Bola.com, Jakarta - Kompetisi BRI Liga 1 2022/23 telah menemukan pemenangnya. PSM Makassar yang tampil konsisten sepanjang musim berhasil melepas dahaga gelar selama 23 tahun.
Keberhasilan Juku Eja tak lepas dari tangan dingin pelatih Bernardo Tavares. Ia mampu mengeluarkan potensi maksimal dari setiap pemainnya termasuk para pemain muda.
Advertisement
Ananda Raehan merupakan salah satu bukti kejeniusan pelatih asal Portugal tersebut. Pemain berusia 21 tahun itu menjelma sebagai salah satu kekuatan PSM di lapangan tengah.
Jangan lupakan pula si kembar Yakob Sayuri dan Yance Sayuri. Kecepatan keduanya di pinggir lapangan, juga merupakan kunci sukses PSM merengkuh gelar juara musim ini.
Selain penggawa PSM, masih banyak pemain lain yang ternyata tampil mengejutkan terutama memasuki putaran kedua BRI Liga 1. Siapa saja mereka? Berikut ulasan selengkapnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Matias Mier (Bhayangkara FC)
Bhayangkara FC tentu tak pernah membayangkan bakal berada di kubangan zona merah musim ini. Jawara Liga 1 2017 itu terperosok begitu dalam di putaran pertama.
Tetapi kehadiran Matias Mier mampu mengubah peruntungan klub berjuluk The Guardian. Tak hanya lepas dari papan bawah, mereka mengakhiri kompetisi di peringkat ke-7.
Sosok asal Uruguay itu memang tampil mengesankan di putaran kedua. Ia mencatatkan 10 gol dan 5 assist hanya dari 15 penampilan saja.
Advertisement
Ilham Rio Fahmi (Persija Jakarta)
Bukan tanpa alasan Ilham Rio Fahmi dinobatkan sebagai pemain muda terbaik BRI Liga 1 2022/23. Penampilan pria asal Banjarnegara itu semakin menjadi-jadi musim ini.
Pemain berusia 21 tahun itu tentu tak pernah mengira mendapat kesempatan menjadi suksesor legenda Persija Jakarta, Ismed Sofyan. Tetapi perlahan, ia mampu membuktikan kepantasannya.
Transformasi fisiknya dalam setahun terakhir merupakan bukti komitmen dan dedikasinya terhadap pekerjaan ini. Gemblengan pelatih Thomas Doll semakin meningkatkan kualitasnya sebagai bek sayap modern.
Anderson do Nascimento (Persik Kediri)
Persik Kediri pernah merasakan suramnya berada di posisi juru kunci. Dalam 13 laga perdana, klub berjuluk Macan Putih itu tak pernah merasakan kemenangan.
Manajamen lantas melakukan pembenahan pada jeda paruh musim. Anderson do Nascimento dihadirkan untuk memberikan rasa aman bagi pertahanan.
Dengan lini belakang yang lebih solid, Persik bahkan berhasil merebut 9 kemenangan beruntun di penghujung musim. Manajemen pun tak ragu memberinya perpanjangan kontrak.
Advertisement
Matheus Pato (Borneo FC Samarinda)
Banyak yang mengira gelar topskor akan jadi milik David da Silva pada pertengahan musim. Matheus Pato yang sempat melejit, sempat kehabisan bensin di tengah jalan.
Tetapi masuknya Pieter Huistra di kursi pelatih menjadi turning point bagi penyerang berusia 27 tahun itu. Ketajamannya kembali seperti sedia kala.
Torehan 12 gol dalam 7 laga pamungkas membuatnya melesat di puncak daftar pencetak gol terbanyak. Sepatu emas dan bonus sebesar Rp150 juta berhasil dikantonginya.