Bola.com, Jakarta - Sektor pertahanan memang menjadi satu di antara pekerjaan rumah terbesar pelatih Timnas Indonesia U-20, Shin Tae-yong, sebelum berangkat ke Uzbekistan untuk menghadapi Piala Asia U-20 2023.
Sebab, ada beberapa catatan yang mesti dibenahi pertahanan Timnas Indonesia U-20 jika melihat performa yang mereka tampilkan pada tiga pertandingan di turnamen mini internasional.
Baca Juga
Kapten Timnas Indonesia U-20 Minta Maaf Setelah Tersingkir dari Piala Asia U-20 2025 dan Gagal ke Piala Dunia U-20
Klasemen Grup C Piala Asia U-20 2025: Timnas Indonesia U-20 Dipastikan Tersingkir, Mimpi Tembus Piala Dunia U-20 Pupus
Persija Lagi Jelek, Rizky Ridho Tetap Berharap Dipanggil Patrick Kluivert ke Timnas Indonesia: Mungkin Saya Ada Bad Day dan Tidak Perform
Advertisement
Pada ajang ini, Timnas Indonesia U-20 tercatat berhasil meraih kemenangan melawan Fiji dengan skor 4-0. Lalu, dua laga berikutnya berakhir dengan kekalahan, yakni saat bersua Selandia Baru (1-2) dan Guatemala (0-1).
Dengan kata lain, anak asuh Shin Tae-yong belum bisa berbuat banyak jika menghadapi lawan yang secara kualitas hampir setara atau lebih baik.
Berita Video, Timnas Indonesia U-20 Telan Kekalahan dari Guatemala di Laga Uji Coba Terakhir pada Selasa (21/2/2023)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mencari Komposisi Terbaik
Dari tiga pertandingan tersebut, Shin Tae-yong memang selalu melakukan perubahan komposisi pemain di sektor pertahanan. Dari tiga laga, skema tiga bek sejajar selalu diisi oleh nama-nama yang berbeda.
Untuk laga melawan Fiji, tiga pemain bertahan yang diturunkan ialah Kakang Rudianto, Marcell Januar, dan Sulthan Zaky. Adapun duel kontra Selandia Baru melibatkan Kakang, Robi Darwis, dan Sulthan Zaky.
Sementara itu, tiga pemain yang tampil pada laga melawan Guatemala ialah Kakang, Ferarri, dan Marcell Januar. Dari nama-nama yang muncul, hanya Kakang yang tak pernah tergantikan.
Advertisement
Opsi Sedikit
Kali ini, Shin Tae-yong memang punya opsi yang lebih sedikit. Sebab, hanya ada Brandon Scheunemann dan Dimas Juliono Pamungkas yang menjadi opsi pengganti.
Situasi ini tentu berbeda dengan pemusatan latihan Timnas Indonesia U-20 di Eropa tahun lalu. Ketika itu, masih ada Justin Hubner, Achmad Rusadi, dan Kadek Arel.
Nama yang disebut pertama masih menjalani proses naturalisasi, sedangkan dua sisanya tak mendapat panggilan untuk persiapan Piala Asia U-20 2023.
Zaky Butuh Pengalaman
Jika dibandingkan dengan bek tengah yang tampil reguler di turnamen ini, Sulthan Zaky memang menjadi salah satu pemain yang paling minim jam terbang internasional.
Sebagai pemain terbaru, Zaky sebelumnya hanya bermain di level U-16 dan U-17. Namun, bek berusia 16 tahun ini punya potensi besar untuk berkembang lebih jauh.
Dia membutuhkan ketenangan, terutama dalam membantu build-up serangan. Pasalnya, Zaky sempat melakukan kesalahan fatal yang berujung kebobolan, tepatnya pada laga kontra Selandia Baru.
Ketika itu, operan Zaky yang terlalu tanggung sukses dipotong pemain lawan. Bola pun langsung disodorkan ke depan dan sukses dikonversi menjadi gol oleh Jay Heardman.
Pemain asal PSM Makassar ini sebetulnya bisa saja menemani Kakang Rudianto dan Muhammad Ferarri yang diprediksi menjadi pilihan utama. Namun, ada banyak catatan yang harus segera diperbaiki.
Advertisement
Semua Kebobolan Bermula dari Kesalahan
Selain kesalahan Sulthan Zaky yang harus dibayar mahal karena berakibat kebobolan, sebetulnya dua gol lainnya yang bersarang di gawang Timnas Indonesia U-20 juga tak jauh berbeda.
Jika berbicara soal gol lainnya pada laga kontra Selandia Baru U-20, penyebabnya tak lain karena kesalahan antisipasi Cahya Supriyadi dalam menghalau umpan silang.
Bola yang gagal ditangkap tersebut justru membentur Oliver Colloty sehingga bergulir ke gawang. Padahal, Colloty sejatinya sudah tak bisa menjangkau operan tersebut.
Adapun satu-satunya gol dalam duel melawan Guatemala juga disebabkan oleh kesalahan sendiri. Arkhan Fikri yang gagal menguasai bola sukses direbut oleh Jorge Solorzano. Pemain ini lalu melepaskan sepakan lambung dari jarak jauh yang tak bisa dihalau oleh Daffa Dasya.
Pasalnya, posisi Daffa sudah berada jauh di depan gawang. Tidak ada bek lain yang bisa memberikan gangguan karena posisinya sudah jauh dari posisi Solorzano