Bola.com, Jakarta - Ketua PSSI, Erick Thohir mengatakan bahwa FIFA akan memberikan alat pendeteksi dugaan pengaturan skor yang terhubung dengan handphone-nya dalam waktu dekat.
"Kami sudah bersepakat dengan FIFA kalau tidak melest, akan ada pendidikan mengenai aturan dan hukuman pengaturan skor," ujar Erick Thohir.
Baca Juga
Advertisement
Erick Thohir mengungkapkan bahwa FIFA akan datang ke Indonesia pada pertengahan Juni 2023 atau setelah Piala Dunia U-20 2023 pada 20 Mei-11 Juni 2023.
Selain memperkenalkan teknologi canggih itu, keberadaan FIFA di Indonesia bertujuan untuk memberikan sistem pelatihan kepada pemain dan wasit terkait pengaturan pertandingan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penjelasan Erick Thohir
"Kalau tidak salah pada minggu ketiga Juni 2023, FIFA akan datang ke sini untuk membuat training system terhadap seluruh pemain dan wasit," ungkap Erick Thohir.
"Mengenai penyegaran peraturan pertandingan sehabis Piala Dunia U-20. FIFA juga bakal menaruh sistem indikasi pengaturan skor."
"Sistemnya canggih. Saya agak ternganga-nganga melihatnya. Bahkan, saya akan dikoneksikan langsung ke HP saya jika ada indikasi match fixing," imbuh Erick Thohir.
Advertisement
Cara Kerja Alat dari FIFA
Cara kerja alat pendeteksi match fixing itu, kata Erick Thohir, akan memberikan penanda dalam tiga warna meliputi kuning, merah, dan hijau.
"Janjinya FIFA begitu. Keren juga. Kalau ada pertandingan, saya diberi tahu misalnya warna kuning, merah, atau hijau," ucap Erick Thohir.
"Namun, bukan berarti merah telah terjadi pengaturan skor. Itu akan diinvestigasi. Terima kasih ke FIFA. Memangnya kita bisa bikin sistem seperti itu? Enggak ngerti," ungkapnya.
Redam Kekhawatiran Suporter
Erick Thohir menuturkan bahwa teknologi canggih dari FIFA itu untuk meredam kekhawatiran suporter terkait adanya indikasi pengaturan skor.
"Suporter yang tidak puas dengan sepak bola Indonesia, misalnya ujung-ujungnya ada penalti, ketidakpuasan selama puluhan tahun, sakit hati mereka harus diperbaiki dengan ini," terang Erick Thohir.
Advertisement