Bola.com, Sleman - PSS Sleman akan memainkan laga kandang terakhir di BRI Liga 1 2022/2023. Klub berjulukan Super Elang Jawa itu menjamu Bali United pada pekan ke-33 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (7/4/2023) malam WIB.
Tidak seperti laga sebelumnya, pada pertandingan kali ini panitia pelaksana (panpel) PSS Sleman mendistribusikan tiket secara terbatas kepada para suporter. Panpel PSS cuma memberikan kuota penonton sebanyak 5 ribu tiket.
Baca Juga
Advertisement
Pembatasan kuota ini dilakukan karena laga digelar pada malam hari. Plus dihelat pada Ramadan. Hal ini disampaikan oleh Ketua Panpel PSS, Yuyud Pujiarto, di Stadion Maguwoharjo.
"Dari awal kami sudah mencoba melobi mengenai kuota penonton dalam pertandingan PSS kontra Bali United. Namun, kendala-kendala yang sulit itu adalah hasil penilaian kemarin, yang jadi alasan kami hanya diberikan kuota 5 ribu tiket," jelas Yuyud.
"Satu alasannya adalah keadaan kami menggunakan penonton pada malam hari di Bulan Ramadan. Seandainya bukan laga pertama, mungkin kami akan diberikan kuota tambahan," lanjut panpel PSS Sleman itu.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sekaligus Ajang Uji Coba
Sosok yang juga pernah melatih PSS Putri pada musim 2019 itu menjelaskan bahwa laga kontra Bali United sekaligus jadi ajang uji coba pertandingan saat Ramadan. Kalau aman, kemungkinan kuota bisa bertambah pada musim depan.
"Sebenarnya, awalnya kami tidak diberikan kuota penonton untuk laga kandang terakhir musim ini. Namun, setelah melalui beberapa usaha, alhamdulillah akhirnya diberikan kuota penonton meski hanya 5 ribu," ujar Yuyud Pujiarto.
"Kuota penonton itu diberikan juga dengan ketentuan kami bisa saliing menjaga keamanan dan ketertiban. Nanti mungkin pada awal Juli, Liga 1 dimulai lagi dan pertandingan nanti akan menjadi pertimbangan-pertimbangan untuk musim depan," lanjut ketua panpel PSS Sleman itu.
Advertisement
Bersyukur
Menurut panpel PSS Sleman, pertandingan malam hari cukup riskan jika terjadi gesekan atau kerusuhan. Terutama antar-suporter yang kerap terjadi di Liga 1 belakangan ini.
Selain itu, kondisi penerangan menjadi catatan tersendiri bagi pihak kepolisian untuk memberikan kuota lebih kepada penonton. Meski begitu, Yuyud tetap bersyukur dengan kuota yang diberikan.
"Kendala lainnya yang menjadi catatan tentunya dua kejadian sebelum pertandingan, di mana terjadi kerusuhan," ujarnya.
"Kami beruntung mendapatkan kuota penonton dan kami menerimanya karena diberikan izin pelaksanaan main pada pukul 20.30," lanjutnya.
Apresiasi dan Permintaan Maaf
Mewakili panpel PSS Sleman, Yuyud Pujiarto meminta maaf kepada Sleman fans karena hanya bisa memberikan kuota penonton dengan jumlah terbatas.
“Saya mewakili Panpel PSS memohon maaf terkait hal itu. Kami sudah usaha maksimal dan memperjuangkan keinginan teman-teman PSS fans, namun kuota 5 ribu lah yang bisa dihasilkan,” ucapnya.
Hal senada diungkapkan Event Manager PSS Sleman, Rangga Rudwino. Rangga mengapresiasi semua pihak yang telah mengusahakan kuota penonton dalam laga kandang terakhir Super Elang Jawa.
“Pada intinya, dari pihak manajemen PT PSS berterima kasih kepada teman-teman Panpel yang sudah mengusahakan untuk bekerja sama dengan kepolisian tentang kuota yang sudah diberi," tuturnya.
Rangga Rudwino meminta maaf kepada seluruh PSS fans karena belum bisa mengakomodasi tiket dalam laga kali ini.
“Untuk teman-teman PSS fans, saya memohon maaf. Namun, setidaknya inilah keadaan sebenarnya. Jadi mau tidak mau memang begini adanya," ujar Rangga.
“Semoga dalam pertandingan kandang terakhir musim ini, PSS diberikan kemenangan, dan untuk teman-teman PSS fans yang tidak mendapat tiket, tetap dukung PSS dari rumah dan tetap jaga situasi kondusif,” pungkasnya.
Advertisement