Bola.com, Malang - Pelatih I Putu Gede Swisantoso melewati debutnya bersama Arema FC di BRI Liga 1 2022/2023 dengan manis. Dia memberikan kemenangan 2-1 atas Rans Nusantara, Rabu (8/2/2023).
Hasil yang sekaligus mengakhiri tren buruk Arema FC dalam beberapa laga terakhir di Liga 1. Tim Singo Edan sebelumnya menelan lima kekalahan beruntun.
Baca Juga
Advertisement
Faktor kedekatan dengan pemain, tim pelatih dan manajemen sepertinya membuat Putu Gede cepat beradaptasi. Sosoknya merupakan mantan kapten tim Singo Edan di era 2000-an.
Namun pelatih 49 tahun ini mengungkapkan ada beberapa perbedaan dari Arema FC di masa dia bermain dengan saat ini.
“Sebelum pertandingan melawan Rans, saya merasa ada perbedaan antara dulu dengan sekarang. Suasana lagi down. Itu yang membuat berbeda. Tapi ada hal yang masih terasa seperti dulu. Seperti kedekatan satu sama lain masih ada,” terangnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Harus Konsiten
Akibat mental yang sedang down, dia melihat ada imbas yang terlihat di lapangan. Yakni militansi berkurang.
Namun dia memaklumi jika itu merupakan imbas trend negatif di lima laga sebelumnya. Tapi Putu Gede merasa jika hal itu bisa diperbaiki.
“Saya merasa pemain di tim ini masih bisa meningkat. Marwah tim ini masih ada. Beberapa momen mereka mau berlari, ngotot, namun belum konsisten. Kadang masih hilang. Sekarang, bagaimana caranya mereka konsisten bermain ngotot,” sambungnya.
Advertisement
Gaya Malangan
Setiap pelatih baru yang datang ke Arema, mayoritas mereka punya target mengembalikan gaya bermain khas Malang. Pelatih sebelumnya, Javier Roca juga mengatakan hal yang sama. Namun hasilnya belum terlihat di lapangan.
Kini, Putut Gede yang coba menghidupkan kembali karakter itu. Sepertinya dia paham bagaimana membuat Evan Dimas dkk. bisa melakukannya.
“Bagi saya simpel. Gaya Malangan ini bermain ngotot, pantang menyerah, ngeyel, dan ada kerasnya sedikit,” tegasnya.
Perlu Proses
Menrutnya, hal itu adalah sikap bermain di lapangan. Hanya saja tidak bisa datang secara tiba-tiba di lapangan.
Terbentuknya juga proses di luar lapangan. Bagaimana sikap bergaul dengan pemain lain. Solidaritasnya harus kuat. Akhirnya nanti terbawa di lapangan.
Mantan pelatih PSMS Medan ini butuh waktu untuk membuat timnya kompak lebih dulu. Sebab karakter bermain ngotot tidak bisa hanya dilatih di lapangan, tapi juga diluar lapangan.
Advertisement