Sukses


Perjalanan Karier TA Musafri: Dari Sepak Bola Kampung, Tak Pernah Ditempa SSB, tapi Tembus Timnas Indonesia

Bola.com, Jakarta - Talaohu Abdul Musafri, atau yang akrab dengan nama TA Musafri, menjadi salah satu pemain Indonesia yang bisa bersinar meski tak pernah mengenyam bangku pendidikan sekolah sepak bola (SSB).

Selain TA Musafri, memang tak banyak pemain yang bisa mencapai level pro tanpa tempaan SSB. Beberapa di antaranya memang bisa menembus level Timnas Indonesia, antara lain Samsul Arif hingga Ricardo Salampessy.

Perjalanan karier Musafri hingga mencapai titik saat ini memang melintasi jalur yang tak biasa: berawal dari sepak bola jalanan, lalu berjumpa dengan keberuntungan.

Karier seperti ini memang bukan cerita yang kerap dijumpai. Mayoritas pesepak bola mengawali kariernya dari SSB sebagai salah satu jenjang pembinaan usia dini di level akar rumput.

“Saya dari kecil memang sudah bermain bola, tetapi tidak pernah berlatih di SSB. Ya bermain bola jalanan itu. Kami menyebutnya ‘Liga Maghrib’. Jadi bermain sepak bola dari pulang sekolah sampai Maghrib,” kata TA Musafri dikutip dari kanal YouTube Sport77.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Jauh dari Sistem Pembinaan yang Ideal

Lelaki yang kini telah berusia 40 tahun itu mengatakan tak ada satu pun SSB yang beroperasi untuk menjalankan roda pembinaan pemain usia dini di kampung kelahirannya, Pulau Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan.

Dia mengatakan SSB terdekat yang bisa dijangkau anak-anak di kampungnya terletak di Ternate. Jaraknya memang cukup jauh, setidaknya harus ditempuh selama 12 jam via perjalanan laut.

Hingga beranjak dewasa, pemain kelahiran 19 Februari 1982 ini sama sekali tak pernah membayangkan ingin menjadi pesepak bola. Musafri meninggalkan kampung halamannya untuk menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.

Namun, langkah ini ternyata justru mempertemukannya dengan jalan takdir. Di Kota Pelajar ini, Musafri justru bisa meniti kariernya menjadi pesepak bola profesional.

 

3 dari 4 halaman

Dari UKM Kampus, Persiba Bantul hingga PSS Sleman

Musafri mengatakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) justru menjadi gerbang pertamanya menekuni sepak bola secara lebih serius. Dari sana ia mendapat kesempatan bermain di liga amatir.

Dari turnamen antarkampus, ia sukses mencuri perhatian banyak pihak. Dinilai memiliki bakat, Musafri  mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi klub lokal setempat, yakni Persiba Bantul. 

“Mungkin saat gabung di situ, saya dinilai memiliki bakat. Saya lalu diajak ke Bantul untuk bermain di kompetisi lokal,” ujarnya.

“Setelah kompetisi itu kebetulan ada seleksi Persiba Bantul. Saya datang dan menjalani tiga kali seleksi, alhamdulillah diterima Persiba Bantul yang bermain di kasta ketiga,” lanjutnya.

Selain Persiba, pemain berpostur 166 cm ini juga sempat bermain bersama PSS Sleman. Awalnya, dia memperkuat klub amatir di Bumi Sembada. Saat beruji coba dengan PSS, Musafri sukses mencetak dua gol dan akhirnya dipinang tim Elang Jawa.

 

4 dari 4 halaman

Bersinar di Persiba hingga Dipanggil Timnas Indonesia

Setelah dua musim memperkuat PSS Sleman, yakni selama rentang 2004-2006, Musafri kemudian melanjutkan petualangannya bersama Persiba Balikpapan.

Dari sana, ia menjadi salah satu pemain yang sempat mencuri perhatian karena sukses mencatatkan 20 gol dari 53 penampilannya bersama tim Beruang Madu.

Performa impresifnya itulah yang membawa Musafri memperkuat Timnas Indonesia. Momen pertamanya memperkuat skuad Garuda terjadi pada ajang Grand Royal Challenge Myanmar 2008.

Ketika itu, Timnas Indonesia masih diasuh oleh Benny Dollo. Kelak, pelatih yang akrab disapa Bendol ini pula yang mengangkut Musafri ke Persija Jakarta setelah meninggalkan Persiba Balikpapan pada medio 2009.

Sumber: YouTube Sport77   

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer