Bola.com, Jakarta - Sejak awal Februari lalu, Arema FC sudah meninggalkan Malang. Mereka jadi tim musafir di BRI Liga 1 2022/2023 karena mendapatkan homebase di Jakarta dan Bekasi.
Sampai saat ini, tim berjulukan Singo Edan itu belum kembali ke Malang. Lantaran pulang ke Malang jadi sebuah hal yang tidak memungkinkan di tengah padatnya jadwal kompetisi.
Baca Juga
Advertisement
Karena itu, tim Arema berupaya membuat situasi yang kondusif agar tidak dilanda kebosanan. Pelatih Arema, I Putu Gede menganggap hal ini sebagai perjuangan. Sementara bagi pemain, mereka mengibaratkan sebagai pemusatan latihan jangka panjang.
“Saat ini, bagi kami berpikir yang penting bisa bermain. Tentang menjalani kompetisi sebagai tim musafir sudah tidak ada pengaruhnya. Kami anggap seperti pemusatan latihan jangka panjang,” kata kiper Arema, Teguh Amiruddin.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sampai Kompetisi Berakhir
Tidak salah jika situasi ini dianggap seperti TC (training center) jangka panjang. Karena pemain berkumpul dan menjalani pertandingan dalam waktu berbulan-bulan.
Kemungkinan Singo Edan baru kembali setelah kompetisi berakhir pada awal April mendatang. "Bisa jadi sampai kompetisi selesai tetap di Jakarta,” lanjutnya.
Arema kini menyisakan 11 pertandingan lagi. Semua laga itu akan dirampungkan kurang dari dua bulan ke depan. Sehingga jadwalnya tergolong sangat padat. Apalagi ada dua partai tunda yang dimiliki Arema. Yakni melawan Borneo FC dan Bali United.
Advertisement
Pengalaman Musim Lalu
Sementara kapten Arema, Ahmad Alfarizi merasakan momen ini hampir sama seperti musim lalu. Di mana Arema menjalani kompetisi saat pandemi virus corona.
Liga 1 berjalan dengan sistem buble. Sehingga setiap seri, mereka tak pulang dalam waktu beberapa bulan. "Kami pernah mengalami hal seperti ini. Musim lalu tinggal di Yogyakarta dan Bali dalam waktu lumayan lama,” kata Alfarizi.
Bedanya, musim lalu semua tim merasakannya. Sedangkan saat ini, hanya Arema dan beberapa tim yang markasnya digunakan sebagai venue Piala Dunia U-20 beberapa bulan lagi. Seperti Bali United yang memilih bermain di Jawa Tengah.