Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-22 pernah memiliki duet penyerang yang mematikan pada cabang olahraga sepak bola putra SEA Games 2011. Kedua striker ganas itu ialah Patrich Wanggai dan Titus Bonai.
Dari hasil kolaborasi antara Patrich Wanggai dan Titus Bonai, lini serang Timnas Indonesia U-22 memang terhitung mematikan di SEA Games 2011. Dua pemain ini menjadi tulang punggung skuad Garuda Muda dalam menjebol gawang lawan.
Baca Juga
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Advertisement
Keduanya bahkan sempat bersaing di jajaran pencetak gol terbanyak. Patrich Wanggai, misalnya, sukses mengepak lima gol. Sementara itu, Titus Bonai yang menjadi rekan duetnya mampu menjaringkan empat gol.
Sayangnya, dua pemain ini masih kalah dari Lamnao Singto, pemain Laos yang mencatatkan enam gol. Tak hanya itu, keduanya juga harus gigit jari lantaran skuad Garuda Muda hanya bisa meraih medali perak.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Dua Striker yang Saling Melengkapi
Titus Bonai pun mengisahkan kembali perjalanannya bersama Patrich Wanggai yang menjadi juru gedor Timnas Indonesia U-22 saat itu. Proses adaptasi untuk saling memahami satu sama lain mutlak diperlukan.
Pemain yang akrab disapa Tibo ini mengakui, mereka berdua memang memiliki karakter yang berbeda. Namun, perbedaan ini mampu menjadi duet yang mematikan karena keduanya saling melengkapi.
"Saya memang biasanya mencari karakter teman duet saya terlebih dahulu. Kalau untuk diri sendiri kan saya sudah tahu,” kata Titus Bonai seperti dikutip dari kanal YouTube Sport77.
"Jadi, saya harus mengetahui bagaimana karakter Patrich Wanggai. Dia kan tipikalnya tembok, jadi saya yang harus keliling untuk mencari bola untuk dia,” imbuhnya.
Advertisement
Tinggal Satu Kamar Bangun Kekompakan
Tibo juga mengatakan, Patrich Wanggai juga melakukan hal serupa untuk bisa memahami karakter permainan Tibo. Apalagi, mereka belum pernah bermain bersama di level klub.
Kekompakan antara keduanya juga dibangun melalui proses. Upaya menjalin chemistry juga semakin terbantu karena keduanya tinggal satu kamar selama penyelenggaraan SEA Games 2011.
“Menurut saya, karakter dia luar biasa. Patrich pun juga melakukannya timbal balik untuk mengetahui karakter permainan saya,” ujarnya.
“Itulah yang membuat kami berdua sangat kompak. Saya pun juga satu kamar dengan Patrich selama SEA Games 2011,” lanjut Tibo.
Berbagi Peran di Lini Depan
Penyerang yang kini telah berusia 34 tahun itu mengatakan, keduanya memang sudah memiliki pemahaman yang sama antara satu dengan yang lain. Jika Tibo bertugas mencari bola, maka Patrich lebih berperan untuk menjadi eksekutor.
"Ketika sudah di lapangan, kami sama-sama fokus. Patrich sering meminta, ‘Nanti bolanya seperti ini seperti ini’," ujarnya.
“Patrich memang lebih banyak meminta, karena tugas saya yang mencari bola. Ibaratnya memasak, dia tinggal memakannya saja,” ia menambahkan.
Advertisement