2023).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Paham
Teco paham suporter tidak puas dengan performa Nadeo Arga Winata dkk. saat ini. Namun sebagai pelatih, Teco harus terima hasil apapun yang diraih anak asuhnya. Entah itu hasil positif atau hasil negatif.
Setidaknya menurut Teco, anak asuhnya sudah berjuang di dalam lapangan untuk meraih hasil terbaik. Jika ada kritikan yang menjurus hujatan, hal tersebut tentu bisa merugikan Bali United.
“Mudah-mudahan kritikan ini tidak mengganggu tim. Mereka bisa down. Tapi dengan hasil ini, saya harus bisa bekerja lebih keras dari sebelumnya,” ungkapnya.
Advertisement
Tak Sakit Hati
Mantan pelatih fisik Persebaya Surabaya tersebut sadar jika Indonesia adalah salah satu negara dengan fanatisme sepak bola yang begitu besar.
Suporter menginginkan kemenangan di setiap pertandingan. Jika klub yang dibela suporter mendapat hasil minor, pelatih dan pemain harus siap-siap menerima kritikan pedas.
Bagi Teco kritikan seperti sudah biasa dialaminya.
“Kalau pelatih tidak bisa menerima kritik, lebih baik jangan menjadi pelatih kepala. Lebih baik jadi asisten pelatih saja. Bias aini dalam sepak bola. Saya tidak ada rasa kesal atau sakit hati,” bebernya.
Tidak Lihat Medsos
Jika boleh memilih, Teco lebih baik mendapatkan kritikan dari awak media daripada suporter yang ada di dunia maya.
Di media sosial menurutnya, cukup sulit melihat apakah suporter tersebut benar-benar pendukung Bali United atau justru dari klub lain yang ingin merusak suasana tim.
“Saya tidak mau untuk terlalu melihat media sosial. Kalau wartawan yang mengkritik, saya tentu respect. Mereka tahu kondisi tim dan bisa melakukan evaluasi. Tapi orang lain tidak bisa. Di media sosial, ada juga akun-akun palsu. Apakah mereka benar dari Bali atau dari klub lain yang ingin mencari masalah. Maaf, saya tidak terlalu senang membaca komentar-komentar itu,” tutup Teco.
Advertisement