Bola.com, Jakarta - PSSI disebut menunggak biaya penyelenggaraan Elite Pro Academy (EPA) 2022 yang terdiri dari kompetisi U-14, U-16, dan U-18. Pelatih Dewa United U-18, Jalal Jalil, mencurahkan isi hatinya.
EPA U-18 musim lalu hanya berjalan satu bulan setengah. Kompetisi dibuka oleh Ketua PSSI periode 2019-2023, Mochamad Iriawan, pada 15 Agustus 2022 dan berakhir pada 2 Oktober tahun yang sama.
Advertisement
Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, mengklaim bahwa PSSI belum membayarkan dana operasional EPA yang berjumlah Rp2,155 miliar, padahal telah menerima uang sponsorship Rp8 miliar dari Mola TV.
Setiap klub EPA U-18, termasuk Dewa United U-18, seharusnya menerima subsidi sebesar Rp200 juta dari PSSI.
Akmal menyebut PSSI sudah menyetor Rp100 juta untuk 18 klub EPA sehingga dana kontribusi terutang menjadi Rp1,8 miliar. Selain itu, honor Match Commisioner Rp115 juta dan volunteer Rp240 juta masih ditunggak.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ungkapan Pelatih Dewa United U-18
"Sampai akhir kompetisi, kami belum menerima uang apapun. Tapi, karena demi pembinaan dan motivasi para pemain, kami tetap bertanding," ujar Jalal Jalil ketika dihubungi Bola.com, Selasa (25/4/2023).
"Ini kan telah menjadi prosedur. Kompetisi usia dini mendapatkan subsidi. Saya tak mengatakan itu janji PSSI, tapi sudah ada aturannya. Misalnya kami mendapatkan kartu kuning atau merah, kami tetap membayar denda."
"Kami memenuhi kewajiban. Kewajiban penyelenggara juga mesti diberikan, jangan hanya menuntut hak saja. Kompetisi ada regulasinya. Kami menjalankan administrasi misalnya sertifikat COVID-19 dan lain-lain," jelasnya.
Advertisement
Menggugurkan Kewajiban
Jalal Jalil juga mengkritisi perhelatan EPA yang hanya berlangsung selama sebulan lebih. Dia melihat PSSI tidak serius dalam melakukan pembinaan kompetisi usia dini.
"Ini hanya menggugurkan kewajiban saja. Seharusnya di usia dini yang dituntut bukan hanya melaksanakan, tapi ujungnya prestasi buat mendukung timnas dalam beberapa tahun lagi," imbuh Jalal Jalil.
"Setiap klub bertanding cuma tiga kali. Seolah hanya kejar tayang saja. Soal penunggakan ini, yang jelas memberatkan manajemen Dewa United secara finansial. Past klub nombok," tuturnya.
Respons Kepengurusan Baru PSSI
Sementara itu, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, buka suara terkait penunggakan pembayaran operasional EPA tahun lalu yang dilakukan kepengurusan lama PSSI.
"Kami juga baru tahu, bahwa PSSI punya hutang Rp2 miliar di EPA musim lalu. Ini juga akan kami cek ya kenapa tidak dibayar dulu, pada EPA yag lalu," ucapnya kepada Bola.com.
"Jadi ini bagian dari yang akan kami audit, utang-piutang yang seperti ini, mengapa tidak dibayar. Mudah-mudahan ini membuat PSSI ke depan semakin baik dan semakin bersih," ungkap Arya.
Advertisement
Rincian Tunggakan PSSI kepada EPA 2022 Menurut SOS
1. Subsidi kepada klub peserta. Setiap tim harusnya mendapatkan Rp200 juta. Tapi, baru dibayarkan separuhnya. Jadi kurangnya Rp100 juta X 18 klub = Rp1,8 miliar.
2. Honor Match Commisioner per pertandingan Rp500 ribu X total jumlah pertandingan U-18, U-16, dan U-14 yakni 230 pertandingan = Rp115 juta.
3. Honor volunteer. Dari 20 orang x Rp300 ribu per hari. Total selama 2 bulan dari akhir Juli 2022-September 2022 = Rp240 juta.
Yuk Lihat Peta Persaingan
Advertisement