Bola.com, Sleman - Aksi anarkistis oknum suporter kerap kali merugikan sebuah klub. Kondisi inilah yang saat ini dialami PSS Sleman.
Buntut tindakan anarkis pelemparan bus Arema FC oleh oknum suporter mereka, klub berjulukan Super Elang Jawa itu terancam terusir dari Sleman. Hal ini disampaikan Ketua Panitia Pelaksana (Panpel), Yuyud Pujiarto.
Baca Juga
Advertisement
Seperti diketahui, insiden pelemparan bus Arema FC terjadi seusai pertandingan pekan ke-21 antara PSS versus Arema FC pada lanjutan BRI Liga 1 2022/2023, (26/1/2023). Selain kerusakan bus, beberapa orang mengalami luka-luka akibat kerjadian itu.
"Kalau kejadian kemarin dan pelemparan-pelemparan lain banyak terjadi lagi, tidak menutup kemungkinan bisa-bisa PSS Sleman tidak bisa lagi ber-homebase di Sleman lagi," ujar Yuyud.
"Mosok tim lain bisa main di Sleman sedangkan PSS jadi tim musafir gara-gara tidak dewasanya penonton," lanjutnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ayo, Berbenah!
Berkaca dari kejadian tersebut, Yuyud Pujiarto berharap seluruh pecinta sepak bola Sleman bisa segera berbenah. Dia ingin hal-hal semacam itu tidak terulang kembali.
Suporter harus bisa bersikap dewasa dan menjadi tuan rumah yang baik. Sebaliknya, Panpel pun berjanji akan terus meningkatkan keamanan di stadion.
"Ini tentu pelajar buat kami dari Panpel, dan juga untuk teman-teman suporter agar ke depan bisa mematuhi peraturan yang berlaku, dan apapun hasilnya kita bisa menjadi tuan rumah yang baik," pesannya.
Advertisement
Sangat Merugikan
Selain dijatuhi sanksi Komdis PSSI berupa denda sebesar Rp 50 juta, PSS Sleman juga dilarang menggelar pertandingan dengan penonton. Ini berlaku saat Super Elang Jawa menjamu Persik Kediri di Stadion Maguwoharjo pada Kamis (9/2/2023) sore.
Keputusan tersebut tertuang dalam surat dari kepolisian dengan nomor: R/REK/30/II/Yan 2.14/2023/Intelkam. Pria yang pernah menjadi pelatih tim putri PSS itu berujar, hal ini menjadi kerugian besar bagi manajemen Laskar Sembada. Sebab, mereka harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk laga nanti.
Pun demikian keputusan kepolisian kali ini diharapkan menjadi pelajaran bagi semua pihak. Baik Panpel, suporter, maupun manajemen tim untuk menjadi lebih baik.
"Saya mewakili Panpel PSS meminta maaf kepada seluruh pendukung PSS karena laga melawan Persik tak bisa dihadiri penonton. Insiden pada pekan sebelumnya jadi salah satu pertimbangan untuk laga besok," tutur Yuyud.
Berharap Bisa Dihadiri Penonton
Lantas, berapa lama PSS tidak mendapat izin menggelar laga dengan penonton? Soal itu, Yuyud menerangkan bahwa sampai saat ini pihaknya masih terus berusaha agar laga kandang berikutnya bisa dihadiri penonton.
Meski begitu, Yuyud menegaskan jika izin tersebut hanya akan turun kalau ada perubahan sikap yang lebih baik dari seluruh elemen di Sleman. "Pekan ini memang tanpa penonton, tapi untuk laga kandang pekan berikutnya, kami akan negosiasi lagi terkait ke depannya," pungkasnya.
Advertisement