Sukses


Kesaksian Fisioterapis Madura United saat Fase Krisis Ricki Ariansyah: Hilang Denyut Nadi, Proses CPR hingga Tetes Air Mata

Bola.com, Jakarta - Kemenangan Madura United atas PSIS Semarang, Selasa (7/3/2023) nyaris dibayar mahal. Ricki Ariansyah yang menjadi pencetak gol kemenangan, sempat tak sadarkan diri di penghujung laga.

Dalam situasi tendangan sudut, Madura United melakukan umpan pendek cepat. Lulinha lantas melambungkan bola ke tiang jauh, di mana Rian, sapaan akrab Ricki Ariansyah, berhasil menuntaskannya menjadi gol kedua pada laga tersebut.

Namun nahas, Farrel Arya tak sengaja menendang kepalanya saat hendak menyapu bola. Rian mendarat ke tanah dengan keras dan tidak bereaksi sama sekali.

Esteban Vizcarra yang berada di dekatnya tampak panik dan meminta tim medis segera datang. Beruntung, Reva Adi Utama bergerak cepat melakukan tindakan pertama dengan menarik lidah Rian yang tertelan.

Fisioterapi Madura United, Marcelo Araujo, dan sport massage Remedy Gallan Putra bergegas menghampirinya. Namun, apa yang dilihat di depan mata keduanya merupakan sebuah tragedi yang tak pernah terbayangkan.

"Kami datang ke tempat dia dan sudah lihat dia dalam keadaan kolaps. Kami mulai lakukan pertolongan pertama. Puji Tuhan kami bisa tolong dia secepat mungkin dan putar dia ke samping agar tidak menelan lidah lagi," ujar Marcelo.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Banyak "Orang" Ganggu Evakuasi Rian

Pria asal Brasil itu menyebut dalam kondisi krisis seperti itu dibutuhkan pemahaman yang bijak dari semua orang. Namun, beberapa orang malah mengganggu proses pertolongan pertama kepada Rian.

Dalam tayangan ulang yang viral di dunia maya, terlihat seorang panitia pelaksana berada di dekat kejadian. Bukannya membantu, ia terlihat sibuk merekam video penyelamatan Rian dari jarak yang sangat dekat.

"Jadi kalau panik, pasti ada gangguan dalam penanganan insiden. Sedikit terganggu karena ada orang yang seharusnya tidak ada di situ. Itu mengganggu saat memberikan pertolongan pertama," jelasnya.

"Kami juga punya sedikit kesusahan untuk memberikannya oksigen. Kalau ada banyak orang di dekat dia, oksigen itu susah didapat. Apalagi stadion itu tertutup di atas, jadi oksigen sulit masuk untuk Rian bisa bernapas, itu susah," terang Marcelo.

3 dari 6 halaman

Nyaris Kehilangan Rian

Dalam situasi sepesekian detik, Marcelo dituntut melakukan tindakan cepat dan tepat. Apalagi, denyut nadi Rian nyaris menghilang. Dibantu Remedy, ia melakukan resusitasi jantung paru-paru atau biasa disebut CPR.

"Kami cek bagian vitalnya dan lihat juga pernafasannya. Dalam sepak bola ada banyak tabrakan ke arah kepala. Kalau itu terjadi pasti ada kondisi kolaps. Jadi ada beberapa menit dia bisa berhenti bernafas," sebut Marcelo.

"Bukan cuma pertolongan pertama saja, tetapi kita juga perlu tahu apa yang harus dilakukan. Jadi kami lakukan CPR karena sempat berhenti napasnya. Itu harus kami lakukan. Kami dapat bantuan dari Tuhan untuk bawa dia kembali," imbuhnya.

 

4 dari 6 halaman

Tidak Berhenti Menangis

Setelah upayanya membuahkan hasil, Marcelo coba memanggil Rian untuk melihat responsnya. Saat itulah tangisnya pecah karena eks pemain Persijap Jepara itu mulai sadar.

"Kami semua bagian dari keluarga Madura United dan Rian lama sekali fisioterapi dengan saya. Saat itu saya coba bicara sama dia, dan dia merespons panggil saya dokter. Itu emosional buat saya dan saya cium kepala dia," kenangnya.

"Saya tahu, dia sudah kembali kepada kami lagi. Tidak bisa rasanya saya tidak emosional kalau bisa mengembalikan seseorang untuk bisa bernafas lagi dan itu emosional buat siapapun," sambungnya.

 

5 dari 6 halaman

Ambulans Bukan Sekadar Taksi

Dalam kesempatan ini, Marcelo juga memberikan kritik kepada pantia peliaksana pertandingan, utamanya tim medis dari rumah sakit setempat. Ia menyoroti keberadaan perlengkapan di dalam mobil ambulans yang tidak lengkap.

"Perlengkapan sama sekali tidak lengkap, itu yang paling susah di lapangan saat itu. Ambulans dari rumah sakit tidak lengkap. Jadi ambulans ada di situ fungsinya bukan seperti taksi. Seharusnya punya peralatan lengkap untuk menerima pasien di dalam," tegasnya.

"Saya minta tolong sama federasi untuk berikutnya, perlengkapan medis di dalam ambulans harus lebih lengkap. Kalau ada kebutuhan pertolongan pertama seperti itu, mereka sudah siap menghadapi masalahnya," tandas Marcelo.

6 dari 6 halaman

Persaingan di BRI Liga 1 saat Ini

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer