Bola.com, Jakarta - Ketua PSSI, Erick Thohir, disarankan untuk fokus memperbaiki kompetisi di Indonesia, termasuk BRI Liga 1, setelah dianggap sudah maksimal memperjuangkan Piala Dunia U-20 2023 di Tanah Air.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) menggelar jajak pendapat bertema "Ketua PSSI Erick Thohir Sudah Berupaya Optimal agar Indonesia Tetap Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20".
Baca Juga
Double Date, Erick Thohir dan Istri Kunjungi Vakansi Maarten Paes dan Luna Bijl di Bali: Dengarkan Cerita Melihat Berbagai Budaya Indonesia
Brisbane Roar Tak Lepas Rafael Struick ke Timnas Indonesia untuk Penyisihan Grup Piala AFF 2024, Baru Bisa jika Masuk Semifinal
Indra Sjafri Sempat Jadi Opsi Pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, tapi Erick Thohir Akhirnya Tetap Pilih Shin Tae-yong
Advertisement
Sebanyak 80,6 responden memilih ya percaya, 12,9 persen kurang atau tidak percaya, dan 6,5 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
LSI memulai polling itu pada 31 Maret hingga 4 April 2023 atau hanya berselang tiga hari dari kebijakan FIFA yang mencabut Indonesia sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20 2023.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sanksi Ringan
Pengamat olahraga, Fritz Simanjuntak, sepakat dengan hasil survei LSI terkait kepercayaan publik terhadap Erick Thohir yang telah memperjuangkan Piala Dunia U-20 2023 di Tanah Air.
Selain itu, Erick Thohir juga disebut berhasil meyakinkan FIFA untuk tidak memberikan hukuman berat kepada Indonesia berupa pembekuan atau banned.
FIFA hanya menjatuhkan sanksi kepada PSSI berupa penyetopan dana bantuan dari program FIFA Forward 3.0 yang disebut Erick Thohir nominalnya berjumlah 1,25 juta USD atau setara dengan Rp18 miliar.
Advertisement
Sudah Maksimal
"Saya setuju hasil survei LSI. Erick Thohir sudah all-out memperjuangkan Piala Dunia U-20 2023 Serta berhasil melobi FIFA sehingga sanksi yang didapat Indonesia ringan hanya berupa sanksi administrasi saja," kata Fritz.
"Kalau prestasi internasional, sudah bisa juara tingkat Asia Tenggara seperti SEA Games atau Piala AFF saja, rakyat Indonesia pasti sudah sangat senang. Kompetisi bisa dibilang adalah darahnya dari organisasi sepak bola," tuturnya.
Pengalaman Erick Thohir
"Kita lihat di Inggris, semua pemain terbaik, pelatih terbaik dunia ingin bermain di sana. Pemain dengan bayaran tinggi juga bermain bermain disana. Walaupun dari segi prestasi Inggris tidak terlalu baik. Kompetisi adalah darahnya sepak bola," jelasnya
"Dengan pengalaman internasional yakni pernah memiliki klub di Italia, Erick Thohir pasti dapat mencontoh bagaimana mengelola kompetisi di Italia maupun di Inggris. Selain itu pembinaan pemain juga harus mendapatkan perhatian," imbuh Fritz.
Advertisement