Bola.com, Jakarta - Pelatih Bali United, Stefano Cugurra, punya kesan tersendiri ketika menghadapi Persebaya Surabaya. Bersama tim yang dijuluki Bajul Ijo tersebut, Teco memulai karier kepelatihannya di Indonesia pada 2004 atau 18 tahun yang lalu.
Namun kala itu, Teco yang baru berumur 30 tahun bukan duduk di kursi pelatih kepala, melainkan pelatih fisik Persebaya. Sebelum memulai karier kepelatihan di Indonesia, Stefano Cugurra lebih dulu berpetualang ke berbagai negara.
Baca Juga
Advertisement
Dari Italia hingga negara-negara di Timur Tengah sudah pernah dikunjunginya. Hal tersebut tak lepas dari peran sang ayah, Gildo Rodriguez.
Berkat Gildo, Teco menemukan kecintaan di sepak bola. Selain mulai mendapatkan segalanya dari sepak bola, dia terbiasa menghadapi situasi dalam tim sebagai pelatih maupun pemain.
Balik lagi ke Persebaya Surabaya, Teco saat itu rela meninggalkan satu di antara klub di Singapura. "Saya mau ke Persebaya saat itu, karena sempat menyaksikan pertandingan Persebaya di Liga Indonesia pada akhir 2003," ungkap Stefano Cugurra.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Menjabat Pelatih Fisik
Saat pertama kali bergabung dengan Persebaya, Stefano Cugurra dipercaya sebagai pelatih fisik. Dia membantu Jacksen F Tiago yang menangani Persebaya Surabaya.
Musim pertamanya di Persebaya Surabaya berbuah manis. Tim Bajul Ijo menjadi juara Liga Indonesia 2004, dan menyingkirkan dua pesaing berat saat itu, PSM Makassar dan Persija Jakarta.
Pengalaman yang tidak terlupakan pun tercipta. Kala itu di Stadion Gelora 10 November, Persebaya berhasil menang 2-1 atas Persija. Kemenangan itulah yang mengantarkan Tim Bajul Ijo meraih gelar juara Liga Indonesia saat itu.
Advertisement
Diarak Menggunakan Jeep
"Saya senang bisa juara di depan ribuan Bonek," terangnya. Beberapa hari setelah memastikan gelar juara, skuad Persebaya tak terkecuali Teco langsung diarak keliling Kota Surabaya dan menjadi satu di antara momen begitu indah untuknya.
Dia masih ingat betul momen tersebut. "Waktu itu setelah beberapa hari juara, kami semua mulai dari pemain, pelatih, hingga ofisial keliling Kota Surabaya dengan Bonek."
"Saya naik Jeep dan kenangan itu ada di ingatan saya. Di Jeep itu, saya bersama dua legenda Persebaya, Uston Nawawi dan Mat Halil," terangnya.
Di Surabaya Bertemu Sang Istri
Pada 2009 juga menjadi kenangan indah bagi pelatih dengan koleksi tiga gelar juara Liga 1 tersebut. Dia menikahi wanita Surabaya, Miranda Erlinda.
Hingga sekarang keduanya dikaruniai dua anak yaitu Romario Cugurra yang lahir di Thailand saat Teco membesut Phuket FC, dan Gabriella Cugurra Rodrigues yang lahir pada 27 Januari 2020 di Bali.
"Saya senang bersama Persebaya, karena di Surabaya saya mengenal istri saya sampai sekarang. Saya juga belajar Bahasa Indonesia di kota tersebut. Pada tahun pertama saya, saya sudah mulai belajar Bahasa Indonesia," ucapnya.
Selama 5 tahun berada di Persebaya sebagai asisten pelatih, tiga gelar juara berhasil diraihnya. "Persebaya dan Surabaya sangat berarti untuk saya. saya berterimakasih karena bisa bekerja di Persebaya dan sempat hidup di Kota Surabaya," tutupnya.
Advertisement
Momok Bagi Persebaya
Kini, Stefano Cugurra akan memimpin Bali United menghadapi Persebaya Surabaya pada laga pekan ke-26 BRI Liga 1 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (18/2/2023) sore WIB.
Bagi Teco, ini bukan pertama kalinya bersua Persebaya. Dia kerap menjadi momok bagi Tim Bajul Ijo. Dari tujuh duel yang dijalani, sang pelatih berhasil membawa tim yang diasuhnya meraih tiga kemenangan, dua hasil imbang, dan menelan dua kekalahan.
Simak Posisi Klub Favorit Kamu di Bawah Ini:
Advertisement