Sukses


3 Fakta Javier Roca: Pelatih Paling Apes pada BRI Liga 1 Musim Ini

Bola.com, Jakarta - Arema FC baru mengakhiri kerja sama dengan pelatih asal Chile, Javier Roca. Ini tak lepas dari catatan buruk dalam lima pertandingan terakhir Arema FC.

Di bawah kendali Javier Roca, Arema FC menelan lima kekalahan beruntun. Yakni dari Madura United, Bhayangkara FC, PSIS Semarang, PSS Sleman dan PSM Makassar.

Hasil minor ini membuat manajemen Arema FC gerah sehingga mereka ingin perubahan di sektor pelatih. Sebenarnya, Roca sudah melakukan segala cara untuk membangkitkan tim Singo Edan.

Satu aspek yang dinilai lemah adalah daya gedor di lini depan. Padahal, semua penyerang sudah dicoba. Mulai Abel Camara, Dedik Setiawan, M. Rafli hingga Kushedya Hari Yudo. Hasilnya, Arema FC tetap menelan kekalahan dan tak sanggup mencetak gol di lima laga beruntun.

Di sisi lain, pelatih 45 tahun ini agaknya lebih layak dicap apes karena dari segi kolektivitas tim. Faktanya, Arema FC sangat baik dalam hal penguasaan bola.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Gagal di Dua Klub

Musim ini, Javier Roca sudah menangani dua klub yang mana semuanya berujung pahit. Dia mengawali musim ini sebagai pelatih kepala Persik Kediri. Tapi baru tiga pertandingan berjalan, Roca lengser karena Persik hanya meraih sekali imbang dan dua kali kalah. Kabarnya, ada ketidakcocokan antara klub dengan dirinya.

Roca juga tidak mendapatkan kebebasan meracik formasi waktu itu. Sehingga Persik tampil kurang maksimal dan ada di papan bawah. Roca akhirnya kembali ke Liga 1 di pekan 9 bersama Arema FC. Masuknya sempat membuat pro dan kontra di kalangan suporter.

Ternyata, kebersamaannya dengan Arema juga tidak lama. Pelatih 45 tahun ini menjalani 12 pertandingan dengan Arema. Hasilnya, 5 kali menang dan 7 kali kalah. Terparah, 5 kekalahan terjadi secara beruntun. Sehingga manajemen memintanya untuk mundur dari kursi pelatih kepala.

Artinya, Roca musim ini membela dua klub Liga 1 hanya dalam 15 pertandingan saja. Berbanding terbalik dengan musim lalu, saat itu Roca masuk di tengah jalan sebagai pelatih Persik. Dia membawa tim itu selamat dari degradasi.

 

3 dari 5 halaman

Tak Pernah Menang di Stadion Kanjuruhan

Bisa dibilang Roca satu-satunya pelatih asing Arema di Liga 1 yang tidak pernah merasakan kemenangan saat bermain di kandang sendiri, Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Dia menjalani debut sebagai pelatih Arema di momen yang sulit. Singo Edan langsung dihadapkan dengan tim sekelas, Persib Bandung pada 11 September 2022.

Arema yang baru beberapa hari ditanganinya takluk dari Persib 1-2 di depan puluhan ribu Aremania. Sebuah debut kelam baginya. Setelah itu, Roca menjalani laga kandang lagi di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. Lawannya Persebaya Surabaya. Sebuah partai yang sulit. Karena harus melawan rival abadi.

Hasilnya, Arema kembali kalah 2-3 dari Persebaya. Sebuah sejarah kelam bagi Arema. Ini kali pertama Arema FC kalah dari Persebaya di Malang. Kekalahan ini membuat Tragedi Kanjuruhan pecah. Aremania turun ke lapangan, dan berujung penembakan gas air mata. Sebanyak 135 korban jiwa melawang akibat kekacauan tersebut.

Imbasnya, Arema disanksi tak boleh bermain di Stadion Kanjuruhan sampai akhir musim. Jadi, Roca jadi pelatih Arema yang tak pernah memberikan kemenangan di kandang sendiri. Justru 5 kemenangan yang dibuatnya terjadi saat Singo Edan main di luar Malang.

 

4 dari 5 halaman

Alami Tragedi Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan merupakan pengalaman kelam dalam sepakbola Indonesia. Roca merasakannya sebagai pelatih klub yang terlibat langsung dalam tragedi itu. Andaikan Roca bisa membawa Arema menang dari Persebaya, mungkin ceritanya akan berbeda.

Roca mengaku ini jadi tragedi pertama yang dirasakannya. Dia melihat beberapa suporter yang meninggal di ruang ganti. Dia ikut merasa bersalah. Namun di sisi lain dia harus terlihat tegar. Karena Roca juga punya pekerjaan membangkitkan mental pemainnya pasca Tregadi Kanjuruhan.

Beberapa hari pasca Tragedi Kanjuruhan, Roca jadi sorotan sampai ke negaranya, Chile. Keluarga besarnya sampai media di sana kaget dengan peristiwa besar ini.

5 dari 5 halaman

Persaingan di BRI Liga 1

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer