Bola.com, Surabaya - Green Nord 27 alias Bonek tribune utara telah merilis album kompilasi lagu. Album tersebut berjudul The Symphony of Reckless Days berisi 10 lagu dari sejumlah band beragam genre.
Album berjudul The Symphony of Reckless Day itu berisikan 10 lagu dari 10 band. Band-band berbeda genre. Berbeda latar belakang. A
Advertisement
da nama-nama tenar sebut saja Kobe, Blingsatan, Heavy Monster, Plester-X, hingga band seperti Monster Pengerat Wortel serta X60 Jaran.
Public Relation Project The Symphony of Reckless Day, Arya Nugraha mengatakan album ini sebenarnya sudah digarap sejak pertengahan tahun 2021. Namun mengendap cukup lama hingga akhirnya bisa dirilis.
"Lagu-lagu ini bedanya sama lagu yang lama lebih kekinian, lebih ke anak muda, alirannya banyak. Ada ska, hard core, genrenya kolektif. Folk juga ada, punk, rock and roll,” kata Arya Nugraha kepada Bola.com, Kamis (16/2/2023).
"Penggarapan album ini tidak main-main. Tidak asal-asalan. Kami benar-benar memperhitungkan semuanya dengan matang. Mulai dari sound hingga kualitas rekamannya,” jelasnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Lekat dengan Sepak Bola
Menurut Arya, musik selalu punya ikatan batin yang lekat dengan sepak bola. Chant-chant dinyanyikan suporter di tribun untuk mendukung tim kebanggaan.
Berbagai anthem yang dimiliki klub dan event besar dunia juga kian jadi penegas jika musik dan sepak bola ibarat teman serumah yang akan selalu akrab.
Musik juga menjadikan sepak bola tidak berakhir hanya 90 menit saja. Di luar itu, musik menjadi media ekspresi suporter. Kemudian menghasilkan karya yang bisa dinikmati oleh siapa saja.
Ditambah, Surabaya yang pernah jadi barometer musik rock sejatinya tertinggal cukup jauh untuk urusan album kompilasi soal sepak bola.
Karena itu, album kompilasi ini bisa jadi langkah awal agar musik dan sepak bola Kota Pahlawan bisa mengejar ketertinggalannya.
Advertisement
Berawal dengan Podcast
Ide pembuatan album kompilasi itu muncul usai dirinya mendengar salah satu podcast musik yang berhubungan dengan dunia sepak bola.
Podcast tersebut, kata dia, juga mencerminkan ide yang selama ini juga digagas oleh rekan sesama suporter.
Pengerjaan The Symphony of Reckless Days memakan waktu yang panjang, sebab proses pembuatan lirik, rekaman, hingga mixing lagu dilakukan secara bergantian antara satu band dengan band lainnya.
“Lama prosesnya karena, kami beri waktu untuk proses kreatif untuk mereka (band yang terlibat). Kemudian konfirmasi ulang ke mereka, rekaman satu bulan, proses pengiriman lirik dan lain-lain tiga sampai empat bulan,” ujarnya.
Musik dan Sepak Bola
Jika melihat perkembangan di Eropa, sepak bola dan musik memiliki kaitan erat. Dua hal itu tak bisa dipisahkan. Dia mengambil contoh dari dua klub kontestan Liga Inggris, yakni Manchester City dan Liverpool.
“Walau ini album kompilasi pertama soal sepak bola di Surabaya. Tapi secara kualitas tidak bisa dipandang sebelah mata. Semoga album ini bisa jadi jawaban atas penantian sekian lama soal Musik dan sepak bola di Surabaya,” ucap Arya.
Sepuluh lagu yang mengisi album kompilasi di antaranya adalah Bangunlah Jiwamu dari Let's Go C'mon Baby, Mars Untuk Pemenang dari Plester-X, Kapten dari Kobe, Ramah Kotaku dari Debu Jalanan, dan Surabaya Selamanya dari Heavy Monster.
Kemudian, lagu Satu Nyali Wani dari Give Me Mona, Kita Surabaya dari Blingsatan, Bola Jalanan dari Monster Pengerat Wortel, Dilarang Kalah dari X60 Jaran, dan A Hero City Rules dari Wolfeet.
Advertisement