Bola.com, Surabaya - Keputusan Marselino Ferdinan bergabung bersama KMSK Deinze, klub kasta kedua kompetisi Belgia, dilandasi peluang besar mendapatkan menit bermain. Bersama Deinze, Marselino diharapkan mendapatkan banyak jam terbang.
Pemain berusia 18 tahun itu sempat menjalani trial di KAA Gent, klub kasta tertinggi Belgia. Kabar itu membuat publik pun menaruh harapan mengingat mantan pemain Persebaya Surabaya itu bisa makin berkembang pesat bersama klub tersebut.
Baca Juga
Asisten Shin Tae-yong Bongkar Alasan Marselino Ferdinan Jadi Starter saat Timnas Indonesia Bungkam Arab Saudi: Terbukti Ampuh
Lini Depan Timnas Indonesia Angin-anginan: Maksimalkan Eliano Reijnders dan Marselino Ferdinan atau Butuh Goal-getter Alami?
Cetak 2 Gol ke Gawang Arab Saudi, Marselino Ferdinan Layak Dimainkan Oxford United Akhir Pekan Ini?
Advertisement
KAA Gent tentu bukanlah klub sembarangan. Mereka selalu bermain di kompetisi Eropa dalam beberapa musim terakhir, seperti Liga Champions maupun Liga Europa. Marselino Ferdinan bakal punya kans bermain di level yang lebih tinggi.
Namun, pada akhirnya Marselino Ferdinan malah bergabung bersama klub kasta kedua, KMSK Deinze. Pemain yang karib disapa Marsel itu mendapatkan kontrak berdurasi 1,5 tahun sampai musim pana 2024.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ada Klausul Menit Bermain
Oktafianus Fernando, kakak dari Marselino Ferdinan, menyebutkan bahwa kontrak sang adik di Deinze itu mencantumkan mengenai menit bermain.
Hal itu yang membuat Marselino Ferdinan menerima bermain di kasta kedua, ketimbang bersama KAA Gent yang bakal menyulitkan persaingan.
"Ada klausul soal menit bermain. Intinya, kami memilih yang menurut kami menjadi yang terbaik untuk perkembangan dan potensi bermain. Harapannya bisa meningkatkan kesempatan bermain," ujar Oktafianus kepada Bola.com.
Klausul ini tak lepas dari apa yang pernah dialami oleh Egy Maulana Vikri saat mengawali kariernya di Eropa bersama klub Polandia, Lechia Gdansk. Saat itu Egy lebih banyak bermain untuk tim junior Lechia Gdansk.
Advertisement
Dibahas oleh Keluarga
Witan Sulaeman misalnya. Sempat bermain untuk empat klub Eropa. Namun, dia tampil dalam 22 laga tetapi membukukan tak sampai 1.000 menit bermain. Marselino Ferdinan seharusnya bisa mendapat kesempatan lebih dari itu.
Saat mempertimbangkan kans di KAA Gent, tawaran untuk Marsel datang dari KMSK Deinze. Oktafianus menyebut berbagai pertimbangan dibahas oleh keluarga mengingat kali ini tawarannya berasal dari klub kasta kedua.
“Sebenarnya bagus kalau dia dapat wadah di kasta tertinggi. Namun, ada pertimbang lain. Jadi, waktu 1,5 tahun itu harus bisa jadi proses adaptasi. Harapan kami, Marsel bisa beradaptasi dalam waktu yang tidak lama,” ungkap pemain yang akrab disapa Ofan itu.
“Proses itu perlu, ada adaptasi. Bersama KMSK Deinze, nanti Marsel bisa lebih berkembang di lingkungan baru. Setelah itu, mudah-mudahan Marsel bisa makin meningkat dan mendapat kesempatan lebih baik,” imbuhnya.
Potensial dan Cepat Beradaptasi
Peluang Marselino Ferdinan untuk bisa berkembang tentu bisa terjadi dengan mendapatkan banyak menit bermain.
Kans itu sangat terbuka lebar di Deinze yang notabene adalah klub kasta kedua. Marsel diprediksi tidak menemui banyak kesulitan beradaptasi.
Nama Marsel jadi perbincangan sejak musim lalu hingga mampu meraih penghargaan sebagai pemain muda terbaik di BRI Liga 1 2021/2022. Marselino Ferdinan tampil dalam 24 laga dan mencetak 4 gol dan 7 assist pada usia 17 tahun.
Marsel sendiri belum mendapat kesempatan bermain bersama KMSK Deinze. Namun, situasi kini justru membuatnya jadi perbincangan lantaran pelatih Timnas Indonesia U-20, Shin Tae-yong, memaksanya pulang.
Pemain kelahiran 2004 itu masuk rencana Shin Tae-yong yang akan memimpin skuatnya dalam TC untuk Piala Asia U-20 2023 dan Piala Dunia U-20 2023.
Advertisement