Bola.com, Pamekasan - Madura United kembali menjadi saksi bisu perayaan gelar juara di kasta tertinggi sepak bola tanah air. Setelah Bhayangkara FC merayakan titel di depan mereka pada musim 2017, kini giliran PSM Makassar yang melakukannya dengan menjadi kampiun BRI Liga 1 2022/2023.
Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Madura Ratu Pamellingan, Pamekasan (31/3/2023), tuan rumah memang tampak tak berdaya. Bahkan, mereka sudah tertinggal dari PSM Makassar di 10 menit awal lewat brace Willem Jan Pluim.
Baca Juga
Advertisement
Bukannya bangkit, klub berjulukan Laskar Sape Kerrap itu justru makin terbenam di awal babak kedua. Kenzo Nambu dengan cerdik melepaskan tembakan cungkil yang tak sanggup dihentikan kiper Rendy Oscario di babak kedua.
Harapan sempat menyeruak bagi Madura United usai Hugo Gomes 'Jaja' memperkecil ketertinggalan sesaat berselang. Tetapi sayangnya, itu jadi gol penutup malam itu.
"Pertandingan terasa berat bagi kami setelah PSM bikin dua gol di 10 menit babak pertama. Pemain coba respons, tetapi gagal cetak gol. Itu bikin susah kejar ketinggalan," buka pelatih karteker Madura United, Rachmat Basuki.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terlambat Panas
Madura United sejatinya bukan tanpa peluang. Mereka beberapa kali mendapatkan peluang emas tepat di muka gawang yang sayangnya gagal dikonversi dengan baik.
"Kalau saya lihat sebetulnya setiap pemain kami punya perspektif masing-masing. Kami prediksi dan berspekulasi PSM akan main aman di sini. Kesalahan kami adalah terlambat panas saat PSM main efektif," katanya.
Advertisement
Pantas
Pelatih asal Pamekasan itu mengakui ada hal-hal yang di luar dugaannya. Itulah yang membuat mereka tak sanggup mengejar ketertinggalan dari sang juara.
"Tetapi ini alasan mengapa mereka juara musim ini. Saya ucapkan selamat berhasil mengunci gelar di sini. Mereka pantas karena kuat bertahan dan efektif menyerang," imbuh Rakhmat.
Pengaruh Besar Bernardo Tavares
Eks pelatih akademi Madura United ini juga menilai ada satu hal penting yang membuat PSM juara. Ia menyebut pengaruh Bernardo Tavares di pinggir lapangan sebagai pembeda PSM sepanjang musim.
Bernardo memang kerap meledak-ledak di sisi lapangan. Tak heran ia kersp bersitegang dengan perangkat pertandingan.
"Secara keseluruhan bukan cuma kuat di dalam lapangan. Dari pinggir lapangan juga sangat kuat. Pelatih mereka di bench sangat pandai memainkan perang psikologi. Yang berhasil memenangkan perang itu adalah pemenangnya," jelasnya memungkasi.
Advertisement