Bola.com, Malang - Sejak Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu, sesi latihan Arema FC tak pernah dikunjungi Aremania.
Sebab, suporter memilih untuk fokus pada usut tuntas tragedi yang memakan 135 korban jiwa. Selain itu, Arema dapat sanksi bermain di luar kandang dan tanpa penonton.
Baca Juga
Daftar Calon Bek Baru Juventus Pengganti Bremer dan Cabal Sejauh Ini, Siapa Hendak Dibeli pada Januari 2025?
Striker Legendaris Persik, Johan Prasetyo Wibowo Bangga Melihat Sang Putra Bakal Menimba Ilmu di Spanyol
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Advertisement
Tapi saat latihan di Lapangan Universitas Brawijaya, Malang, Rabu (01/02/2023) situasinya agak berbeda. Latihan Arema dikunjungi belasan suporter anak-anak yang menggunakan atribun Singo Edan.
Mereka adalah murid dari Sanggar R.A Kartini, Dau, Kabupaten Malang. Saat latihan tengah berjalan, mereka bernyanyi di tribun penonton lapangan.
Dengan setia, anak-anak itu menunggu sampai akhir latihan. Mereka ingin meminta foto dan tanda tangan dari para pemain Arema.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Buah Tangan dari Fans Cilik
Karena lama tidak dikunjungi suporter, para pemain Arema tampak ramah meladeni permintaan mereka. Kiper Arema, Adilson Maringa yang jadi buruan pertama untuk foto dan tanda tangan.
Para murid tersebut juga membawa bingkisan untuk para pemain. Seperti buah-buahan. "Ini untuk kami? Banyak sekali, terima kasih,” kata Maringa dengan agak terkejut.
Maringa menerima dua keranjang buah. Sedangkan pemain lain juga mendapatkan bingkisan yang sama. Seperti Abel Camara, hingga pelatih Javier Rocha.
Para murid itu menunggu sampai semua pemain Arema meninggalkan tempat latihan. Dan yang jadi buruan terakhir adalah kapten tim Ahmad Alfarizi.
Advertisement
Pesan dari Maringa
Meski masih berusia sekitar 6 tahun, para suporter kecil ini sudah paham satu per satu nama pemain Arema. Hanya saja sebagian besar dari dari mereka baru sekarang bertatap muka langsung.
"Kalau saya, mau foto sama semua pemain,” kata Faiz, salah satu murid R.A Kartini.
Melihat belasan anak kecil yang antusias memburu foto dan tanda tangan, Maringa sempat memberikan pesan. Karena dia tahu para murid tersebut sebagian besar ingin jadi pesepakbola.
"Kuncinya adalah kerja keras dan berani untuk mewujudkan mimpi, jangan lupa untuk bersungguh-sungguh dalam belajar," kata Maringa kepada anak-anak tersebut.